30 Kampung Disulap Jadi Destinasi Wisata
A
A
A
BANDUNG - Pemkot Bandung akan menyulap 30 kampung menjadi destinasi wisata. Saat ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) sedang menjajaki satu kampung sebagai model percontohan.
Kepala Disparbud Kota Bandung Kenny Dewi Kaniasari mengatakan, sesuai rencana program jangka menengah (RPJM), sebanyak 30 kampung di Kota Bandung bakal disulap menjadi kampung wisata. Ke-30 kampung tersebut memang telah diresmikan namun belum layak kunjung.
“Sampai 2018 hampir seluruh kampung wisata sudah terealisasi, tapi masih ada PR (pekerjaan rumah) untuk dikembangkan dan dimajukan agar layak dikunjungi,” kata Kenny, kemarin.
Agar menjadi kampung wisata, kata dia, setidaknya suatu kawasan harus mempunyai tiga hal. Akses, amenitas (sarana dan prasarana pendukung seperti hotel), dan atraksi (pertunjukan atau keunggulan lokal). Khusus unsur ketiga harus dilakukan terus menerus agar menarik wisatawan.
Dia mencontohkan, salah satu Kampung Pelangi 200 telah memiliki syarat itu, tapi perluditingkatkan dari sisi atraksinya. “Akses dan amenitas sudah bagus. Tinggal atraksi harus rutin dari warga. Mau budaya, seni, rafting, kuliner, atau lainnya,” kata dia.
Menurut dia, untuk merealisasikan target 30 kampung wisata layak kunjung, pihaknya akan menentukan satu kampung percontohan (prototipe). “Sudah ada beberapa usulan lokasi kepada kami. Nama yang mengerucut, yaitu di Batununggal dan Sumur Bandung. Coblong juga menjadi alternatif, tetapi nanti dikomunikasikan lagi agar mengerucut pada satu kampung,” katanya.
Nanti kampung prototipe itu akan menjadi kampung percontohan bagi puluhan kampung wisata lainnya. Mereka tinggal meniru syarat-syarat agar layak kunjung untuk diterapkan di daerahnya. Namun, dengan tetap mengusung keunggulan daerah tersebut sehingga nanti di Bandung ada 30 corak atau tema wisata yang berbeda.
Kepala Disparbud Kota Bandung Kenny Dewi Kaniasari mengatakan, sesuai rencana program jangka menengah (RPJM), sebanyak 30 kampung di Kota Bandung bakal disulap menjadi kampung wisata. Ke-30 kampung tersebut memang telah diresmikan namun belum layak kunjung.
“Sampai 2018 hampir seluruh kampung wisata sudah terealisasi, tapi masih ada PR (pekerjaan rumah) untuk dikembangkan dan dimajukan agar layak dikunjungi,” kata Kenny, kemarin.
Agar menjadi kampung wisata, kata dia, setidaknya suatu kawasan harus mempunyai tiga hal. Akses, amenitas (sarana dan prasarana pendukung seperti hotel), dan atraksi (pertunjukan atau keunggulan lokal). Khusus unsur ketiga harus dilakukan terus menerus agar menarik wisatawan.
Dia mencontohkan, salah satu Kampung Pelangi 200 telah memiliki syarat itu, tapi perluditingkatkan dari sisi atraksinya. “Akses dan amenitas sudah bagus. Tinggal atraksi harus rutin dari warga. Mau budaya, seni, rafting, kuliner, atau lainnya,” kata dia.
Menurut dia, untuk merealisasikan target 30 kampung wisata layak kunjung, pihaknya akan menentukan satu kampung percontohan (prototipe). “Sudah ada beberapa usulan lokasi kepada kami. Nama yang mengerucut, yaitu di Batununggal dan Sumur Bandung. Coblong juga menjadi alternatif, tetapi nanti dikomunikasikan lagi agar mengerucut pada satu kampung,” katanya.
Nanti kampung prototipe itu akan menjadi kampung percontohan bagi puluhan kampung wisata lainnya. Mereka tinggal meniru syarat-syarat agar layak kunjung untuk diterapkan di daerahnya. Namun, dengan tetap mengusung keunggulan daerah tersebut sehingga nanti di Bandung ada 30 corak atau tema wisata yang berbeda.
(don)