Wisata ke Palembang, Wajib Tur di Sungai Musi
A
A
A
PALEMBANG - Apabila Anda berkunjung ke Palembang, jangan sampai melewatkan waktu untuk melakukan tur di Sungai Musi. Sungai yang terkenal ini adalah sungai terpanjang di Sumatera yang panjangnya mencapai 750 km. Tur Sungai Musi adalah hal yang wajib dilakukan wisatawan yang ingin mengetahui sejarah Palembang.
Dahulu, penduduk asli Palembang tinggal di sepanjang sungai ini. Bahkan sebagian membangun rumahnya di sepanjang tepi sungai. Saat tur di Sungai Musi maka Anda akan menemukan beberapa tempat wisata menarik seperti Pulau Kemarau dan tempat ibadah klenteng.
Masyarakat setempat mengandalkan sungai ini untuk transportasi sehingga Anda akan melihat banyak perahu motor membawa penumpang untuk menyebrang.
Peradaban-peradaban manusia di sepanjang zaman tak pernah terpisahkan dari aliran sungai sebagai sumber air untuk kehidupan. Beberapa kekuasaan termahsur di dunia dibina di tepian sungai besar.
Tak sepanjang Sungai Nil di Mesir dan sejarah panjang peradabannya, Sungai Musi pun merupakan salah satu pusat peradaban yang ditandai dengan adanya kerajaan Sriwijaya yang dipimpin raja-rajanya berdasarkan hikayat China dan guratan-guratan berita di prasasti.
Begitu rumitnya pembuktian perjalanan sejarah di Sriwijaya, Sungai Musi tetap memperlihatkan kesederhanaannya dari masa ke masa, yaitu airnya yang selalu mengalir dari anak-anak sungai besar yang terhitung 9, mulai dari Jambi dan Bengkulu. Tak heran nama sungai-sungai ini dibesarkan sebagai Batang Hari Sembilan, yakni 9 sungai besar, yaitu Musi itu sendiri, Sungai Komering, Rawas, Leko, Lakitan, Kelingi, Lematang, Semangus, dan Ogan. (Sumber. Wikipedia)
Dikenal sebagai sungai yang dilintasi Jembatan Ampera yang legendaris di Palembang, pada kenyataannya, Sungai Musi menyandang predikat sungai terpanjang di Pulau Sumatera, yaitu sekitar 750 kilometer. Jarak tersebut hampir sama antara jarak Kota Bandung di Jawa Barat dengan Kota Malang di Jawa Timur.
Berawal dari hulunya di Kepahiang, Bengkulu, Sungai Musi mengalir jauh melalui Sumatera Selatan dan membelah Palembang menjadi Seberang Ilir di sebelah utara dan Seberang Ulu di bagian selatan. Sungai ini membentuk delta dan distributari di daerah Kota Sungsang.
Bagi Palembang, sungai ini adalah pantai yang memanjang, tempat berlabuhnya kegiatan perekonomian juga penenang ketegangan usai pekerjaan. Airnya yang bergelombang dapat mengembalikan kesegaran jiwa, dan ketegangan raga mengendur di depan keagungannya.
Kegiatan rekreasi sudah biasa dipusatkan di tepiannya, mulai dari tempat duduk-duduk, hingga kafe dan restoran. Lebih menyenangkan lagi, ditepian sungai ini tersedia perahu jelajah yang menghadirkan pandangan orang lalu saat mengarungi Musi.
Di sepanjang sungai Musi, ada beberapa tempat wisata seperti Pulau Kemarau dan kuburan Ratu Bagus Kuning. Anda dapat meminta supir perahu motor untuk membawa Anda ke sana dan mereka tentunya tahu tempat ini dengan baik.
Untuk berkeliling Sungai Musi, pengunjung harus menggunakan perahu motor yang dapat disewa di bawah jembatan Ampera, tepat di depan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II atau di depan Benteng Kuto Besak.
Berwisata ke Sungai Musi, Anda tidak akan sulit mencari makanan khas Palembang di sini. Tidak jauh dari Masjid Agung Palembang, pengunjung dapat menikmati makanan khas Palembang, apa lagi kalau bukan pempek panggang dan kerupuk Palembang. Di Sungai Musi, ada restoran terapung dimana Anda dapat mencicipi kuliner khas Palembang lainnya.
Jangan lupa sebelum pulang Anda bisa membeli buah berupa souvenir di sekitar Sungai Musi. Di toko tersebut menjual berbagai macam makanan dan souvenir seperti buah-buahan dan songket. Toko-toko ini disebut Pasar 16 Ilir dan Pasar 35 Ilir. Sekitar 2 km dari sana, Anda dapat menemukan pusat songket.
Dahulu, penduduk asli Palembang tinggal di sepanjang sungai ini. Bahkan sebagian membangun rumahnya di sepanjang tepi sungai. Saat tur di Sungai Musi maka Anda akan menemukan beberapa tempat wisata menarik seperti Pulau Kemarau dan tempat ibadah klenteng.
Masyarakat setempat mengandalkan sungai ini untuk transportasi sehingga Anda akan melihat banyak perahu motor membawa penumpang untuk menyebrang.
Peradaban-peradaban manusia di sepanjang zaman tak pernah terpisahkan dari aliran sungai sebagai sumber air untuk kehidupan. Beberapa kekuasaan termahsur di dunia dibina di tepian sungai besar.
Tak sepanjang Sungai Nil di Mesir dan sejarah panjang peradabannya, Sungai Musi pun merupakan salah satu pusat peradaban yang ditandai dengan adanya kerajaan Sriwijaya yang dipimpin raja-rajanya berdasarkan hikayat China dan guratan-guratan berita di prasasti.
Begitu rumitnya pembuktian perjalanan sejarah di Sriwijaya, Sungai Musi tetap memperlihatkan kesederhanaannya dari masa ke masa, yaitu airnya yang selalu mengalir dari anak-anak sungai besar yang terhitung 9, mulai dari Jambi dan Bengkulu. Tak heran nama sungai-sungai ini dibesarkan sebagai Batang Hari Sembilan, yakni 9 sungai besar, yaitu Musi itu sendiri, Sungai Komering, Rawas, Leko, Lakitan, Kelingi, Lematang, Semangus, dan Ogan. (Sumber. Wikipedia)
Dikenal sebagai sungai yang dilintasi Jembatan Ampera yang legendaris di Palembang, pada kenyataannya, Sungai Musi menyandang predikat sungai terpanjang di Pulau Sumatera, yaitu sekitar 750 kilometer. Jarak tersebut hampir sama antara jarak Kota Bandung di Jawa Barat dengan Kota Malang di Jawa Timur.
Berawal dari hulunya di Kepahiang, Bengkulu, Sungai Musi mengalir jauh melalui Sumatera Selatan dan membelah Palembang menjadi Seberang Ilir di sebelah utara dan Seberang Ulu di bagian selatan. Sungai ini membentuk delta dan distributari di daerah Kota Sungsang.
Bagi Palembang, sungai ini adalah pantai yang memanjang, tempat berlabuhnya kegiatan perekonomian juga penenang ketegangan usai pekerjaan. Airnya yang bergelombang dapat mengembalikan kesegaran jiwa, dan ketegangan raga mengendur di depan keagungannya.
Kegiatan rekreasi sudah biasa dipusatkan di tepiannya, mulai dari tempat duduk-duduk, hingga kafe dan restoran. Lebih menyenangkan lagi, ditepian sungai ini tersedia perahu jelajah yang menghadirkan pandangan orang lalu saat mengarungi Musi.
Di sepanjang sungai Musi, ada beberapa tempat wisata seperti Pulau Kemarau dan kuburan Ratu Bagus Kuning. Anda dapat meminta supir perahu motor untuk membawa Anda ke sana dan mereka tentunya tahu tempat ini dengan baik.
Untuk berkeliling Sungai Musi, pengunjung harus menggunakan perahu motor yang dapat disewa di bawah jembatan Ampera, tepat di depan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II atau di depan Benteng Kuto Besak.
Berwisata ke Sungai Musi, Anda tidak akan sulit mencari makanan khas Palembang di sini. Tidak jauh dari Masjid Agung Palembang, pengunjung dapat menikmati makanan khas Palembang, apa lagi kalau bukan pempek panggang dan kerupuk Palembang. Di Sungai Musi, ada restoran terapung dimana Anda dapat mencicipi kuliner khas Palembang lainnya.
Jangan lupa sebelum pulang Anda bisa membeli buah berupa souvenir di sekitar Sungai Musi. Di toko tersebut menjual berbagai macam makanan dan souvenir seperti buah-buahan dan songket. Toko-toko ini disebut Pasar 16 Ilir dan Pasar 35 Ilir. Sekitar 2 km dari sana, Anda dapat menemukan pusat songket.
(nfl)