Kho Ping Hoo, Bukek Siansu Jilid 22 Bagian 5

Senin, 15 Mei 2017 - 18:00 WIB
loading...
Kho Ping Hoo, Bukek...
Bukek Siansu, karya : Asmaraman S Kho Ping Hoo
A A A
Kho Ping Hoo, Bukek Siansu

Kekhawatirannya terhadap sumoinya itu membuat dia makin bersemangat mencari jalan keluar. Lubang darimana ular-ular itu keluar dari sumur terlalu sempit untuk dapat diterobos, maka Sin Liong lalu menggunakan kedua tangannya untuk membongkar batu di lubang itu, memperlebar lubang dengan jalan memukul pecah batu-batu di sekelilingnya.

Tidak mudah pekerjaan ini, karena selain tubuhnya masih lemah, juga batu-batu di tempat itu amat keras dan hanya dapat digempurnya sedikit demi sedikit. Namun akhirnya dapat juga dia memperlebar lubang itu sehingga dia dapat merangkak melalui lubang sambil terus menggempur lubang di depan yang merupakan terowongan panjang.

Melihat betapa makin lama cahaya dari seberang terowongan kecil itu makin terang, hati Sin Liong membesar. Jelas bahwa di seberang itu terdapat tempat terbuka dari mana sinar matahari dapat masuk, pikirnya.

Akan tetapi pekerjaan menerobos terowongan kecil yang merupakan liang ular dengan hanya menggunakan kedua tangan tosong, memakan waktu lama juga. Saking hausnya, dia menengadah untuk menerima titik-titik air yang jatuh dari atas, yaitu dari dinding sumur yang mengeluarkan air. Biarpun memakan waktu lama, dapat juga dia mengobati dahaga dengan minum secara demikian.

Namun perutnya yang lapar terpaksa harus berpuasa lagi sampai tiga hari! Karena setelah tiga hari, barulah dia berhasil merangkak keluar dari terowongan itu dan tiba di sebuah ruangan yang cukup luas, akan tetapi juga merupakan tempat tertutup!

Bedanya, kalau sumur pertama merupakan tempat sempit dan gelap, maka ruangan kedua ini luas sekali, garis tengahnya tidak kurang dari sepuluh meter, merupakan sebuah ruang dalam tanah yang aneh. Di sebelah atas, jauh dari tinggi sekali, tertutup oleh tanah atau batu dan ada celah-celah yang merupakan retakan batu-batu dari mana sinar matahari dapet menerobos masuk.

Sin Liong menjatuhkan diri duduk di tengah ruangan dalam tanah ini dan harapannya kandas sama sekali. Kalau sumur pertama itu merupakan tahanan yang sukar diterobos adalah tempat ini lebih sukar lagi untuk meloloskan diri. Ular-ular yang banyak sekali berbelit-belit dan kelihatan ketakutan, ada yang merayap naik, ada pula yang menerobos terowongan yang sudah melebar itu untuk kembali ke dalam sumur pertama!

Sin Liong termenung. Dari kamar tahanan kecil dia pindah ke kamar tahanan besar! Hanya lebih lebar dan memperoleh penerangan sinar matahari yang tidak seberapa. Itulah bedanya! Akan tetapi dia tidak menjadi putus harapan.

Dihadapinya kenyataan ini dengan tabah dan dilenyapkannya kekhawatiran di dalam hatinya tentang diri sumoinya dengan keyakinan bahwa apa pun yang akan terjadi, terjadilah tanpa dipengaruhi segala kekhawatiran yang tiada gunanya!

Dia sendiri menghadapi bencana, menghadapi ancaman maut dan inilah yang terutama harus dihadapi dan diatasi lebih dulu. Dia mulai memeriksa kalau-kalau ada jalan keluar dari tempat itu.

Sama sekali tidak ada jalan keluar. Akan tetapi, dia menemukan benda-benda yang sementara dapat menolongnya dari ancaman kelaparan, yaitu jamur yang agaknya bertumbuhan dengan subur di tempat itu kerena memperoleh sinar matahari.

Perutnya lapar sekali dan pengetahuannya tentang tetumbuhan meyakinkan hatinya. Maka mulailah dia memilih jamur-jamur yang tak mengandung racun, lalu mulai dia makan jamur. Dalam keadaan lapar bukan main, ternyata jamur-jamur mentah itu terasa enak juga! Soal minum dia tidak usah khawatir karena di beberapa tempat pada dinding batu itu terdapat air yang menetes. Ditampungnya tetesan air itu dengan kedua tangannya, lalu diminumnya. Luar biasa segarnya air yang disaring oleh tanah dan batu itu.

Setelah yakin benar bahwa tidak ada jalan keluar dari tempat itu, Sin Liong menerima kenyataan ini dan dia giat berlatih ilmu. Di dalam kesunyian yang amat hebat itu perasaan dan pikiran Sin Liong menjadi luar biasa tajamnya.

Semua ilmu yang pernah dipelajari dan dibacanya dahulu sukar dimengerti olehnya karena kitab-kitab kuno Pulau Es memang amat sukar diartikan, kini menjadi jelas dan dapat dia selami intinya. Oleh karena inilah maka di luar dari kesadarannya sendiri, ilmu kesaktiannya bertambah dengan hebat dan cepatnya.
(dwi)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
book/ rendering in 0.1528 seconds (0.1#10.140)