Mengenal Midodareni, Tradisi Pernikahan Adat Jawa yang Dijalani Kaesang dan Erina Gudono

Senin, 05 Desember 2022 - 18:06 WIB
loading...
Mengenal Midodareni,...
Kaesang Pangarep dan Erina Gudono sebentar lagi akan melangsungkan akad nikah, pada Sabtu, (10/12/2022) mendatang. Keduanya pun segera menjalani tradisi midodareni saat menjelang pernikahan. Foto/Instagram
A A A
JAKARTA - Kaesang Pangarep dan Erina Gudono sebentar lagi akan melangsungkan akad nikah, pada Sabtu, (10/12/2022) mendatang.

Serangkaian prosesi adat pun dilakukan sebelum acara pernikahan itu tiba, salah satunya yakni tradisi Midodareni.

Apa itu prosesi adat Midodareni? Dilansir dari berbagai sumber, prosesi Midosareni merupakan serangkaian upacara yang dijalani pada pernikahan adat Jawa.

Asal kata Midodareni sendiri yakni berasal dari kata widodari atau bidadari yang turun dari langit. Tradisi ini berasal dari legenda Jaka Tarub dan Nawangwulan.



Pada prosesi ini, masyarakat Jawa percaya bahwa pada malam tersebut akan ada bidadari yang turun dari kayangan untuk menyambangi kediaman calon pengantin wanita. Konon ceritanya, bidadari ini akan memberi wahyu sehingga dapat mempercantik dan menyempurnakan calon pengantin wanita.

Tradisi Midodareni dilakukan setelah mempelai melakukan upacara siraman, yang merupakan tahap pembersihan bagi kedua calon pengantin sebelum hari sakral pernikahan.

Prosesi Midodareni biasanya juga akan melakukan pemberian seserahan, dimana calon mempelai pria datang bersama keluarganya ke kediaman pengantin wanita dengan mengenakan busana Jawa beskap landung/surjan (untuk adat Jogja) tanpa keris.

Mereka yang datang nantinya akan membawa seserahan untuk canlon pengantin, berupa pakaian, alas kaki, kosmetik, buah-buahan dan makanan.



Seserahan tidaklah sama seperti peningset dan bukanlah sebuah keharusan melainkan tanpa kasih ikatan kekeluargaan. Seserahan tersebut nantinya diserahkan oleh wakil dari pihak calon pengantin pria kepada ibu mempelai wanita dan untuk selanjutnya disimpan di kamar pengantin.

Berikut beberapa susunan prosesi Midodareni:

1. Jonggolan (Nyantrik)

Jonggolan atau nyantarik merupakan momen dimana datangnya calon pengantin pria ke tempat calon mertua. ‘Njonggol’ diartikan juga sebagai menampakkan diri.

Tujuannya untuk memperlihatkan bahwa ia dalam keadaan sehat, dan selamat, serta hatinya untu mantap untuk menikahi putri mereka.

2. Tantingan

Usai calon mempelai pria datang menunjukkan kemantapan hatinya dan diterima niatnya oleh keluarga wanita, sekali lagi ia akan ditanya oleh kedua orangtuanya, perihal kemantapan hatinya.

Dan calon mempelai wanita hanya diperbolehkan berada di dalam kamar pengantin, yang dapat melihatnya pun hanya saudara dan tamu wanita saja.

3. Pembacaan dan Penyerahan Catur Wedha

Catur Wedha merupakan prosesi untuk memberikan wejangan yang disampaikan oleh calon bapak mertua/ bapak calon pengantin wanita kepada si pria. Catur wedha ini berisi empat pedoman hidup diharapkan catur wedha ini menjadi bekal untuk calon pengantin dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

4. Wilujengan Majemukan

Setelah pembacaan catur wedha, acara midodareni Jawa ditutup dengan wilujengan majemukan. Dalam acara ini, para orangtua dari kedua calon mempelai saling bertemu dan merelakan anak mereka untuk membentuk rumah tangga.
(hri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1437 seconds (0.1#10.140)