Waspada! Pria Bisa Alergi Sperma Sendiri, Bersin dan Batuk usai Orgasme

Rabu, 26 Oktober 2022 - 14:30 WIB
loading...
Waspada! Pria Bisa Alergi...
Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa beberapa pria bisa mengalami alergi sperma sendiri. Kondisi ini memiliki gejala seperti bersin, batuk atau demam. Foto/Medical News Today
A A A
JAKARTA - Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa beberapa pria bisa mengalami alergi sperma sendiri. Kondisi yang dikenal sebagai post-orgasmic illness syndrome (POIS) ini memiliki gejala seperti kelemahan otot, bersin, batuk atau demam.

Dilansir dari New York Post, Rabu (26/10/2022) gejala juga dapat mencakup masalah dengan bicara, konsentrasi, dan memori. Para peneliti percaya reaksi tersebut dapat disebabkan oleh respon alergi atau autoimun terhadap sperma.

Andrew Shanholtzer, rekan penulis studi dari Oakland University William Beaumont School of Medicine mengatakan bahwa hampir 60 kasus post-orgasmic illness syndrome telah diidentifikasi. Namun, banyak yang tidak sadar mengalaminya.

“Banyak penyedia layanan kesehatan tidak mengetahuinya, apalagi publik. Kemungkinan besar itu kurang terdiagnosis, dengan banyak penderita di luar sana,” kata Andrew.



Post-orgasmic illness syndrome sering salah didiagnosis karena statusnya yang sedikit diketahui. Kondisi ini menyebabkan pasien menjalani banyak tes dan perawatan yang tidak perlu.

Studi tersebut mengatakan tidak ada pengobatan yang paling efektif saat ini. Namun, beberapa laporan kasus telah membuktikan desensitisasi, terapi hormon, dan perawatan lain dapat membantu meskipun bersifat eksperimental dan belum uji klinis.

Meskipun tidak ada obat yang diketahui, Andrew dan timnya telah berhasil merawat pria berusia 27 tahun pengidap POIS. Ketika pria itu berusia 18 tahun, dia mengalami batuk, bersin, pilek dan mengalami ruam seperti sarang di lengannya setelah orgasme.

Dia juga mengalami pembengkakan pada kelenjar getah bening di wajah dan lehernya. Semakin dia ejakulasi, semakin parah gejalanya.



Tidak ada dokter umum yang bisa mengetahui apa yang salah dengannya. Karena itu, tim ilmuwan bereksperimen dengan berbagai jenis antihistamin sampai mereka menemukan solusi dengan fexofenadine yang mengurangi gejalanya hingga 90 persen.

Andrew mengungkapkan bahwa alergi sperma dapat timbul dari infeksi atau cedera pada testis, yang dapat menyebabkan jumlah sperma mikroskopis masuk ke aliran darah. Sel-sel kekebalan dalam tubuh dilatih untuk menyerang zat asing yang ditemukan.

Ada sel-sel khusus yang disebut sel sertoli yang memelihara dan mengelilingi sperma dan menjaganya tetap terisolasi dari sel-sel kekebalan tubuh. Ketika sel sertoli rusak, sperma terpapar ke sistem kekebalan tubuh untuk pertama kalinya dan sistem kekebalan tubuh menyerang sperma seperti virus atau bakteri asing.

Gejala alergi dapat bertahan dari beberapa hari hingga seminggu dan sekarang diakui sebagai penyebab disfungsi seksual pada pria. Gejala dapat terjadi segera, dalam beberapa menit atau dalam beberapa jam setelah orgasme dan akan terjadi baik selalu atau hampir setiap saat.

(dra)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2226 seconds (0.1#10.140)