Kontradiksi Seorang Preman

Sabtu, 10 Januari 2015 - 15:07 WIB
Kontradiksi Seorang Preman
Kontradiksi Seorang Preman
A A A
RCTI kembali mempersembahkan sinetron terbaru, berjudul Preman Pensiun dengan aktor utama Didi Petet. Untuk membuat sinetron ini, MNC Picture menggandeng sutradara andal Aris Nugraha yang juga bertindak sebagai penulis skenario.

Selain Didi Petet, bintangbintang lain turut berperan dalam Preman Pensiun ini, seperti Epi Kusnandar, Ridwan Ghani, Tya Arifin, Ike Muti, dan lainnya. ”Preman Pensiun ini sangat dekat dengan keseharian masyarakat. Alur cerita dan dialog yang ringan jenaka dari sisi lain kehidupan preman yang lebih humanis dan lucu ini akan menjadi tontonan menghibur pada sore hari,” kata Dini Putri selaku EVP Programming dan Production RCTI.

Senada dengan hal itu, menurut Wakil Direktur Utama MNC Pictures Titan Hermawan, Preman Pensiun merupakan sebuah tontonan seru karena akan banyak memberi kejutan di setiap episodenya. Memang inilah yang akan membuat sinetron baru RCTI berbeda, karena diceritakan seorang preman bernama Bahar yang diperankan Didi Petet memutuskan untuk berhenti menjadi preman setelah 30 tahun karena sang istri yang dicintainya sedang sakit.

Kontradiksi dari seorang preman yang gahar, tapi dapat takluk hanya karena seorang wanita yang menjadi istrinya ini, menjadi bumbu-bumbu drama yang menarik Di sisi lain, Muslihat (Epi Kusnandar), tangan kanan Bahar tidak dapat menerima keputusan tersebut. Dia sangat khawatir akan banyak orang yang memperebutkan wilayah kekuasaan Bahar.

Muslihat pun berupaya untuk mengalihkan kekuasaan Bahar kepada dirinya tanpa sepengetahuan Bahar. Kisah lucu dan inspiratif akan banyak muncul di sinetron ini, seperti yang diutarakan para pemain. ”Saya jadi preman yang sayang istri, cinta itu bagi dia cuma satu. Jadi, sisi lain preman yang dikenal karena kriminalitasnya, tapi memiliki cinta sejati,” ujar Didi Petet.

Menurut Didi, dirinya kembali ke dunia sinetron Indonesia tak terlepas karena keinginannya untuk bekerja sama dengan Aris Nugraha yang hasil karyanya cukup dia kagumi. ”Saya mau main di sini karena sutradaranya Aris selalu membuat karakter yang lentur. Dia sebagai penulis skenario juga membuat dialog yang cerdas, tidak menggurui. Kalau naskah kita sebagai pemain enggak boleh ngurangin atau nambahin. Jadi, harus sama persis sama skenario yang dia buat,” tutur Didi.

Skenario yang bagus juga, menurut Epi, sebelum mulai syuting saat membaca skenario membuat dirinya terharu. ”Menariknya di situ, saya jadi harus bagus mengungkapkannya. Lumayan sulit untuk diangkat ke frame. Sinetron ini membawa pengalaman spiritual dan banyak filosofinya karena sutradaranya benar-benar banyak cari tahu secara nyata,” kata Epi.

Epi juga bangga bisa beradu akting dengan aktor senior sekaligus idolanya, Didi Petet. Jadi, dia tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk banyak mengambil pelajaran akting dari aktor yang pernah memerankan Kabayan itu. ”Kata Mas Didi cuma satu, berakting dengan hati biar enggak dianggap cuma akting alias pura-pura,” ungkap Epi.

Bintang pendatang baru, Tya Arifin juga bangga bisa ikut dalam drama seri komedi yang dia anggap banyak memberi pesan-pesan moral ini. Berperan sebagai putri bungsu Bahar, Tya juga senang dapat berakting dengan Didi Petet dan dia tidak malu untuk bertanya dan meminta kritik kepada Didi. Sinetron yang mengambil suasana di Bandung ini akan mulai tayang pada Senin (12/1) setiap Senin-Jumat pukul 17.00 WIB hanya di RCTI.

Ananda nararya
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6642 seconds (0.1#10.140)