Film Angelina Jolie-Brad Pitt Jeblok di Box Office
A
A
A
LOS ANGELES - Film terbaru yang dibintangi pasangan kondang sejagat, Angelina Jolie—Brad Pitt, By the Sea, ternyata tak mampu melumpuhkan kekuatan seri terbaru James Bond, Spectre, di box office. Film yang diproduksi Universal ini hanya meraup USD95.440 (Rp1,3 miliar) saat didebut di 10 bioskop.
Seharusnya, dengan kekuatan bintang yang dimiliki pasangan ini, film tersebut bisa menarik banyak penonton. Tapi, hasil itu cukup membuat analis sulit mencari pembandingnya. Pada 2005, film besutan George Clooney, Good Night and Good Luck, mampu meraup rata-rata USD38.313 per bioskop. Film itu juga dirilis terbatas, hanya di 11 bioskop. Pengamat menyebut By the Sea seharusnya mampu menarik keuntungan rata-rata USD25.000—30.000 per bioskop.
By the Sea—yang mendapatkan kritikan tajam dari kritikus—menandai kali pertama pasangan itu kembali tampil bersama di layar lebar sejak Mr & Mrs Smith pada 2005. Sementara, film itu adalah film komersil, By the Sea adalah film seni 1970an. Universal ingin tetap berbisnis dengan pasangan itu setelah Angelina menyutradarai Unbroken untuk studio itu dan menyepakati dana sekitar USD10 juta.
“Melakukan proyek seperti ini setelah kesuksesan luar biasa Unbroken adalah peluang besar untuk bisa tetap berkolaborasi dengan pembuat film ini,” ujar kepala distribusi Universal, Nick Carpou, yang dikutip The Hollywood Reporter.
Menurut Universal, rencana mereka adalah selalu memperlakukan By the Sea sebagai film khusus, meskipun banyak yang berasumsi film itu akan dirilis secara besar-besaran. Angelina mendebut film ini di New York, Los Angeles, Toronto, San Francisco, San Diego, Chicago, Boston dan Washington DC. Pada akhir pekan ini, film itu akan diputar di 100 bioskop di 40 pasar.
“Meskipun ada dua wajah yang paling kondang di dunia pada Brad Pitt dan Angelina Jolie, tapi kalau proyek itu bukanlah sebuah masterpiece, maka akan jadi film omong kosong. Atau sampah,” kata analis box office Jeff Bock dari Exhibitor Relations.
Proyek itu jelas tidak cocok untuk studio besar Hollywood meskipun dananya besar. Drama pernikahan, yang ketiga disutradarai Angelina, adalah penghormatan untuk sinema Eropa era 1960an dan 1970an yang disukai ibu Angelina, Marcheline Bertrand. Film ini bertutur tentang sepasang suami istri yang pergi liburan di sebuah kota pantai di Prancis dan mulai memata-matai pengantin baru di sebelah mereka.
Seharusnya, dengan kekuatan bintang yang dimiliki pasangan ini, film tersebut bisa menarik banyak penonton. Tapi, hasil itu cukup membuat analis sulit mencari pembandingnya. Pada 2005, film besutan George Clooney, Good Night and Good Luck, mampu meraup rata-rata USD38.313 per bioskop. Film itu juga dirilis terbatas, hanya di 11 bioskop. Pengamat menyebut By the Sea seharusnya mampu menarik keuntungan rata-rata USD25.000—30.000 per bioskop.
By the Sea—yang mendapatkan kritikan tajam dari kritikus—menandai kali pertama pasangan itu kembali tampil bersama di layar lebar sejak Mr & Mrs Smith pada 2005. Sementara, film itu adalah film komersil, By the Sea adalah film seni 1970an. Universal ingin tetap berbisnis dengan pasangan itu setelah Angelina menyutradarai Unbroken untuk studio itu dan menyepakati dana sekitar USD10 juta.
“Melakukan proyek seperti ini setelah kesuksesan luar biasa Unbroken adalah peluang besar untuk bisa tetap berkolaborasi dengan pembuat film ini,” ujar kepala distribusi Universal, Nick Carpou, yang dikutip The Hollywood Reporter.
Menurut Universal, rencana mereka adalah selalu memperlakukan By the Sea sebagai film khusus, meskipun banyak yang berasumsi film itu akan dirilis secara besar-besaran. Angelina mendebut film ini di New York, Los Angeles, Toronto, San Francisco, San Diego, Chicago, Boston dan Washington DC. Pada akhir pekan ini, film itu akan diputar di 100 bioskop di 40 pasar.
“Meskipun ada dua wajah yang paling kondang di dunia pada Brad Pitt dan Angelina Jolie, tapi kalau proyek itu bukanlah sebuah masterpiece, maka akan jadi film omong kosong. Atau sampah,” kata analis box office Jeff Bock dari Exhibitor Relations.
Proyek itu jelas tidak cocok untuk studio besar Hollywood meskipun dananya besar. Drama pernikahan, yang ketiga disutradarai Angelina, adalah penghormatan untuk sinema Eropa era 1960an dan 1970an yang disukai ibu Angelina, Marcheline Bertrand. Film ini bertutur tentang sepasang suami istri yang pergi liburan di sebuah kota pantai di Prancis dan mulai memata-matai pengantin baru di sebelah mereka.
(alv)