Manfaat Pelihara Hewan secara Psikologis, Jadi Teman Curhat hingga Redakan Stres
loading...
A
A
A
JAKARTA - Memelihara hewan kini menjadi tren di kalangan masyarakat urban. Tak sekadar merawat, kehadiran hewan ini juga dipercaya memberi manfaat secara psikologis bagi mereka yang merawatnya.
Merawat, memandikan, bermain, atau membelai hewan peliharaan ternyata dapat menjadi aktivitas yang menyenangkan. Sehingga, tak heran, memiliki hewan peliharaan juga dipercaya bermanfaat untuk mengatasi stres.
Bahkan, hal tersebut juga sudah dibuktikan dari beberapa penelitian yang dilakukan. Salah satunya, menurut penelitian yang dipublikasikan oleh Frontiers in Psychology, yang menyebutkan bahwa bermain dengan hewan peliharaan dapat meningkatkan hormon oksitosin. Hormon ini berperan dalam memberikan rasa nyaman dan bahagia pada manusia.
Hal senada diungkapkan oleh Anggara Fajri Prasafitra, salah seorang owner klinik hewan. Menurutnya, hewan peliharaan bisa menjadi perantara seseorang untuk mengeluarkan emosi atau perasaannya. Misalnya, ketika curhat dengan hewan peliharaan.
“Jadi sebenarnya penelitian ini kan udah banyak ya. Kalau yang jelas gini, ketika kita curhat dengan manusia, itu berita kita bisa sampai ke mana-mana. Tetapi ketika kita curhatnya ke hewan, kita ngeluarin semuanya meskipun nggak ada respons, kita keluarin itu nggak akan bocor. Karena itu kan sebenarnya manusia secara psikis yang penting mengeluarkan emosinya, setelah itu dia tenang,” tutur Anggara dalam Podcast Aksi Nyata di kanal YouTube Partai Perindo, Rabu (28/12/2022).
“Nah itulah kenapa banyak orang memelihara hewan, dan senang ketika ia pulang bekerja berinteraksi dengan hewannya,” lanjutnya.
Meski begitu, Anggara mengimbau, memelihara hewan sebaiknya tidak boleh setengah-setengah alias hanya mengikuti tren semata. Pasalnya, sama halnya dengan mengurus anak, memelihara hewan juga butuh tanggung jawab, baik dari segi perawatan hingga kasih sayang.
“Karena bagaimanapun perawatan hewan itu butuh dana. Karena hewan yang kita pelihara itu bukan hewan liar. Bukan kucing hutan yang bisa makan tikus, atau makan hewan-hewan di luar. Tapi dia butuh makanan komersil untuk pemenuhan nutrisinya. Dan juga butuh vaksin, obat cacing, obat kutu, dan lain-lain,” ungkapnya.
“Nah, kalau kamu nggak punya waktu, ya udah jangan pelihara hewan. Kamu mending jadi rescuer aja. Karena ketika kita adopsi hewan itu menjadi milik kita sepenuhnya, dan mereka nggak punya teman main selain kita,” lanjut dokter pemilik tiga ekor kucing itu.
Merawat, memandikan, bermain, atau membelai hewan peliharaan ternyata dapat menjadi aktivitas yang menyenangkan. Sehingga, tak heran, memiliki hewan peliharaan juga dipercaya bermanfaat untuk mengatasi stres.
Bahkan, hal tersebut juga sudah dibuktikan dari beberapa penelitian yang dilakukan. Salah satunya, menurut penelitian yang dipublikasikan oleh Frontiers in Psychology, yang menyebutkan bahwa bermain dengan hewan peliharaan dapat meningkatkan hormon oksitosin. Hormon ini berperan dalam memberikan rasa nyaman dan bahagia pada manusia.
Hal senada diungkapkan oleh Anggara Fajri Prasafitra, salah seorang owner klinik hewan. Menurutnya, hewan peliharaan bisa menjadi perantara seseorang untuk mengeluarkan emosi atau perasaannya. Misalnya, ketika curhat dengan hewan peliharaan.
“Jadi sebenarnya penelitian ini kan udah banyak ya. Kalau yang jelas gini, ketika kita curhat dengan manusia, itu berita kita bisa sampai ke mana-mana. Tetapi ketika kita curhatnya ke hewan, kita ngeluarin semuanya meskipun nggak ada respons, kita keluarin itu nggak akan bocor. Karena itu kan sebenarnya manusia secara psikis yang penting mengeluarkan emosinya, setelah itu dia tenang,” tutur Anggara dalam Podcast Aksi Nyata di kanal YouTube Partai Perindo, Rabu (28/12/2022).
“Nah itulah kenapa banyak orang memelihara hewan, dan senang ketika ia pulang bekerja berinteraksi dengan hewannya,” lanjutnya.
Meski begitu, Anggara mengimbau, memelihara hewan sebaiknya tidak boleh setengah-setengah alias hanya mengikuti tren semata. Pasalnya, sama halnya dengan mengurus anak, memelihara hewan juga butuh tanggung jawab, baik dari segi perawatan hingga kasih sayang.
“Karena bagaimanapun perawatan hewan itu butuh dana. Karena hewan yang kita pelihara itu bukan hewan liar. Bukan kucing hutan yang bisa makan tikus, atau makan hewan-hewan di luar. Tapi dia butuh makanan komersil untuk pemenuhan nutrisinya. Dan juga butuh vaksin, obat cacing, obat kutu, dan lain-lain,” ungkapnya.
“Nah, kalau kamu nggak punya waktu, ya udah jangan pelihara hewan. Kamu mending jadi rescuer aja. Karena ketika kita adopsi hewan itu menjadi milik kita sepenuhnya, dan mereka nggak punya teman main selain kita,” lanjut dokter pemilik tiga ekor kucing itu.
(tsa)