2 Festival Budaya Indonesia ini Tersohor ke Pentas Dunia
A
A
A
JAKARTA - Indonesia memiliki harta terindah berupa keanekaragaman budaya yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Setiap daerah di Nusantara selalu memiliki keindahan tradisi yang bahkan menjadi potensi wisata yang sangat bersinar.
2 festival budaya yang dilaksanakan di pulau tereksotis di Indonesia berikut ini adalah salah satu contoh pengenalan budaya yang sangat berhasil kepada dunia. Penyelenggaraannya setiap tahun selalu sukses menyedot kunjungan wisatawan, baik domestik maupun internasional. Keunikan nilai budaya yang ditampilkan menjadi daya tarik tersendiri dengan kuatnya.
Festival Ogoh-ogoh (Bali)
Ogoh-ogoh adalah boneka atau patung berbentuk mahluk tertentu yang menjadi simbol butha kala (inkarnasi unsur negatif, buruk, dan jahat dalam hidup manusia). Biasanya ogoh-ogoh dibuat menyerupai monster atau iblis dengan kuku, rambut, dan gigi yang panjang.
Namun, perkembangan zaman membuat orang memaknai keburukan dalam hidup secara lebih luas lagi. Hal tersebut menjadikan bentuk ogoh-ogoh semakin kreatif. Misalnya bentuk tikus (yang melambangkan koruptor).
Festival Ogoh-ogoh menjadi bagian dari ritus Buta Yadnya menjelang hari raya Nyepi. Festival ini diadakan sehari menjelang hari raya dari sore hingga tengah malam, dengan tujuan menghadang kehadiran bhuta kala tersebut. Ogoh-ogoh akan diarak keliling kota sesuai dengan rute yang telah ditetapkan.
Arak-arakan tersebut dilakukan oleh masyarakat Bali dengan berjalan kaki diiringi bunyi gamelan, tebar nasi tawur, serta mengangkat dupa dan obor. Pemandangan arak-arakan tersebut memang terlihat seolah sedang mengusir sesuatu (bhuta kala) agar tidak mendekati kehidupan manusia. Sesampainya di titik pusat yang ditentukan, ogoh-ogoh tersebut akan dibakar sebagai simbol menghancurkan atau menghapus unsur negatif dari tengah manusia.
Selain menampilkan tradisi umat Hindu, festival ogoh-ogoh ini juga menjadi lahan subur pengembangan kreativitas masyarakat. Pemuda-pemudi yang tergabung dalam sekaa (karang taruna) berlomba membuat ogoh-ogoh sekreatif mungkin untuk memenangkan banjar(desa)-nya.
Bagi Anda yang ingin menyaksikan festival budaya kelas dunia ini, pastikan untuk mengunjungi Bali menjelang hari raya Nyepi. Booking dulu tiket Lion Air dari jauh-jauh hari agar Anda bisa mendapatkan tiket murah sekaligus tidak khawatir kehabisan tiket (mengingat Bali kerap penuh di hari libur), ada banyak layanan penyedia booking tiket, seperti Traveloka atau website resmi maskapai itu sendiri. Setelah menyaksikan kemegahan Festival Ogoh-ogoh, jangan lewatkan kesempatan merasakan hari raya Nyepi tanpa listrik dan tanpa suara di Pulau Dewata ini.
Festival Lembah Baliem (Wamena – Papua)
Apa yang identik dari kehidupan suku primitif? Salah satunya adalah perang suku. Nah, perang suku yang ikonik ini digambarkan secara menarik dan tetap bersahabat (bahkan indah) oleh para penduduk suku Dani, Yali, dan Lani di Lembah Baliem – Papua. Festival Lembah Baliem begitu eksotis hingga memukau para turis asing untuk menyaksikannya setiap tahun.
Festival Lembah Baliem ini dihadirkan pertama kali tahun 1989. Festival ini lahir dari sejarah kehidupan ketiga suku pedalaman Lembah Baliem (Dani, Yali, dan Lani) yang selalu saling berperang. Ketika akhirnya mereka berhasil berdamai, kilas balik tersebut ditampilkan sebagai pembelajaran sejarah dan budaya dalam bentuk Festival Lembah Baliem.
Jika Anda saksikan sekarang, festival ini lebih menonjolkan pertunjukan ketangkasan para penduduk suku serta kemewahan kostum adat mereka. Festival ini diadakan setiap bulan Agustus bersamaan dengan hari ulang tahun RI, kira-kira tiga hari lamanya.
Dalam festival ini, Anda bisa menyaksikan pertunjukan tari perang-perangan. Di sinilah Anda bisa melihat keunikan pakaian adat suku di Lembah Baliem dalam bentuk lengkapnya. Ada koteka, panah, hingga hiasan kepala. Tarian perang-perangan ini biasanya diakhiri dengan tarian persahabatan yang menjadi lambang perdamaian mengakhiri konflik antarsuku.
Ada pula lomba tiup picon (alat tiup bambu khas Wamena). Di sini para penduduk suku berlomba-lomba meniup picon untuk mendapatkan suara ternyaring.
Jika masih belum cukup terpuaskan, jangan khawatir. Masih ada lomba lempar sege (tombak), lomba anyaman, lomba puradan (lempar tombak ke lingkaran rotan yang diputar), hingga karapan babi.
Untuk mengunjungi Wamena, Anda harus terlebih dahulu transit di Bandara Sentani – Jayapura, baru lanjut penerbangan ke Wamena. Nah perlu diketahui bagi Anda yang mau langsung ke sana juga bisa lho. Saat ini Lion Air sudah menyediakan rute langsung dari Jakarta menuju Wamena.
2 festival budaya yang dilaksanakan di pulau tereksotis di Indonesia berikut ini adalah salah satu contoh pengenalan budaya yang sangat berhasil kepada dunia. Penyelenggaraannya setiap tahun selalu sukses menyedot kunjungan wisatawan, baik domestik maupun internasional. Keunikan nilai budaya yang ditampilkan menjadi daya tarik tersendiri dengan kuatnya.
Festival Ogoh-ogoh (Bali)
Ogoh-ogoh adalah boneka atau patung berbentuk mahluk tertentu yang menjadi simbol butha kala (inkarnasi unsur negatif, buruk, dan jahat dalam hidup manusia). Biasanya ogoh-ogoh dibuat menyerupai monster atau iblis dengan kuku, rambut, dan gigi yang panjang.
Namun, perkembangan zaman membuat orang memaknai keburukan dalam hidup secara lebih luas lagi. Hal tersebut menjadikan bentuk ogoh-ogoh semakin kreatif. Misalnya bentuk tikus (yang melambangkan koruptor).
Festival Ogoh-ogoh menjadi bagian dari ritus Buta Yadnya menjelang hari raya Nyepi. Festival ini diadakan sehari menjelang hari raya dari sore hingga tengah malam, dengan tujuan menghadang kehadiran bhuta kala tersebut. Ogoh-ogoh akan diarak keliling kota sesuai dengan rute yang telah ditetapkan.
Arak-arakan tersebut dilakukan oleh masyarakat Bali dengan berjalan kaki diiringi bunyi gamelan, tebar nasi tawur, serta mengangkat dupa dan obor. Pemandangan arak-arakan tersebut memang terlihat seolah sedang mengusir sesuatu (bhuta kala) agar tidak mendekati kehidupan manusia. Sesampainya di titik pusat yang ditentukan, ogoh-ogoh tersebut akan dibakar sebagai simbol menghancurkan atau menghapus unsur negatif dari tengah manusia.
Selain menampilkan tradisi umat Hindu, festival ogoh-ogoh ini juga menjadi lahan subur pengembangan kreativitas masyarakat. Pemuda-pemudi yang tergabung dalam sekaa (karang taruna) berlomba membuat ogoh-ogoh sekreatif mungkin untuk memenangkan banjar(desa)-nya.
Bagi Anda yang ingin menyaksikan festival budaya kelas dunia ini, pastikan untuk mengunjungi Bali menjelang hari raya Nyepi. Booking dulu tiket Lion Air dari jauh-jauh hari agar Anda bisa mendapatkan tiket murah sekaligus tidak khawatir kehabisan tiket (mengingat Bali kerap penuh di hari libur), ada banyak layanan penyedia booking tiket, seperti Traveloka atau website resmi maskapai itu sendiri. Setelah menyaksikan kemegahan Festival Ogoh-ogoh, jangan lewatkan kesempatan merasakan hari raya Nyepi tanpa listrik dan tanpa suara di Pulau Dewata ini.
Festival Lembah Baliem (Wamena – Papua)
Apa yang identik dari kehidupan suku primitif? Salah satunya adalah perang suku. Nah, perang suku yang ikonik ini digambarkan secara menarik dan tetap bersahabat (bahkan indah) oleh para penduduk suku Dani, Yali, dan Lani di Lembah Baliem – Papua. Festival Lembah Baliem begitu eksotis hingga memukau para turis asing untuk menyaksikannya setiap tahun.
Festival Lembah Baliem ini dihadirkan pertama kali tahun 1989. Festival ini lahir dari sejarah kehidupan ketiga suku pedalaman Lembah Baliem (Dani, Yali, dan Lani) yang selalu saling berperang. Ketika akhirnya mereka berhasil berdamai, kilas balik tersebut ditampilkan sebagai pembelajaran sejarah dan budaya dalam bentuk Festival Lembah Baliem.
Jika Anda saksikan sekarang, festival ini lebih menonjolkan pertunjukan ketangkasan para penduduk suku serta kemewahan kostum adat mereka. Festival ini diadakan setiap bulan Agustus bersamaan dengan hari ulang tahun RI, kira-kira tiga hari lamanya.
Dalam festival ini, Anda bisa menyaksikan pertunjukan tari perang-perangan. Di sinilah Anda bisa melihat keunikan pakaian adat suku di Lembah Baliem dalam bentuk lengkapnya. Ada koteka, panah, hingga hiasan kepala. Tarian perang-perangan ini biasanya diakhiri dengan tarian persahabatan yang menjadi lambang perdamaian mengakhiri konflik antarsuku.
Ada pula lomba tiup picon (alat tiup bambu khas Wamena). Di sini para penduduk suku berlomba-lomba meniup picon untuk mendapatkan suara ternyaring.
Jika masih belum cukup terpuaskan, jangan khawatir. Masih ada lomba lempar sege (tombak), lomba anyaman, lomba puradan (lempar tombak ke lingkaran rotan yang diputar), hingga karapan babi.
Untuk mengunjungi Wamena, Anda harus terlebih dahulu transit di Bandara Sentani – Jayapura, baru lanjut penerbangan ke Wamena. Nah perlu diketahui bagi Anda yang mau langsung ke sana juga bisa lho. Saat ini Lion Air sudah menyediakan rute langsung dari Jakarta menuju Wamena.
(sbn)