Cara Bernapas Memengaruhi Daya Tahan Tubuh Seseorang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tarik napas melalui hidung dan buang napas melalui mulut bukan hanya sesuatu yang dapat dilakukan di kelas yoga. Sebenarnya, bernapas dengan cara ini akan memberikan manfaat medis yang bagus untuk membantu tubuh melawan infeksi virus.
Rongga hidung menghasilkan molekul nitrogen oksida (NO) yang dapat meningkatkan aliran darah melalui paru-paru dan meningkatkan oksigen dalam darah. Menghirup udara melalui hidung tidak akan berdampak langsung ke paru-paru, di mana ia membantu melawan infeksi virus korona dan menghalangi replika virus di paru-paru.
Mengutip laman Scitechdaily, Profesor Emeritus dari Farmakologi Molekuler & Medis Fakultas Kedokteran Universitas California, Louis J Ignarro, mengungkapkan bahwa orang yang berolahraga atau melakukan yoga mendapat manfaat dari menghirup udara melalui hidung daripada mulut. Seseorang akan merasa lebih segar dan memiliki daya tahan lebih besar ketika saturasi oksigen darah semakin tinggi.
“Saya adalah satu dari tiga ahli farmakologi yang memenangkan Hadiah Nobel pada 1998 karena menemukan bagaimana nitrogen oksida diproduksi dalam tubuh dan cara kerjanya,” kata Ignarro. (Baca: Perkuat Pengaruh di Libya, Turki Dituduh Mengepung Mesir)
NO adalah molekul yang memicu banyak efek fisiologis berbeda. Ini juga digunakan secara klinis sebagai gas yang secara selektif melebarkan arteri paru pada bayi baru lahir dengan hipertensi paru.
NO diproduksi terus-menerus oleh 1 triliun sel yang terbentuk dalam suatu lapisan atau endotelium, dari 100.000 mil arteri dan vena di dalam tubuh kita, terutama paru-paru. NO yang diturunkan dari endotelium berfungsi untuk mengendurkan otot polos arteri yang mencegah tekanan darah tinggi dan meningkatkan aliran darah ke semua organ. Peran vital lain dari NO adalah mencegah pembekuan darah di arteri normal.
Selain merelaksasikan otot polos pembuluh darah, NO juga melemaskan otot polos di saluran udara seperti trakea dan bronkiolus. Ini membuatnya lebih mudah untuk bernapas.
Jenis lain dari relaksasi otot polos yang dimediasi NO terjadi pada jaringan ereksi (corpus cavernosum), yang menghasilkan ereksi penis. Faktanya, NO adalah mediator utama ereksi penis dan gairah seksual.
Saat ini, NO yang terhirup sedang dalam uji klinis untuk perawatan pasien Covid-19. Para peneliti berharap bahwa tiga tindakan utama dari NO dapat membantu seseorang berjuang melawan virus.
Pertama adalah melebarkan arteri paru-paru dan meningkatkan aliran darah melalui paru-paru. Kedua, melebarkan saluran udara dan meningkatkan pengiriman oksigen ke paru-paru dan darah. Terakhir, secara langsung membunuh dan menghambat pertumbuhan dan persebaran virus korona di paru-paru.
Dalam sebuah penelitian in-vitro yang dilakukan pada 2004 selama wabah SARS terakhir, NO mampu meningkatkan daya tahan tubuh seseorang untuk menghindari infeksi. Artinya, ini menunjukkan bahwa NO memiliki efek langsung sebagai antivirus. (Baca juga: Tiga Nutrisi yang Dapat Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa NO secara signifikan menghambat siklus replika SARS-CoV. Ia memblokir produksi protein virus dan bahan genetiknya, RNA. Inhalasi NO juga efektif terhadap SARS-CoV pada pasien yang sakit parah dengan pneumonia.
Beberapa institusi di dunia sedang melakukan uji klinis inhalasi NO pada pasien Covid-19 sedang hingga berat, yang membutuhkan ventilator. Uji klinis inhalasi NO diharapkan terbukti sebagai terapi yang efektif sehingga dapat mengurangi kebutuhan ventilator dan tempat tidur di ICU. (Lihat videonya: Kapal Tak Bisa Sandar, Sapi Dilempar ke Laut)
Secara tidak sadar, sinus di rongga hidung ternyata menghasilkan NO secara terus-menerus. NO yang diproduksi di rongga hidung secara kimia identik dengan NO yang digunakan secara klinis dengan inhalasi. Jadi, menghirup udara melalui hidung tidak akan diteruskan ke paru-paru secara langsung.
Sementara menunggu hasil uji klinis NO inhalasi dan pengembangan vaksin Covid-19, tidak ada salahnya untuk berlatih bernapas dengan benar. Menarik napas melalui hidung dan membuangnya melalui mulut dapat memaksimalkan inhalasi NO ke paru-paru. (Fandy)
Rongga hidung menghasilkan molekul nitrogen oksida (NO) yang dapat meningkatkan aliran darah melalui paru-paru dan meningkatkan oksigen dalam darah. Menghirup udara melalui hidung tidak akan berdampak langsung ke paru-paru, di mana ia membantu melawan infeksi virus korona dan menghalangi replika virus di paru-paru.
Mengutip laman Scitechdaily, Profesor Emeritus dari Farmakologi Molekuler & Medis Fakultas Kedokteran Universitas California, Louis J Ignarro, mengungkapkan bahwa orang yang berolahraga atau melakukan yoga mendapat manfaat dari menghirup udara melalui hidung daripada mulut. Seseorang akan merasa lebih segar dan memiliki daya tahan lebih besar ketika saturasi oksigen darah semakin tinggi.
“Saya adalah satu dari tiga ahli farmakologi yang memenangkan Hadiah Nobel pada 1998 karena menemukan bagaimana nitrogen oksida diproduksi dalam tubuh dan cara kerjanya,” kata Ignarro. (Baca: Perkuat Pengaruh di Libya, Turki Dituduh Mengepung Mesir)
NO adalah molekul yang memicu banyak efek fisiologis berbeda. Ini juga digunakan secara klinis sebagai gas yang secara selektif melebarkan arteri paru pada bayi baru lahir dengan hipertensi paru.
NO diproduksi terus-menerus oleh 1 triliun sel yang terbentuk dalam suatu lapisan atau endotelium, dari 100.000 mil arteri dan vena di dalam tubuh kita, terutama paru-paru. NO yang diturunkan dari endotelium berfungsi untuk mengendurkan otot polos arteri yang mencegah tekanan darah tinggi dan meningkatkan aliran darah ke semua organ. Peran vital lain dari NO adalah mencegah pembekuan darah di arteri normal.
Selain merelaksasikan otot polos pembuluh darah, NO juga melemaskan otot polos di saluran udara seperti trakea dan bronkiolus. Ini membuatnya lebih mudah untuk bernapas.
Jenis lain dari relaksasi otot polos yang dimediasi NO terjadi pada jaringan ereksi (corpus cavernosum), yang menghasilkan ereksi penis. Faktanya, NO adalah mediator utama ereksi penis dan gairah seksual.
Saat ini, NO yang terhirup sedang dalam uji klinis untuk perawatan pasien Covid-19. Para peneliti berharap bahwa tiga tindakan utama dari NO dapat membantu seseorang berjuang melawan virus.
Pertama adalah melebarkan arteri paru-paru dan meningkatkan aliran darah melalui paru-paru. Kedua, melebarkan saluran udara dan meningkatkan pengiriman oksigen ke paru-paru dan darah. Terakhir, secara langsung membunuh dan menghambat pertumbuhan dan persebaran virus korona di paru-paru.
Dalam sebuah penelitian in-vitro yang dilakukan pada 2004 selama wabah SARS terakhir, NO mampu meningkatkan daya tahan tubuh seseorang untuk menghindari infeksi. Artinya, ini menunjukkan bahwa NO memiliki efek langsung sebagai antivirus. (Baca juga: Tiga Nutrisi yang Dapat Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa NO secara signifikan menghambat siklus replika SARS-CoV. Ia memblokir produksi protein virus dan bahan genetiknya, RNA. Inhalasi NO juga efektif terhadap SARS-CoV pada pasien yang sakit parah dengan pneumonia.
Beberapa institusi di dunia sedang melakukan uji klinis inhalasi NO pada pasien Covid-19 sedang hingga berat, yang membutuhkan ventilator. Uji klinis inhalasi NO diharapkan terbukti sebagai terapi yang efektif sehingga dapat mengurangi kebutuhan ventilator dan tempat tidur di ICU. (Lihat videonya: Kapal Tak Bisa Sandar, Sapi Dilempar ke Laut)
Secara tidak sadar, sinus di rongga hidung ternyata menghasilkan NO secara terus-menerus. NO yang diproduksi di rongga hidung secara kimia identik dengan NO yang digunakan secara klinis dengan inhalasi. Jadi, menghirup udara melalui hidung tidak akan diteruskan ke paru-paru secara langsung.
Sementara menunggu hasil uji klinis NO inhalasi dan pengembangan vaksin Covid-19, tidak ada salahnya untuk berlatih bernapas dengan benar. Menarik napas melalui hidung dan membuangnya melalui mulut dapat memaksimalkan inhalasi NO ke paru-paru. (Fandy)
(ysw)