Psikiater Sebut Menangis Bagus untuk Tubuh

Kamis, 30 Juli 2020 - 11:08 WIB
Lauren Bylsma, asisten profesor psikiatri dan psikologi di University of Pittsburgh di Pennsylvania menjelaskan bahwa manusia adalah satu-satunya mahluk yang menangis hingga dewasa dan memiliki air mata emosional, yang mungkin memiliki fungsi sosial yang lebih kompleks untuk memperoleh dukungan dan kenyamanan dari orang lain atau memiliki fungsi komunikatif atau fungsi ikatan sosial.

Jika Anda terbiasa menekan emosi, membiarkan diri menangis mungkin pertama-tama menciptakan kecemasan jika itu adalah pertama kalinya Anda membiarkan perasaan Anda muncul. Ini merupakan hal normal. Mengubah perspektif dan menuruti keinginan dapat membantu Anda secara bertahap mengatasi rasa tidak nyaman. Dengan menangis, kita bisa membiarkan diri kita menjadi rentan.

"Itu bagus karena Anda tidak bisa selalu waspada setiap saat. Tubuh selalu bersandar pada banyak dimensi berbeda untuk berada di tempat keseimbangan. Menjadi rentan dan mengecewakan penjaga Anda adalah cara untuk memulihkan, dalam arti, dari stres dan ketegangan," lanjut Sideroff.

Orang sering melaporkan merasa lebih baik setelah mereka menangis. Itu bisa terjadi karena menangis memaksa untuk memperhatikan apa yang memicu dan bekerja melalui emosi dan pikiran kita. Menangis juga dapat membantu dalam memahami apa yang penting bagi diri sendiri, terutama jika Anda menangisi sesuatu yang membuat kesal.

Ketika Anda stres, aktivitas sistem saraf simpatik meningkat. Respon yang menghilangkan stres dari menangis telah ditemukan didahului oleh peningkatan aktivitas sistem saraf parasimpatis, yang berarti menangis adalah kegiatan yang membantu Anda mulai rileks. Air mata emosional mungkin unik dalam susunan kimianya. Konsentrasi prolaktin, mangan, serotonin, kortisol, dan adrenalin telah terdeteksi pada air mata emosional, yang sebagian besar berperan dalam pengaturan suasana hati dan stres.

"Jika air mata emosional memiliki lebih banyak hormon-hormon itu daripada yang lain, itu bisa saja menjadi tanda bahwa selama waktu itu, orang itu mengalami stresor emosional," papar Bylsma.

Dengan menahan air mata, bisa merugikan diri sendiri. Sementara itu, perasaan yang belum diproses adalah cara yang signifikan untuk mengalami depresi juga.

"Menangis adalah bentuk bantuan yang esensial dan sangat penting untuk memproses kehilangan, ketidakpastian, dan tekanan pandemi. Anda tidak ingin menjadi mati rasa atau beralih ke kecanduan. Anda ingin bisa menggunakan mekanisme penyembuhan alami tubuh untuk keuntungan Anda," tutup Orloff.
(tdy)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More