Tampil Seksi dengan Aksesoris Etnik
A
A
A
BANDUNG - Bagi Anda para pecinta fashion, tentu pasti akan menggali tren fashion apa yang kini tengah booming. Termasuk salah satunya yakni tren fashion aksesoris. Akan tetapi, aksesoris tentunya memiliki ciri khas tertentu yang bisa menjadi sebuah identitas dan karakter anda dalam berbusana. Misalkan saja aksesoris dengan konsep etnik.
Salah seorang desainer aksesoris khas etnik, Yohana Wulan Sulaiman atau yang akrab disapa Ana, mengawali debut pertamanya dalam desain aksesoris saat dirinya tengah mengenyam pendidikan tinggi. Di saat mengerjakan tugas akhir di jurusan Kriya Tekstil Telkom University Bandung, Ana melihat bahan macrame yang hanya berupa gantungan pot. Namun, Ana melihat ada peluang lain dari macrame ini.
"Macrame yang banyak saya temukan berupa gantungan pot. Saya pikir sayang kalau hanya dieksplor sampai itu saja. Makanya saya kembangkan si macrame ini menjadi barang textile berupa accessories," ujar wanita 29 tahun ini.
Dalam pengerjaannya, Ana banyak membuat kalung dan gelang. Dengan memadukan bahan macrame dengan material lain seperti kain katun, kaos, dan sisa-sisa produksi pabrik lainnya, di tangan Ana bahan tekstil yang tadinya hanya berguna untuk satu hal namun kini menjadi produk fashion yang digemari banyak orang.
Selain itu, teknik pewarnaan dalam aksesoris etnik yang diusung Ana terbilang unik, yakni dengan teknik ikat celup (tie dye), dan teknik simpul macrame. Dari kedua teknik tersebut, maka dihasilkan warna-warna aksesoris yang unik seperti warna gradasi, abstrak, hingga bias.
Tak hanya menggunakan produk sisa tekstil, dalam pengerjaan aksesoris handmade-nya ini, Ana sering mengombinasikan material utama macrame dengan bahan-bahan metal dan juga beads (manik-manik). Maka tak heran, aksesoris buatannya ini, bisa cocok dikenakan dalam busana apapun dan juga pada acara yang casual maupun formal.
Penggalian ide pun terus dilakukannya. Mulai dari menambahkan detail atau mengurangi detail sesuai penilaian estetika, mulai dari membuat sketsa, hingga pengembangan berdasarkan kondisi dan teknis saat pembuatan. Tak jarang, Dia pun kerap menambahkan elemen-elemen pendukung untuk memaksimalkan hasil akhir yang lebih maksimal.
"Elemen-elemen pendukung adalah bagian kecil yang bisa terbuat dari beragam material, bisa metal, kayu, kulit, mute, manik-manik, emblim atau perca yang ada disekitar atau sengaja dibuat/dicari untuk mempercantik tampilan aksesoris," ujar wanita yang merupakan putri dari aktor kawakan Indonesia, Robert Sjarif (alm) ini.
Keunikan dari aksesoris bernuansa etnik ini, menurutnya, terletak pada desain serta warna yang tidak pernah benar-benar sama. Terlebih, konsep pembuatan tangan serta pewarnaan yang dikerjakan sendiri, membuat setiap aksesoris memiliki kekhasan masing-masing. Hal inilah yang tidak dimiliki oleh aksesoris-aksesoris pabrikan lainnya. Maka tidak heran, jika aksesoris etnik kerap dijadikan ciri khas dalam gaya fashion seseorang, karena dipastikan akan mengesankan gaya yang berbeda pula.
Melalui brand aksesoris yang dinamainya TIPSY (Totally Incredible Powerful Sexy You), Ana menghadirkan kreativitas yang unik di bidang desain, bahan serta pengerjaan sebuah fesyen aksesoris. Dia pun mematok harga yang cukup terjangkau untuk aksesoris buatannya ini, mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah. Tidak jarang, Ana pun menerima desain pesanan pembeli secara custom.
Dengan material produk utamanya berupa macrame dan kain, perawatan aksesoris ini terbilang cukup mudah. Ana menuturkan, sebaiknya aksesoris semacam ini tidak dicuci di dalam mesin cuci untuk pakaian, kecual cuci kering atau dry clean.
Jika tidak, anda pun bisa membersihkan aksesoris semacam ini dengan menggunakan sikat gigi yang telah dibasahi, sikat perlahan, lalu dijemur dan diangin-anginkan. Ia pun menyarankan agar penjemuran aksesoris usai dibersihkan, sebaiknya tidak di bawah sinar matahari langsung agar tidak merubah warna asli produknya.
"Dari segi penyimpanan pun, sebenarnya bisa digantung atau sambil diangin-anginkan. Kalai tidak lembab, bahkan anda bisa menaruhnya di dalam kotak yang dipastikan kering," pungkasnya.
Salah seorang desainer aksesoris khas etnik, Yohana Wulan Sulaiman atau yang akrab disapa Ana, mengawali debut pertamanya dalam desain aksesoris saat dirinya tengah mengenyam pendidikan tinggi. Di saat mengerjakan tugas akhir di jurusan Kriya Tekstil Telkom University Bandung, Ana melihat bahan macrame yang hanya berupa gantungan pot. Namun, Ana melihat ada peluang lain dari macrame ini.
"Macrame yang banyak saya temukan berupa gantungan pot. Saya pikir sayang kalau hanya dieksplor sampai itu saja. Makanya saya kembangkan si macrame ini menjadi barang textile berupa accessories," ujar wanita 29 tahun ini.
Dalam pengerjaannya, Ana banyak membuat kalung dan gelang. Dengan memadukan bahan macrame dengan material lain seperti kain katun, kaos, dan sisa-sisa produksi pabrik lainnya, di tangan Ana bahan tekstil yang tadinya hanya berguna untuk satu hal namun kini menjadi produk fashion yang digemari banyak orang.
Selain itu, teknik pewarnaan dalam aksesoris etnik yang diusung Ana terbilang unik, yakni dengan teknik ikat celup (tie dye), dan teknik simpul macrame. Dari kedua teknik tersebut, maka dihasilkan warna-warna aksesoris yang unik seperti warna gradasi, abstrak, hingga bias.
Tak hanya menggunakan produk sisa tekstil, dalam pengerjaan aksesoris handmade-nya ini, Ana sering mengombinasikan material utama macrame dengan bahan-bahan metal dan juga beads (manik-manik). Maka tak heran, aksesoris buatannya ini, bisa cocok dikenakan dalam busana apapun dan juga pada acara yang casual maupun formal.
Penggalian ide pun terus dilakukannya. Mulai dari menambahkan detail atau mengurangi detail sesuai penilaian estetika, mulai dari membuat sketsa, hingga pengembangan berdasarkan kondisi dan teknis saat pembuatan. Tak jarang, Dia pun kerap menambahkan elemen-elemen pendukung untuk memaksimalkan hasil akhir yang lebih maksimal.
"Elemen-elemen pendukung adalah bagian kecil yang bisa terbuat dari beragam material, bisa metal, kayu, kulit, mute, manik-manik, emblim atau perca yang ada disekitar atau sengaja dibuat/dicari untuk mempercantik tampilan aksesoris," ujar wanita yang merupakan putri dari aktor kawakan Indonesia, Robert Sjarif (alm) ini.
Keunikan dari aksesoris bernuansa etnik ini, menurutnya, terletak pada desain serta warna yang tidak pernah benar-benar sama. Terlebih, konsep pembuatan tangan serta pewarnaan yang dikerjakan sendiri, membuat setiap aksesoris memiliki kekhasan masing-masing. Hal inilah yang tidak dimiliki oleh aksesoris-aksesoris pabrikan lainnya. Maka tidak heran, jika aksesoris etnik kerap dijadikan ciri khas dalam gaya fashion seseorang, karena dipastikan akan mengesankan gaya yang berbeda pula.
Melalui brand aksesoris yang dinamainya TIPSY (Totally Incredible Powerful Sexy You), Ana menghadirkan kreativitas yang unik di bidang desain, bahan serta pengerjaan sebuah fesyen aksesoris. Dia pun mematok harga yang cukup terjangkau untuk aksesoris buatannya ini, mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah. Tidak jarang, Ana pun menerima desain pesanan pembeli secara custom.
Dengan material produk utamanya berupa macrame dan kain, perawatan aksesoris ini terbilang cukup mudah. Ana menuturkan, sebaiknya aksesoris semacam ini tidak dicuci di dalam mesin cuci untuk pakaian, kecual cuci kering atau dry clean.
Jika tidak, anda pun bisa membersihkan aksesoris semacam ini dengan menggunakan sikat gigi yang telah dibasahi, sikat perlahan, lalu dijemur dan diangin-anginkan. Ia pun menyarankan agar penjemuran aksesoris usai dibersihkan, sebaiknya tidak di bawah sinar matahari langsung agar tidak merubah warna asli produknya.
"Dari segi penyimpanan pun, sebenarnya bisa digantung atau sambil diangin-anginkan. Kalai tidak lembab, bahkan anda bisa menaruhnya di dalam kotak yang dipastikan kering," pungkasnya.
(nfl)