Tips Mencegah Nyeri Sendi Saat Ibadah Haji
A
A
A
JAKARTA - Tidak sedikit calon jamaah haji yang mengalami nyeri sendi. Umumnya dialami orang yang sudah lanjut usia. Sementara, tahun ini, sebanyak 221 ribu calon jamaah haji Indonesia berusia lanjut. Data Kementerian Agama menyebutkan sebanyak 83% jamaah berusia lebih dari 50 tahun dan 17% berusia kurang dari 50 tahun.
“Di usia ini kesehatan seseorang mulai mengalami penurunan. Masalah nyeri lutut dan pinggang merupakan masalah yang umum diderita kelompok usia lanjut > 50 tahun,” kata Ahli Nyeri dari Klinik Onta Merah Pain and Spine Center, Jakarta dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS melalui keterangan pers yang diterima SINDOnews.
Tak hanya di lutut, kerusakan sendi juga dapat terjadi di semua bagian tubuh, seperti tulang belakang, pinggang, dan tangan. Jika kondisi ini dianggap remeh, nyeri tidak dapat ditangani dengan baik sehingga mengganggu aktivitas ibadah.
“Aktivitas ibadah haji atau umroh, seperti tawaf dan sa’i maupun berjalan dari hotel menuju masjidil haram dengan jarak terlampau jauh dan sering (over use sendi) dapat meningkatkan resiko nyeri sendi, baik pada lutut atau bagian tubuh lain,” terangnya.
Sementara, dr Sri Wahyuni, SpKFR, Dokter Spesialis Rehabilitasi Arfa Pain and Spine Center, RS Meilia, Jakarta mengatakan pada derajat ringan, tahap awal saat nyeri sendi muncul dalam perjalanan ibadah di Tanah Suci, pasien dapat mencoba beberapa langkah sederhana berikut ini.
1. Istirahat sejenak
Berhenti sejenak saat nyeri muncul, jika memungkinkan rebahkan badan dan beristirahatlah. Pada kasus nyeri lutut, merebahkan badan sembari mengangkat kaki dengan posisi lutut lebih tinggi dari pinggang dapat memperbaiki kondisi nyeri.
“Hindari aktivitas yang menggunakan lutut sebagai tumpuan utama seperti mengangkat beban berlebih, minimal 2 x 24 jam,” jelas dr Sri.
2. Kompres panas atau dingin pada daerah nyeri
Setelah melakukan thawaf atau sa’i, sembari beristirahat di penginapan, lakukan kompres dingin es pada daerah yang mengalami nyeri minimal selama 15 – 20 menit, dua kali dalam sehari.
Setelah tiga hari paska nyeri muncul dan sudah melakukan kompres dingin, pada hari keempat ganti kompres panas, pada lokasi nyeri. Bisa menggunakan handuk yang dimasukan ke dalam air panas, peras airnya lalau tempelkan. Lakukan setidaknya 10 hingga 15 menit dalam sehari.
3. Kompresi
Penggunaan elastic bandage sebagai kompresi terutama pada lutut juga dapat digunakan untuk mengurangi nyeri. Gunakan bandage saat beraktifitas misalnya dalam perjalanan dari penginapan ke masjidil haram, dan lepaskan bandage pada saat tidur atau mandi.
“Pilih ukuran bandage yang sesuai, tidak boleh terlalu kencang atau longgar,” ungkapnya.
4. Medikamentosa
Penatalaksanaan secara medikamentosa untuk menghilangkan nyeri sendi dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya pemberian NSAID, suntikan asam hyaluronate dan juga pencegahan dengan mengkonsumsi suplemen kondroitin dan glukosamin.
“Ini bergantung dari berat ringannya kerusakan sendi yang dialamai pasien,” tutup dr Mahdian.
“Di usia ini kesehatan seseorang mulai mengalami penurunan. Masalah nyeri lutut dan pinggang merupakan masalah yang umum diderita kelompok usia lanjut > 50 tahun,” kata Ahli Nyeri dari Klinik Onta Merah Pain and Spine Center, Jakarta dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS melalui keterangan pers yang diterima SINDOnews.
Tak hanya di lutut, kerusakan sendi juga dapat terjadi di semua bagian tubuh, seperti tulang belakang, pinggang, dan tangan. Jika kondisi ini dianggap remeh, nyeri tidak dapat ditangani dengan baik sehingga mengganggu aktivitas ibadah.
“Aktivitas ibadah haji atau umroh, seperti tawaf dan sa’i maupun berjalan dari hotel menuju masjidil haram dengan jarak terlampau jauh dan sering (over use sendi) dapat meningkatkan resiko nyeri sendi, baik pada lutut atau bagian tubuh lain,” terangnya.
Sementara, dr Sri Wahyuni, SpKFR, Dokter Spesialis Rehabilitasi Arfa Pain and Spine Center, RS Meilia, Jakarta mengatakan pada derajat ringan, tahap awal saat nyeri sendi muncul dalam perjalanan ibadah di Tanah Suci, pasien dapat mencoba beberapa langkah sederhana berikut ini.
1. Istirahat sejenak
Berhenti sejenak saat nyeri muncul, jika memungkinkan rebahkan badan dan beristirahatlah. Pada kasus nyeri lutut, merebahkan badan sembari mengangkat kaki dengan posisi lutut lebih tinggi dari pinggang dapat memperbaiki kondisi nyeri.
“Hindari aktivitas yang menggunakan lutut sebagai tumpuan utama seperti mengangkat beban berlebih, minimal 2 x 24 jam,” jelas dr Sri.
2. Kompres panas atau dingin pada daerah nyeri
Setelah melakukan thawaf atau sa’i, sembari beristirahat di penginapan, lakukan kompres dingin es pada daerah yang mengalami nyeri minimal selama 15 – 20 menit, dua kali dalam sehari.
Setelah tiga hari paska nyeri muncul dan sudah melakukan kompres dingin, pada hari keempat ganti kompres panas, pada lokasi nyeri. Bisa menggunakan handuk yang dimasukan ke dalam air panas, peras airnya lalau tempelkan. Lakukan setidaknya 10 hingga 15 menit dalam sehari.
3. Kompresi
Penggunaan elastic bandage sebagai kompresi terutama pada lutut juga dapat digunakan untuk mengurangi nyeri. Gunakan bandage saat beraktifitas misalnya dalam perjalanan dari penginapan ke masjidil haram, dan lepaskan bandage pada saat tidur atau mandi.
“Pilih ukuran bandage yang sesuai, tidak boleh terlalu kencang atau longgar,” ungkapnya.
4. Medikamentosa
Penatalaksanaan secara medikamentosa untuk menghilangkan nyeri sendi dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya pemberian NSAID, suntikan asam hyaluronate dan juga pencegahan dengan mengkonsumsi suplemen kondroitin dan glukosamin.
“Ini bergantung dari berat ringannya kerusakan sendi yang dialamai pasien,” tutup dr Mahdian.
(tdy)