Waspada! Wabah Corona Cepat Menyebar
A
A
A
JAKARTA - Juru Bicara Nasional Kasus COVID-19 dr. Achmad Yurianto mengatakan, di China angka kasus baru COVID-19 menurun, yaitu sekitar 130 kasus. Angka ini lebih rendah dibandingkan hari sebelumnya, dan pasien yang sembuh sudah lebih dari 50%.
"Yang jadi permasalahan adalah kecepatan penyebaran. Pada Selasa (3/3) lalu saya lihat datanya ada 20 negara baru yang melaporkan. Artinya kita tahu ini menyebarnya cepat sekali," ungkap dr. Achmad Yurianto di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta.
Cepatnya penyebaran tersebut disebabkan karena ada perubahan pada penyakit.
Lebih lanjut dr. Achmad Yurianto menyebutkan, 14 hari masa inkubasi tidak cukup karena banyak pasien yang positif COVID-19 justru ketahuan baru di hari ke-20. Selain itu, penyebab lain cepatnya penyebaran virus yang pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, China, ini adalah banyak kasus positif COVID-19 tanpa disertai gejala atau gejala yang sangat minimal.
"Mungkin tidak ada panas tinggi, panas bisa minum obat, turun panasnya. Pasti di pintu negara manapun akan lolos pengukuran suhu tubuh," kata dr. Achmad.
Hal inilah yang menyebabkan warga negara Jepang yang dinyatakan positif COVID-19 usai mengunjungi Indonesia tidak terdeteksi di bandara.
"Yang jadi permasalahan adalah kecepatan penyebaran. Pada Selasa (3/3) lalu saya lihat datanya ada 20 negara baru yang melaporkan. Artinya kita tahu ini menyebarnya cepat sekali," ungkap dr. Achmad Yurianto di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta.
Cepatnya penyebaran tersebut disebabkan karena ada perubahan pada penyakit.
Lebih lanjut dr. Achmad Yurianto menyebutkan, 14 hari masa inkubasi tidak cukup karena banyak pasien yang positif COVID-19 justru ketahuan baru di hari ke-20. Selain itu, penyebab lain cepatnya penyebaran virus yang pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, China, ini adalah banyak kasus positif COVID-19 tanpa disertai gejala atau gejala yang sangat minimal.
"Mungkin tidak ada panas tinggi, panas bisa minum obat, turun panasnya. Pasti di pintu negara manapun akan lolos pengukuran suhu tubuh," kata dr. Achmad.
Hal inilah yang menyebabkan warga negara Jepang yang dinyatakan positif COVID-19 usai mengunjungi Indonesia tidak terdeteksi di bandara.
(tsa)