Pentingnya Tablet Penambah Darah untuk Ibu Hamil, Bantu Cegah Anemia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ibu hamil membutuhkan tablet penambah darah untuk mencegah anemia . Kodisi ini sendiri bisa menyebabkan anak mengalami stunting atau masalah kurang gizi kronis di kemudian hari.
Namun sayang, tak semua ibu hamil mengetahui pentingnya tablet penambah darah. Bahkan beberapa di antaranya masih ada yang menganggal hal tersebut sebagai mitos.
"Yang betul fakta. Waktu hamil itu kan terbentuk kantong kehamilan dulu namanya plasenta, di dalam kantong kehamilan itu ada anaknya yang dapat makanan untuk tumbuh yang zat gizi dari ibunya," kata Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Maria Endang Sumiwi dikutip dari kanal YouTube Kemenkes, Selasa (3/1/2023).
"Ibunya mengantar zat-zat itu, lewat darah merah. Jadi sirkulasi sistem sirkulasi darah ibu dan janin itu jadi satu," sambungnya.
Peranan darah dalam tubuh sangat penting, terkhusus ibu hamil untuk menyalurkan nutrisi atau gizi ke janinnya. Juga volume darah sebelum dan saat hamil berbeda. Saat hamil membutuhkan lebih banyak karena terbagi dua dengan anak yang dikandung.
Sementara itu, pembentukan sel darah baru terbentuk di tiga bulan pertama. Karena itu, Endang mengimbau agar setiap wanita sebelum melakukan program kehamilan perlu melakukan pemeriksaan kesehatan dan konsumsi tablet penambah darah.
"Kita butuh bahan untuk bikin sel darah tadi yang kurirnya antar gizi. Itu sel darah merah itu penting banget, sel darah merah kan dibikinnya dari macam-macam asupan gizinya," jelas Endang.
"Jadi tadi tablet tambah darah itu diperlukan untuk nambah kurir gitu," tambahnya.
Berdasarkan data Riskesdas 2018, sebanyak 48,9 persen ibu hamil mengalami anemia, 17,3 persen ibu hamil mengalami kekurangan energi kronis (KEK), dan 28 persen ibu hamil memiliki risiko komplikasi persalinan yang menyebabkan kematian.
Namun sayang, tak semua ibu hamil mengetahui pentingnya tablet penambah darah. Bahkan beberapa di antaranya masih ada yang menganggal hal tersebut sebagai mitos.
"Yang betul fakta. Waktu hamil itu kan terbentuk kantong kehamilan dulu namanya plasenta, di dalam kantong kehamilan itu ada anaknya yang dapat makanan untuk tumbuh yang zat gizi dari ibunya," kata Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Maria Endang Sumiwi dikutip dari kanal YouTube Kemenkes, Selasa (3/1/2023).
"Ibunya mengantar zat-zat itu, lewat darah merah. Jadi sirkulasi sistem sirkulasi darah ibu dan janin itu jadi satu," sambungnya.
Peranan darah dalam tubuh sangat penting, terkhusus ibu hamil untuk menyalurkan nutrisi atau gizi ke janinnya. Juga volume darah sebelum dan saat hamil berbeda. Saat hamil membutuhkan lebih banyak karena terbagi dua dengan anak yang dikandung.
Sementara itu, pembentukan sel darah baru terbentuk di tiga bulan pertama. Karena itu, Endang mengimbau agar setiap wanita sebelum melakukan program kehamilan perlu melakukan pemeriksaan kesehatan dan konsumsi tablet penambah darah.
"Kita butuh bahan untuk bikin sel darah tadi yang kurirnya antar gizi. Itu sel darah merah itu penting banget, sel darah merah kan dibikinnya dari macam-macam asupan gizinya," jelas Endang.
"Jadi tadi tablet tambah darah itu diperlukan untuk nambah kurir gitu," tambahnya.
Berdasarkan data Riskesdas 2018, sebanyak 48,9 persen ibu hamil mengalami anemia, 17,3 persen ibu hamil mengalami kekurangan energi kronis (KEK), dan 28 persen ibu hamil memiliki risiko komplikasi persalinan yang menyebabkan kematian.
(dra)