Festival Lampion dan Simbol Tiga Hewan di Chiayi

Jum'at, 16 Maret 2018 - 09:21 WIB
Festival Lampion dan...
Festival Lampion dan Simbol Tiga Hewan di Chiayi
A A A
TAIPEI - LEPAS tahun baru, saatnya merayakan Cap Gomeh. Seperti pada Jumat malam (2/3) lalu di lapangan besar Kabupaten Chiayi. Taiwan terang warna-warni.

Ratusan ribu orang berkumpul untuk merayakan Festival Lampion terbesar di Taiwan yang digelar pada 2-11 Maret. Tahun ini KORAN SINDO berkesempatan melihat langsung Festival Lampion ke-29 yang digelar semarak di Chiayi.

Presiden Taiwan Tsai Ing-Weng membuka acara tersebut. Warga Taiwan bersama para wisatawan berbaur melihat lampion beraneka bentuk. Ada 24 lampion utama dan 2.000 lampion lainnya. Salah satu lampion utama ialah berbentuk anjing. Sebab tahun ini menurut tahun China ialah tahun anjing. Anjing juga dianggap sebagai lambang kesetiaan dan hewan yang dekat dengan keluarga. Lampion yang biasa terbuat hanya dari kertas dan bambu.

Namun, pada Festival Lampion menggunakan berbagai macam bahan yang ramah lingkungan dan juga lampu LED. Lampion tak hanya karya para perajin dan seniman, juga para pelajar SD di wilayah Chiayi. Lantas setelah acara ini usai, dikemanakan lampion beraneka bentuk ini? Ternyata hal tersebut sudah dipikirkan oleh panitia.

Director General Tourism Bureau MOTC Chou Yung-Hui menyebutkan lampion ini akan dibawa ke negara sahabat untuk digunakan sebagai bahan promosi Taiwan tentang Festival Lampion. “Diharapkan nantinya banyak yang tertarik, mau melihat acara kami pada tahun depan. Datang ke Taiwan untuk merayakan bersama-sama,” ujarnya.

Masih di Chiayi, KORAN SINDO sempat mengunjungi Museum Nasional cabang selatan. Dari jauh museum ini tampak unik arsitekturnya. Jarak dari tempat parkir menuju museum yang cukup jauh tak jadi persoalan karena sepanjang jalannya dapat dimanfaatkan untuk berfoto.

Dinding museum ini berwarna hitam dengan hiasan yang terbuat dari aluminium sekaligus simbol museum. Naga melambangkan budaya China, gajah melambangkan budaya India, dan kuda melambangkan budaya Islam. Naga, kuda, dan gajah merupakan tiga simbol yang mewakili budaya Asia yang beraneka ragam. Museum ini berdiri di atas tanah seluas 70 hektare, dengan waktu pengerjaan selama 14 tahun. Di sini pengunjung bisa melihat kelahiran peradaban kuno hingga dinasti-dinasti China dan Asia.

Misalnya sejarah kimono dari Jepang, kain sari di India, dan kain sarung dari berbagai wilayah di Asia Tenggara. Juga budaya minum teh yang sederhana bisa menjadi upacara dengan tingkat spiritual yang tinggi. Harga tiket masuk Museum Nasional cabang Selatan seharga NT150 (Rp72.000). Jika pengunjung ingin menggunakan audio dengan bahasa Inggris atau bahasa Indonesia untuk penjelasan beberapa barang peninggalan, tinggal menambah biaya NT50 (Rp24.000). (Ananda Nararya)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6935 seconds (0.1#10.140)