Kho Ping Hoo, Bukek Siansu Jilid 20 Bagian 13
loading...
A
A
A
Kho Ping Hoo, Bukek Siansu
Komandan pengawal hendak membuka daun pintu, akan tetapi tiba-tiba dari luar meloncat masuk pengawal yang menjaga di luar, mukanya pucat dan tubuhnya menggigil lalu dia menjatuhkan diri di atas lantai menghadap Kaisar sambil berkata, "Mereka... mereka... akan menyerbu...!"
Oleh kepala pengawal, Kaisar dan rombongannya dikawal naik ke loteng. Kemudian Kaisar keluar dan memandang kepada pasukannya yang memberontak di luar itu. Begitu melihat munculnya Kaisar, para anak buah pasukan berteriak kacau balau, menuntut agar Yang Kok Tiong diberikan kepada mereka.
Kepala pengawal yang melihat gelagat buruk, diam-diam lalu menotok perdana menteri itu dan membawanya turun lagi di luar tahunya Kaisar, kemudian dia membuka pintu dan mendorong perdana menteri itu keluar. Banyak tangan yang penuh dendam kebencian menyambut, tubuh Yang Kok Tiong diseret-seret, hujan pukulan dan makian, penghinaan dan ludah ditujukan kepadanya.
Ketika Yang Kui Hui yang mendengar teriakan-teriakan kakaknya itu keluar mendekati Kaisar dan menjenguk kebawah, dia menjerit dan merangkul Kaisar, menangis. Kaisar sendiri terbelalak memandang betapa perdana menterinya itu, kakak dari selirnya, disiksa oleh pasukan, dipukuli dan dimaki-maki.
"Tolonglah Kakakku... tolonglah dia..." Yang Kui Hui merintih dan menangis.
Kaisar lalu berseru ke bawah dengar suara lantang, "Haiii!! Semua anggauta pasukanku...! Tahan...! Jangan lanjutkan perbuatan gila itu!"
"Berhenti...! Kalian iblis-iblis jahat...! Uh-huuuhhh-huuu...!!" Yang Kui Hui juga menjerit-jerit dan akhirnya menutupi mukanya, demikian pula Kaisar ketika melihat betapa Yang Kok Tiong sudah rebah dan tidak berkutik lagi, dengan tubuh hancur dan penuh darah.
Tiba-tiba dari dalam rombongan pasukan dan orang-orang dusun yang banyak berkumpul di tempat itu terdengar suara nyaring seorang laki-laki, "Seret iblis betina Yang Kui Hui...! Dialah biang keladinya! Dialah yang menjatuhkan kerajaan dengan menggoda Sri Baginda! Semenjak ada dia, kerajaan menjadi lemah dan dikuasai oleh pengkhianat-pengkhianat!"
Disusul suara wanita, "Bunuh kuntianak itu! Dia siluman betina! Dia Tiat Ki ke dua...! Dia berjina dengan An Lu Shan, dia mengumpulkan keluarganya untuk menguasai kerajaan! Dia harus dihukum gantung...!" Suara ini adalah suara Bu Swi Nio yang ingin membalas kematian kakaknya. Dia menyebut-nyebut nama tokoh wanita Tiat Ki, yang dalam dongeng sejarah adalah seekor siluman rase yang menjelma wanita menjadi selir Kaisar dan menyeret kerajaan ke dalam kehancuran pula.
Mendengar teriakan-teriakan menghasut dari Liem Toan Ki dan Bu Swi Nio ini, pasukan yang haus darah dan yang tidak puas itu lalu berteriak-teriak, menuding-nuding kepada Yang Kui Hui sambil menuntut agar wanita cantik itu digantung!
"Tidak...!" Kalian gila semua! Tidaaakkk...!!" Kaisar memeluk tubuh selir nya yang pucat dan hampir pingsan itu, lalu menariknya masuk, diikuti teriakan-teriakan para anak buah pasukan dan rakyat setempat.
Kaisar dengan muka merah karena marahnya merangkul Yang Kui Hui yang menangis terisak-isak itu, diikuti oleh rombongan. Semua anggauta rombongan memandang dengan muka pucat, apalagi mereka mendengar suara ribut-ribut di luar rumah dan kini pintu digedor-gedor lagi.
"Gantung Yang Kui Hui...!"
"Bunuh siluman itu...!"
"Kalau tidak, rumah ini kami bakar!!"
Tentu saja Kaisar dan yang lain jadi makin panik. Kaisar menjatuhkan diri di atas kursi, mukanya pucat dan keringatnya bercucuran membasahinya, sementara itu Yang Kui Hui berlutut di dekat kursi Kaisar, memeluki kaki Kaisar dan memperlihatkan sikap yang memelas (menimbulkan iba) sekali, tubuhnya gemetar karena suara-suara dari luar yang terdengar, suara menuntut kematiannya itu seperti ujung pedang-pedang yang ditusuk-tusuk ke ulu hatinya. (Bersambung)
Komandan pengawal hendak membuka daun pintu, akan tetapi tiba-tiba dari luar meloncat masuk pengawal yang menjaga di luar, mukanya pucat dan tubuhnya menggigil lalu dia menjatuhkan diri di atas lantai menghadap Kaisar sambil berkata, "Mereka... mereka... akan menyerbu...!"
Oleh kepala pengawal, Kaisar dan rombongannya dikawal naik ke loteng. Kemudian Kaisar keluar dan memandang kepada pasukannya yang memberontak di luar itu. Begitu melihat munculnya Kaisar, para anak buah pasukan berteriak kacau balau, menuntut agar Yang Kok Tiong diberikan kepada mereka.
Kepala pengawal yang melihat gelagat buruk, diam-diam lalu menotok perdana menteri itu dan membawanya turun lagi di luar tahunya Kaisar, kemudian dia membuka pintu dan mendorong perdana menteri itu keluar. Banyak tangan yang penuh dendam kebencian menyambut, tubuh Yang Kok Tiong diseret-seret, hujan pukulan dan makian, penghinaan dan ludah ditujukan kepadanya.
Ketika Yang Kui Hui yang mendengar teriakan-teriakan kakaknya itu keluar mendekati Kaisar dan menjenguk kebawah, dia menjerit dan merangkul Kaisar, menangis. Kaisar sendiri terbelalak memandang betapa perdana menterinya itu, kakak dari selirnya, disiksa oleh pasukan, dipukuli dan dimaki-maki.
"Tolonglah Kakakku... tolonglah dia..." Yang Kui Hui merintih dan menangis.
Kaisar lalu berseru ke bawah dengar suara lantang, "Haiii!! Semua anggauta pasukanku...! Tahan...! Jangan lanjutkan perbuatan gila itu!"
"Berhenti...! Kalian iblis-iblis jahat...! Uh-huuuhhh-huuu...!!" Yang Kui Hui juga menjerit-jerit dan akhirnya menutupi mukanya, demikian pula Kaisar ketika melihat betapa Yang Kok Tiong sudah rebah dan tidak berkutik lagi, dengan tubuh hancur dan penuh darah.
Tiba-tiba dari dalam rombongan pasukan dan orang-orang dusun yang banyak berkumpul di tempat itu terdengar suara nyaring seorang laki-laki, "Seret iblis betina Yang Kui Hui...! Dialah biang keladinya! Dialah yang menjatuhkan kerajaan dengan menggoda Sri Baginda! Semenjak ada dia, kerajaan menjadi lemah dan dikuasai oleh pengkhianat-pengkhianat!"
Disusul suara wanita, "Bunuh kuntianak itu! Dia siluman betina! Dia Tiat Ki ke dua...! Dia berjina dengan An Lu Shan, dia mengumpulkan keluarganya untuk menguasai kerajaan! Dia harus dihukum gantung...!" Suara ini adalah suara Bu Swi Nio yang ingin membalas kematian kakaknya. Dia menyebut-nyebut nama tokoh wanita Tiat Ki, yang dalam dongeng sejarah adalah seekor siluman rase yang menjelma wanita menjadi selir Kaisar dan menyeret kerajaan ke dalam kehancuran pula.
Mendengar teriakan-teriakan menghasut dari Liem Toan Ki dan Bu Swi Nio ini, pasukan yang haus darah dan yang tidak puas itu lalu berteriak-teriak, menuding-nuding kepada Yang Kui Hui sambil menuntut agar wanita cantik itu digantung!
"Tidak...!" Kalian gila semua! Tidaaakkk...!!" Kaisar memeluk tubuh selir nya yang pucat dan hampir pingsan itu, lalu menariknya masuk, diikuti teriakan-teriakan para anak buah pasukan dan rakyat setempat.
Kaisar dengan muka merah karena marahnya merangkul Yang Kui Hui yang menangis terisak-isak itu, diikuti oleh rombongan. Semua anggauta rombongan memandang dengan muka pucat, apalagi mereka mendengar suara ribut-ribut di luar rumah dan kini pintu digedor-gedor lagi.
"Gantung Yang Kui Hui...!"
"Bunuh siluman itu...!"
"Kalau tidak, rumah ini kami bakar!!"
Tentu saja Kaisar dan yang lain jadi makin panik. Kaisar menjatuhkan diri di atas kursi, mukanya pucat dan keringatnya bercucuran membasahinya, sementara itu Yang Kui Hui berlutut di dekat kursi Kaisar, memeluki kaki Kaisar dan memperlihatkan sikap yang memelas (menimbulkan iba) sekali, tubuhnya gemetar karena suara-suara dari luar yang terdengar, suara menuntut kematiannya itu seperti ujung pedang-pedang yang ditusuk-tusuk ke ulu hatinya. (Bersambung)
(dwi)