Apakah Orang Tua Terlalu Campur Tangan?
A
A
A
SEBAGIAN besar orang tua merasa bahwa anakanak mereka belum bisa melakukan segala sesuatu dilakukan sendiri.
Para orang tua cenderung akan melakukan apa pun untuk anak-anak, mulai membereskan tempat tidur, menyiapkan sarapan, menyapu lantai, hingga mengerjakan tugas dari sekolah. Namun, tanpa disadari tindakan orang tua semacam itu ternyata dianggap terlalu mencampuri area anak-anak mereka. Banyak orang tua menganggap hal serupa merupakan tindakan lumrah yang pasti mereka lakukan untuk anak-anak mereka. Janet Lehman MSW tidak membenarkan pernyataan tersebut.
Psikolog yang telah 30 tahun menggeluti masalah anak dan remaja tersebut berpendapat bahwa dengan mengambil alih semua persoalan anak secara tidak langsung akan membawa mereka pada sikap yang tidak bertanggung jawab. Bukan tidak mungkin anak akan selalu mengharapkan orang lain akan mengurus hal-hal tersebut untuknya.
“Orang tua perlu menunjukkan kepada anak-anak bahwa hidup ini penuh dengan masalah tidak terkendali. Karena itu, membiarkannya belajar merupakan keterampilan dasar untuk mengelola masalah,” ungkap Janet Lehman, dikutip dari situs keluarga Empowering Parents . Hal yang dapat membatu anak adalah membangun keterampilan sosial dan pemecahan masalah dan belajar bertanggung jawab.
Ada beberapa tanda yang dapat dijadikan indikator apakah orang tua sudah terlalu jauh mencampuri area anak atau belum. Jika orang tua merasa jauh lebih kesulitan untuk melakukan sesuatu daripada apa yang terlihat oleh anaknya, hal itu pertanda anak meremehkan apa yang orang tua kerjakan.
“Dan yang terakhir, ketika orang tua rasanya tidak dapat mengandalkan anak untuk melakukan sesuatu, meskipun hal kecil sekalipun,” ujar Janet. Hal yang lebih buruk mengancam jika kebiasaan ini terus berlanjut. Secara tidak langsung, konsekuensi yang diterima adalah anak belajar sesuatu yang salah dari orang tua. Anak-anak akan lepas dari tanggung jawab begitu saja dengan anggapan orang lain akan mengerjakan untuknya.
Kemudian anak akan mulai merendahkan kemampuannya sendiri karena dia tidak pernah tahu bagaimana cara memulai dan menyelesaikan sesuatu. Dampaknya bagi orang tua, lama-kelamaan orang tua akan kelelahan menanggapi semua permintaan anak yang terlalu banyak. Selain itu, anak juga tidak terlatih membantu pekerjaan orang tua. “Ini tentu sangat merepotkan orang tua,” ujar Janet.
Larissa huda
Para orang tua cenderung akan melakukan apa pun untuk anak-anak, mulai membereskan tempat tidur, menyiapkan sarapan, menyapu lantai, hingga mengerjakan tugas dari sekolah. Namun, tanpa disadari tindakan orang tua semacam itu ternyata dianggap terlalu mencampuri area anak-anak mereka. Banyak orang tua menganggap hal serupa merupakan tindakan lumrah yang pasti mereka lakukan untuk anak-anak mereka. Janet Lehman MSW tidak membenarkan pernyataan tersebut.
Psikolog yang telah 30 tahun menggeluti masalah anak dan remaja tersebut berpendapat bahwa dengan mengambil alih semua persoalan anak secara tidak langsung akan membawa mereka pada sikap yang tidak bertanggung jawab. Bukan tidak mungkin anak akan selalu mengharapkan orang lain akan mengurus hal-hal tersebut untuknya.
“Orang tua perlu menunjukkan kepada anak-anak bahwa hidup ini penuh dengan masalah tidak terkendali. Karena itu, membiarkannya belajar merupakan keterampilan dasar untuk mengelola masalah,” ungkap Janet Lehman, dikutip dari situs keluarga Empowering Parents . Hal yang dapat membatu anak adalah membangun keterampilan sosial dan pemecahan masalah dan belajar bertanggung jawab.
Ada beberapa tanda yang dapat dijadikan indikator apakah orang tua sudah terlalu jauh mencampuri area anak atau belum. Jika orang tua merasa jauh lebih kesulitan untuk melakukan sesuatu daripada apa yang terlihat oleh anaknya, hal itu pertanda anak meremehkan apa yang orang tua kerjakan.
“Dan yang terakhir, ketika orang tua rasanya tidak dapat mengandalkan anak untuk melakukan sesuatu, meskipun hal kecil sekalipun,” ujar Janet. Hal yang lebih buruk mengancam jika kebiasaan ini terus berlanjut. Secara tidak langsung, konsekuensi yang diterima adalah anak belajar sesuatu yang salah dari orang tua. Anak-anak akan lepas dari tanggung jawab begitu saja dengan anggapan orang lain akan mengerjakan untuknya.
Kemudian anak akan mulai merendahkan kemampuannya sendiri karena dia tidak pernah tahu bagaimana cara memulai dan menyelesaikan sesuatu. Dampaknya bagi orang tua, lama-kelamaan orang tua akan kelelahan menanggapi semua permintaan anak yang terlalu banyak. Selain itu, anak juga tidak terlatih membantu pekerjaan orang tua. “Ini tentu sangat merepotkan orang tua,” ujar Janet.
Larissa huda
(ars)