Eksotika Tenun Baduy di Tangan

Selasa, 28 April 2015 - 09:07 WIB
Eksotika Tenun Baduy di Tangan
Eksotika Tenun Baduy di Tangan
A A A
Amanda I Lestari, tenun Baduy disulap menjadi deretan busana yang eksotis. Melalui Lekat, berbagai elemen keindahan tekstil tradisional suku Baduy dituangkan.

Sebagai bentuk dukungan terhadap emansipasi dan pemberdayaan perempuan Indonesia , Purna Paskibraka Indonesia (PPI) DKI Jakarta menyelenggarakan acara berbagi inspirasi dengan nama Kartini Movement .

Bertempat di FX Sudirman, Jakarta, acara ini dihelat pada Minggu (26/4). Pada rangkaian acara Kartini Movement ini terdapat pula peragaan busana oleh Amanda I Lestari. Melalui Lekat, dia menghadirkan koleksi busana ready to wear dengan tema “Partspective dan The Old/Journey to the Nomad” . “Setiap pelosok pulau Indonesia selalu memiliki keindahan kain-kain tenun yang cantik. Salah satu tenun yang menurut saya unik adalah tenun Baduy yang berasal dari Kabupaten Banten,” kata perempuan yang akrab disapa Mandy ini.

Mandy yang merupakan Direktur Kreatif Lekat menjelaskan, di Baduy ada suku Baduy Dalam dan Baduy Luar. Baduy Luar ini yang sudah bisa menerima peradaban modern dan mau berkomunikasi. “Kami mendapatkan kain tenun Baduy dari para wanita perajin di Baduy Luar. Sementara Baduy Dalam masih benar-benar alami dan tidak mau ada persentuhan dengan modernitas sama sekali,”paparnya Alasan Mandy menggunakan tenun Baduy karena belum banyak orang yang mengetahui Baduy juga memiliki tenun.

Selain itu, Mandy menjelaskan kain tenun Baduy memiliki filosofi yang menjadi narasi atau kosakata masa lalu. Adapun, nomaden atau berpindah tempat bermakna bahwa kain tenun ini berbicara dengan bebas tentang masa kini dan masa depan budaya. “Kain Baduy yang inspirasinya sangat lokal penuh filosofi ini akan menjadi karya modern dan menuju pasar dunia atau global,” kata Mandy. Melalui Lekat, Mandy menuangkan berbagai elemen keindahan tekstil tradisional suku Baduy.

Dia menyajikan koleksi busananya dalam potongan-potongan perspektif dan menarasikan tradisi melalui tren warna-warna pop yang cerah. “Kekhasan tenun Baduy adalah motif lurik dalam warna-warna pekat,” tutur Mandy. Dia mengubah helaian tenun menjadi gaya modern dengan mengombinasikan motif dan lurik di atas bahan linen dan tweed . Kemudian untuk menghasilkan kesanchic, dia menyulap tenun Baduy dalam beragam warna pop, seperti merah, marun, ungu, hitam, hingga warna-warna pastel.

Sementara kesan klasik diciptakannya dari pola edgy. Aksen istimewa juga hadir dari pembubuhan teknik unfinished sehingga terlihat untaian benang tenun pada busana-busana tersebut. Secara garis besar, seluruh koleksi ready to wear Mandy didesain simpeldengan siluet modern, mulai rompi, celana pendek, rok, hingga dress . Dengan demikian, busananya ini dapat digunakan di berbagai kesempatan, seperti ke kantor ataupun saat jalan-jalan santai. “Koleksi ini saya kreasikan dengan gaya dinamis sekaligus eksklusif dalam balutan tenun dengan rasa tradisional dan modern,” tutur Mandy.

Dalam acara Kartini Movement ini, Lekat juga menawarkan aksesori khas Baduy berupa kalung, gelang, tas, serta sepatu. Kisaran harga yang ditawarkan mulai Rp350.000 sampai Rp1,2 juta untuk busana. Sementara harga tas mulai Rp1,2 juta hingga Rp 2,5 juta. Sepatu dan sandal dijual mulai Rp550.000 hingga Rp750.000.

Dwi nur ratnaningsih
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9133 seconds (0.1#10.140)