Sang Vokalis Dicekal, Chthonic Batal Manggung di Hong Kong
A
A
A
HONG KONG - Band black metal oriental asal Taiwan, Chthonic terpaksa harus membatalkan pertunjukannya di Hong Kong, setelah sang frontman, Freddy Lim gagal memperoleh visa untuk memasuki bekas jajahan Inggris yang kini masuk dalam kekuasaan China tersebut.
Permohonan aplikasi Freddy ditolak Departemen Imigrasi Hong Kong, karena vokalis berusia 42 tahun itu dinilai tidak memiliki keahlian khusus, pengetahuan atau pengalaman yang berharga. Ini sebagaimana yang diungkapkan musisi setempat, Denise Ho dalam akun media sosialnya.
Seharusnya, Chthonic bakal manggung bersama lima penyanyi dan band lokal pada hari kedua festival On The Pulse Of Music di Hong Kong.
Sembari mengunggah surat dari Departemen Imigrasi Hong Kong, Denise Ho menuliskan keterangan, "Jadi jika Anda tidak memiliki keterampilan, pengetahuan atau pengalaman yang tidak ada di Hong Kong, Anda jangan berharap mendapatkan visa."
"Orang asing sebaiknya mulai mempraktikkan kemampuan khusus seperti tak kasat mata, kloning bayangan dan teleportasi sebelum mereka mengajukan permohonan visa kerja."
"Ini murni pertukaran musik. Jadi apa yang harus ditakuti?" tambah Denise Ho, yang merupakan pihak pengundang Chthonic untuk tampil di festival.
Penolakan Freddy Lim untuk masuk ke Hong Kong ini juga mendapatkan respons dari Chthonic. Seingat mereka, Freddy tidak mengalami penolakan ketika masuk ke Hong Kong empat tahun lalu. Kala itu, Chthonic tampil di Festival Clockenflap 2014.
"Freddy, kemampuan khusus apa yang kamu gunakan selama pertunjukan sebelumnya di Hong Kong, tetapi tidak bisa digunakan lagi? Tolong bantu kami mengingat apa yang hilang," sindir band tersebut di halaman Facebook-nya.
Sementara itu, selain menjadi frontman band Chthonic, Freddy juga dikenal sebagai anggota parlemen di Taiwan, setelah terpilih pada Januari 2016. Itu menjadikannya sebagai bintang musik metal pertama yang menjadi anggota parlemen.
Bersama partai politik yang didirikannya New Power Party (NPP), Freddy kerap mengumandangkan agar Taiwan diakui secara internasional sebagai sebuah negara. Sedangkan China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan berencana menggabungkannya di bawah pemerintahan Beijing.
Permohonan aplikasi Freddy ditolak Departemen Imigrasi Hong Kong, karena vokalis berusia 42 tahun itu dinilai tidak memiliki keahlian khusus, pengetahuan atau pengalaman yang berharga. Ini sebagaimana yang diungkapkan musisi setempat, Denise Ho dalam akun media sosialnya.
Seharusnya, Chthonic bakal manggung bersama lima penyanyi dan band lokal pada hari kedua festival On The Pulse Of Music di Hong Kong.
Sembari mengunggah surat dari Departemen Imigrasi Hong Kong, Denise Ho menuliskan keterangan, "Jadi jika Anda tidak memiliki keterampilan, pengetahuan atau pengalaman yang tidak ada di Hong Kong, Anda jangan berharap mendapatkan visa."
"Orang asing sebaiknya mulai mempraktikkan kemampuan khusus seperti tak kasat mata, kloning bayangan dan teleportasi sebelum mereka mengajukan permohonan visa kerja."
"Ini murni pertukaran musik. Jadi apa yang harus ditakuti?" tambah Denise Ho, yang merupakan pihak pengundang Chthonic untuk tampil di festival.
Penolakan Freddy Lim untuk masuk ke Hong Kong ini juga mendapatkan respons dari Chthonic. Seingat mereka, Freddy tidak mengalami penolakan ketika masuk ke Hong Kong empat tahun lalu. Kala itu, Chthonic tampil di Festival Clockenflap 2014.
"Freddy, kemampuan khusus apa yang kamu gunakan selama pertunjukan sebelumnya di Hong Kong, tetapi tidak bisa digunakan lagi? Tolong bantu kami mengingat apa yang hilang," sindir band tersebut di halaman Facebook-nya.
Sementara itu, selain menjadi frontman band Chthonic, Freddy juga dikenal sebagai anggota parlemen di Taiwan, setelah terpilih pada Januari 2016. Itu menjadikannya sebagai bintang musik metal pertama yang menjadi anggota parlemen.
Bersama partai politik yang didirikannya New Power Party (NPP), Freddy kerap mengumandangkan agar Taiwan diakui secara internasional sebagai sebuah negara. Sedangkan China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan berencana menggabungkannya di bawah pemerintahan Beijing.
(nug)