Kecil Kemungkinan Adanya Importasi Kasus Virus Marburg di Indonesia
Rabu, 29 Maret 2023 - 10:27 WIB
JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap bahwa kematian akibat virus Marburg makin meningkat. Sejauh ini, tercatat 9 kematian dan 16 suspek yang dilaporkan di Provinsi Kie Ntem, Guinea Ekuatorial.
Terkait hal tersebut, Kementerian Kesehatan menanggapinya dengan melakukan penilaian risiko cepat atau rapid risk assessment terhadap penyakit virus Marburg.
"Dari rapid risk assessment yang dilakukan pada 20 Februari 2023, hasil didapatkan bahwa kemungkinan adanya importasi kasus virus Marburg di Indonesia adalah rendah," sebut Kemenkes dalam laporannya, yang diterima MNC Portal, Rabu (29/3/2023).
Dalam laporan itu juga disebutkan bahwa hingga saat ini masih belum ditemukan laporan kasus atau suspek penyakit virus Marburg di Indonesia.
Kendati demikian, pemerintah tetap meminta masyarakat waspada, sembari langkah cepat pencegahan dilakukan pemerintah. "Kita perlu tetap melakukan kewaspadaan dini dan antisipasi kasus ini," ungkap Juru Bicara Kemenkes, dr. Mohammad Syahril.
Bentuk kewaspadaan dari pemerintah sendiri adalah keluarnya Surat Edaran tentang Kewaspadaan Terhadap Penyakit Virus Marburg.
Melalui itu, Kemenkes meminta agar pemerintah daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, kantor kesehatan pelabuhan, SDM kesehatan, dan para pemangku kepentingan terkait untuk waspada terhadap virus Marburg.
Virus Marburg sendiri adalah salah satu virus paling mematikan dengan fatalitas mencapai 88 persen. Penyakit yang ditimbulkan dari infeksi virus ini merupakan penyakit demam berdarah yang jarang terjadi.
Karena itu juga, Guinea Ekuatorial langsung menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) setelah mendapati hanya 1 kasus dari 8 sampel yang diperiksa.
Terkait hal tersebut, Kementerian Kesehatan menanggapinya dengan melakukan penilaian risiko cepat atau rapid risk assessment terhadap penyakit virus Marburg.
"Dari rapid risk assessment yang dilakukan pada 20 Februari 2023, hasil didapatkan bahwa kemungkinan adanya importasi kasus virus Marburg di Indonesia adalah rendah," sebut Kemenkes dalam laporannya, yang diterima MNC Portal, Rabu (29/3/2023).
Dalam laporan itu juga disebutkan bahwa hingga saat ini masih belum ditemukan laporan kasus atau suspek penyakit virus Marburg di Indonesia.
Kendati demikian, pemerintah tetap meminta masyarakat waspada, sembari langkah cepat pencegahan dilakukan pemerintah. "Kita perlu tetap melakukan kewaspadaan dini dan antisipasi kasus ini," ungkap Juru Bicara Kemenkes, dr. Mohammad Syahril.
Bentuk kewaspadaan dari pemerintah sendiri adalah keluarnya Surat Edaran tentang Kewaspadaan Terhadap Penyakit Virus Marburg.
Melalui itu, Kemenkes meminta agar pemerintah daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, kantor kesehatan pelabuhan, SDM kesehatan, dan para pemangku kepentingan terkait untuk waspada terhadap virus Marburg.
Virus Marburg sendiri adalah salah satu virus paling mematikan dengan fatalitas mencapai 88 persen. Penyakit yang ditimbulkan dari infeksi virus ini merupakan penyakit demam berdarah yang jarang terjadi.
Karena itu juga, Guinea Ekuatorial langsung menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) setelah mendapati hanya 1 kasus dari 8 sampel yang diperiksa.
(nug)
Lihat Juga :
tulis komentar anda