Mengenal Frontline Perbatasan Korsel dan Korut yang Jadi Tempat Wajib Militer Jin BTS

Kamis, 24 November 2022 - 15:45 WIB
loading...
A A A
DMZ membentang sepanjang Semenanjung Korea, memisahkan kedua Korea dengan pagar beraliran listrik dan petak-petak tanah yang dipenuhi ranjau.

Hwang Kyung Yoon, mantan tentara Korea lainnya mengaku ditempatkan kurang dari satu mil jauhnya (1,5 km) dari pos penjagaan Korea Utara setelah dia menjalani wajib militer di Brigade Infanteri ke-38 Korea Selatan sebagai pengintai. Dia mengingat waktunya sangat melelahkan secara fisik dan mental tetapi bermakna.

“Bertugas di frontline adalah kesempatan langka bagi saya untuk mengamati tentara Korea Utara. Banyak pikiran terlintas di benak saya saat bekerja di dataran tinggi tempat pertempuran paling berdarah terjadi selama Perang Korea," ujar Hwang Kyung Yoon.

Karena kedekatan mereka dengan Korea Utara, tentara frontline juga menghadapi peraturan yang lebih ketat daripada rekan mereka yang jauh dari perbatasan. Hwang Kyung Yoon ingat bahwa patroli perbatasan sangat menantang.



“Dulu ketika saya bertugas pada 2013, saya tidak diizinkan menggunakan telepon. Saya merasa sangat terputus dari dunia luar,” ucap Cho Kyung Bin yang bertugas di Divisi Infanteri ke-1 di Paju, timur laut Seoul.

“Kami harus bangun dan siap setiap hari pada pukul 5 pagi. Beberapa hari, kami bekerja tambahan enam jam bahkan setelah kembali dari patroli yang panjang," imbuh Hwang Kyung Yoon.

Namun, bertugas di frontline juga memiliki keuntungan. Menurut Cho Kyung Bin, mereka yang bertugas di unit ini akan lebih diperhatikan oleh militer Korea, termasuk soal urusan senjata yang canggih dan makanan.

“Karena kami berada di garis depan, militer merawat kami. Kami terkadang disuguhi es krim dan semangka. Peralatan kami, seperti senapan dan seragam kami, juga lebih baik dari unit lain," jelas Cho Kyung Bin.

Cho Kyung Bin juga menyebut bahwa kehidupan di perbatasan lebih sederhana daripada kehidupan tentara lainnya. “Saya menghabiskan waktu luang saya hanya dengan membaca buku dan berolahraga, tidak ada televisi, tidak ada komputer. Itu sebenarnya cukup bagus," tutup Cho Kyung Bin.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1426 seconds (0.1#10.140)