Dua Pasang Hati

Kamis, 11 Juni 2015 - 10:03 WIB
Dua Pasang Hati
Dua Pasang Hati
A A A
Bokong Lara jadi panas lama-lama duduk di kursi kantin, akhirnya ia memutuskan untuk menyudahi istirahatnya lalu menghubungi kakak iparnya sudah ada di mana.

Begitu Lara sudah bertemu dengan Revan dan Rara, segeralah mereka menuju ruang praktik Keenan. Awalnya Lara enggan memberi tahu siapa dokter yang memeriksakan Rara, tapi mau gimana lagi, Revan nggak berhenti nanya siapa nama dokternya, jadi ia terpaksa membuka mulutnya.

”Kak, janji ya, nanti jangan macem-macemin Keenan,” pinta Lara. Ia tahu betul kakaknya ini kadang gampang marah, kalo tahu siapa yang berani menyakiti adik semata wayangnya. Revan hanya mengangguk dan nggak berbicara banyak pada Lara mengenai Keenan. Walaupun ia tahu cowok itu pernah menyakiti adiknya, tapi ia nggak bisa berbuat apa pun, karena nama istrinya telah terdaftar menjadi pasiennya.

”Nyonya Rara Garcia? Silakan masuk ke ruangan,” suara perawat membangunkan Revan dan Rara yang sempat beristirahat. Tak seperti mereka yang dengan tenangnya masuk ke ruangan itu, malah gentian Lara yang cemas, ketakutan kalo kakaknya akan bertindak aneh-aneh pada Keenan. Ia tak berhenti meremas tangannya sendiri. Beberapa menit sudah terlewati selama Revan dan Rara berada di dalam, mudah-mudahan si Keenan nggak diapa-apain sama Kak Revan, Lara berdoa dalam hati.

Eh, tunggu. Kenapa Lara jadi peduli soal Keenan lagi, sih? Bukannya bagus kalo Revan melayangkan satu tonjokan pada Keenan, secara dia sudah membuat Lara terluka di masa lalu? Kok malah tebersit perasaan tak rela kalau wajah Keenan terluka? Lara kembali terenyak. Kenapa belakangan ini dia merasa aneh pada dirinya? Nggak bisa, Ra. Jangan bilang... you fall in love with him for the second time , sebuah suara hatinya berkata jujur. NO! Lara dengan keras berjuang menepis pikirannya.

Beberapa menit kemudian, keluarlah Rara, Revan, dan Keenan. Eh? Keenan ikut keluar juga? Ngapain dia ikutan? Padahal sedari tadi beberapa pasiennya nggak sampai diantarnya keluar pintu praktik. Lara menyipitkan matanya baikbaik, melihat ekspresi wajah cowok itu. Dia tersenyum pada Revan? Apa-apaan tuh, sok kenal deket banget sama kakak gue! Lara berpikir baikbaik.

”Terima kasih ya, Nan. Seneng bisa ketemu kamu lagi, sekarang udah jadi dokter sukses rupanya,” ujar Revan sambil menjabat tangan Revan. ”Sama-sama, Kak. Jaga baik-baik Mbak Rara-nya, ya,” balas Keenan. Menatap percakapan mereka dari kejauhan, membuat Lara sedikit mual mendapati akting Keenan yang bisa disandingkan dengan pemain sinetron muda Indonesia, benerbener pinter! Lara nggak sangka, cowok itu mampu tersenyum sebegitu tulusnya, bahkan di depan kakaknya.

Padahal dulu, Keenan jarang banget ngobrol dengan Revan, karena kakaknya kerja. Ketika main ke rumah, Keenan hanya menyapanya, nggak sampai ngobrol sampe ketawatawa gitu. Lara menggeleng heran, apa yang terjadi sama Keenan sih? Kenapa cowok itu sulit ditebak? Delapan Teras rumah Lara... ”Gimana Kak Revan, keadaan kandungannya Mbak Lara?” tanya Lara, membuka percakapan antar dua kakak-beradik itu. Hati Lara begitu bahagia, kakak satu-satunya ini menyempatkan pulang ke Indonesia, meski hanya dalam beberapa hari ke depan.

”Baik La, puji Tuhan,” senyum Revan merona di bibirnya. Lara menatap wajah kakaknya begitu bahagia dengan anak pertamanya yang sedang dikandung istrinya. ”Kamu... gimana sekarang? Punya pacar setelah Andre?” Pertanyaan menohok hati Lara keluar dari bibir kakaknya. Lara menggeleng, sementara Revan tersenyum memerhatikan adiknya yang sepertinya sedang menyembunyikan sesuatu. ”CLBK ya sama Keenan?” Dor! Kepala Lara hampir saja tumbang begitu kakaknya bertanya hal seperti itu. Rongga mulut Lara terasa asam, mendengarnya.

”Ah, nggaklah. Emangnya kakak nggak inget, dulu dia ngapain aku?” sahutnya sedikit sebal. ”Dek, kalo kata Inul Daratista, masa lalu biarlah masa lalu,” sindir kakaknya, menuai tawa keduanya. Percaya atau nggak, Revan mengucapkannya sambil sedikit nyanyi, ada cengkok-cengkok dangdut, meski sedikit maksa. (bersambung)

Oleh:
Vania M. Bernadette
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7456 seconds (0.1#10.140)