Kemenkes Ingatkan Masyarakat untuk Kenali Gejala Khas Gangguan Ginjal Akut Berikut Ini

Sabtu, 22 Oktober 2022 - 14:33 WIB
loading...
Kemenkes Ingatkan Masyarakat...
Kementerian Kesehatan RI mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai salah satu gejala paling khas pada gangguan ginjal akut yang dialami anak-anak. / Foto: ilustrasi/freepik.com
A A A
JAKARTA - Kementerian Kesehatan RI mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai salah satu gejala paling khas pada gangguan ginjal akut yang dialami anak-anak.

Juru Bicara Kemenkes, dr. Mohammad Syahril memaparkan bahwa 131 korban meninggal akibat gangguan ginjal akut kebanyakan anak-anak di bawah 5 tahun dengan gejala awal berupa sejumlah gangguan metabolisme tubuh.

"Ada yang disebut dengan istilah gangguan ginjal akut. Gangguan dulu ya. Ginjal itu kan pusat metabolisme tubuh kita, dengan hasil akhirnya, dengan hasil outputnya, sisa metabolisme itu disebutnya ya dengan air kencing itu," ujar dr. Syahril dalam Polemik Trijaya bertema Misteri Gagal Ginjal Akut, melalui live streaming Youtube MNC Trijaya, Sabtu, (22/10/2022).

Baca juga: Angka Kematian Gangguan Ginjal Akut Meningkat, Kebanyakan Berasal dari Jakarta

"Nah apabila dia kena infeksi, atau dehidrasi itu gangguan dulu, terganggu dia. Tapi begitu gangguan ini berlanjut, maka ancamannya menjadi gagal ginjal akut," lanjut dia.

Menurutnya, ciri atau gejala yang paling khas pada gagal ginjal akut yang perlu diwaspadai masyarakat adalah berkurangnya frekuensi dan jumlah buang air kecil.

"Dan ini khasnya, buat masyarakat juga atau buat kita semua, itu ditandai dengan frekuensi buang air kecil. Yang kedua, jumlahnya juga. Biasanya anak kecil itu buang air kecil sampai 12 kali sehari. Tapi kok misal berkurang," tuturnya.

"Begitupun jumlahnya, biasanya banyak atau sedikit. Itu harus tanda-tanda yang khas, yang jangan sampai lebih jauh lagi sampai ada anak yang memang betul-betul tidak bisa keluar air kencingnya," lanjut dr. Syahril.



Lebih lanjut, dr. Syahril mengutarakan jika gejala sepele inilah yang menjadi salah satu penyebab 131 korban meninggal dunia. Hal itu tidak banyak disadari masyarakat, karena penanganan yang cenderung terlambat.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1789 seconds (0.1#10.140)