Penanganan Utama untuk Hentikan Diare

Sabtu, 30 September 2017 - 09:20 WIB
Penanganan Utama untuk...
Penanganan Utama untuk Hentikan Diare
A A A
JAKARTA - Diare atau buang air besar dengan konsistensi kotoran yang lunak berair dengan frekuensi tiga kali atau lebih dalam satu hari (WHO). Kondisi ini lebih sering diakibatkan oleh virus. Amat sangat penting untuk orang tua dan pengasuh untuk memperhatikan gejala dehidrasi yang dapat muncul dan dengan cepat mengambil tindakan dengan mengembalikan cairan yang hilang dengan cairan baru.

Penyebab diare yang paling umum adalah infeksi pada usus yang diakibatkan oleh virus, bakteria maupun parasit yang menyebabkan radang pada usus. Infeksi seperti ini sering muncul dari makanan dan minuman yang terkontaminasi dengan kotoran atau langsung dari orang lain yang sedang mengalami infeksi yang sama (dari orang tua atau pengasuh kepada anak). Kondisi diare ini dapat dibagi menjadi tiga antara lain; diare berair dengan durasi pendek, diare berdarah dengan durasi pendek, dan apabila terus berlangsung selama lebih dari dua minggu, diare yang berkepanjangan.

Pada bayi usia kurang dari satu tahun dan pada anak balita, diare dapat juga disebabkan oleh sensitivitas (tidak sama dengan alergi) terhadap makanan seperti konsumsi sari buah yang berlebihan, perkenalan terhadap jenis makanan baru yang terlalu cepat dan juga kondisi yang disebut dengan intoleransi terhadap laktosa atau lactose intolerance yaitu ketidakmampuan tubuh mengolah laktosa dalam susu yang dikarenakan tidak optimalnya produksi enzim laktase. Intoleransi terhadap laktosa menyebabkan munculnya gas, kembung, yang kemudian berakhir dengan diare itu sendiri. Cara paling efektif menanganinya adalah dengan mengganti susu, dari susu biasa menjadi susu bebas laktosa.

Susu bebas laktosa adalah sumber protein dan kalsium yang baik, tidak berbeda dari susu biasa. Fakta ini menghilangkan kekawatiran dibanyak kalangan ibu yang khawatir akan terhambatnya pemulihan anak dari diare.

Diare dapat membawa dampak negatif terhadap tingkat kebugaran dan perkembangan mental. Sebagai pemicu utama malnutrisi pada anak terlebih bayi dan balita, diare menjadi salah satu penyebab terganggunya proses pertumbuhan yang berdampak pada kebugaran dan produktivitas di usia dewasa.

Lebih lanjut, terbukti bahwa diare berdampak besar pada perkembangan mental dan kesehatan. Anak-anak yang mengalami diare yang parah memiliki hasil tes intelektualitas yang rendah.

Berikut penanganan utama untuk diare menurut pakar Nutritionist Emilia Achmadi dalam pernyataan yang diterima Sindonews:
1. Beri cairan
• Apabila anak anda masih menyusui, teruskan pemberian ASI seperti biasa.
• Konsultasikan dengan dokter jumlah cairan yang tepat sebelum anda memberikannya kepada anak anda.
• Berikan anak anda selain cairan elektrolit, juga kaldu dan susu. Biarkan dikonsumsi sedikit demi sedikit dan tidak terlalu banyak sekaligus. Apabila anak anda menunjukkan gejala intoleransi terhadal laktosa yang dapat dilihat indikasinya setelah pemeriksaan oleh dokter, maka apabila diperlukan dokter akan merekomendasikan susu bebas laktosa yang aman dan relatif lebih mudah dicerna ketika diare dan mempercepat proses pemulihan.
• Boleh juga membekukan cairan elektrolit, sehingga anak anda (Balita) dapat menghisapnya.
• Jangan berikan anak anda obat apapun juga tanpa sepengetahuan dokter anak anda.

2. Go slowly
• Berikan anak anda makanan padat yang sudah menjadi bagian pola makannya. Hindari makanan yang asam, pedas dan makanan yang mengandung lemak tinggi seperti gorengan dan makanan bersantan.
• Pada saat diare sudah berhenti, secara bertahap kembali kepada pola makan normal yang sudah menjadi kebiasaan anak anda.

3. Observasi anak anda
• Hubungi dokter anak anda apabila gejala tidak membaik atau anak anda mengalami dehidrasi seperti menangis tanpa air mata, lebih jarang buang air kecil (pergantian popok yang lebih jarang), warna urin yang lebih kuning atau gelap atau terlihatnya ada cekungan pada bagian kepala atas bayi yang disebut fontanel.
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8244 seconds (0.1#10.140)