Angka Kematian Gangguan Ginjal Akut Meningkat, Kebanyakan Berasal dari Jakarta

Sabtu, 22 Oktober 2022 - 13:02 WIB
loading...
Angka Kematian Gangguan Ginjal Akut Meningkat, Kebanyakan Berasal dari Jakarta
Kenaikan angka kematian akibat gagal ginjal akut ini mengalami kenaikan signifikan sebesar 55 persen sejak terdeteksi pada akhir Agustus 2022. / Foto: ilustrasi/dok.
A A A
JAKARTA - Kebanyakan korban meninggal akibat gangguan gagal ginjal akut berasal dari Jakarta. Data ini seperti diungkapkan Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Mohammad Syahril.

"Paling banyak Jakarta ya. (Rata-rata) usia balita di bawah 5 tahun," kata dr. Syahril dalam Polemik Trijaya berema Misteri Gagal Ginjal Akut, melalui live streaming Youtube MNC Trijaya, Sabtu, (22/10/2022).

Syahril juga mengungkapkan, kenaikan angka kematian akibat gagal ginjal akut ini mengalami kenaikan signifikan sebesar 55 persen sejak terdeteksi pada akhir Agustus 2022.

Baca juga: Covid-19 Varian XBB Sudah Masuk RI, Menkes Budi Gunadi: Kita Amati Terus

"Itulah keprihatinan kita, karena kenaikan yang signifikan, dan angka kematiannya tinggi, 55 persen. Bulan Agustus akhir itu kita sudah mendata itu gagal ginjal akut meningkat. Kan biasanya hanya satu, dua dari setiap bulan yang dilaporkan melalui Ikatan Dokter Anak Indonesia. Terlalu ada angka-angka yang mencurigakan," jelas dia.

Syahril juga menyampaikan bahwa kasus gagal ginjal akut yang terjadi belakangan ini bukan kasus pertama di Indonesia. Sebenarnya, kasus ini sudah ada di tahun-tahun sebelumnya.

Namun, untuk dugaan penyebab karena keracunan (intoksikasi) etilen glikol obat sirup baru terjadi di tahun 2022.

"Gagal ginjal itu sebenarnya penyebabnya bermacam-macam. Sering terjadi hampir setiap tahun ada. Tapi yang dikaitkan dengan intoksikasi obat yang saat ini angkanya cukup signifikan. Selama ini mungkin kan karena infeksi, karena dehidrasi, karena pendarahan. Jadi tidak terlalu mendapat perhatian kita karena kasus-kasus yang sangat biasa," bebernya.

"Jadi (gagal ginjal) selama ini tidak berkaitan dengan intoksikasi obat seperti yang terjadi saat ini," sambung dr. Syahril.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1286 seconds (0.1#10.140)