Nyamuk Wolbachia Penangkal Aedes Aegypti Jadi Perdebatan, Ini Penjelasan Tim Ahli Kemenkes
Jum'at, 08 Desember 2023 - 08:20 WIB
Meski demikian, proses pemantauan terkait hal itu masih tetap berlangsung hingga saat ini. Selain Indonesia, ada negara lain yang telah menggunakan inovasi nyamuk ini seperti Australia, Brasil, Kolombia, El Salvador, Sri Lanka, Honduras, Laos, Vietnam, Kiribati, Fiji, Vanuatu, New Caledonia, hingga Meksiko.
Wolbachia adalah bakteri alami. Bakteri ini merupakan bakteri gram negatif yang secara alami ada pada serangga seperti kupu-kupu, lalat, dan lebah. Wolbachia merupakan salah satu teknologi biologis untuk pengendalian nyamuk demam berdarah.
“Tapi yang paling terkenal kandungan wolbachia ada di lalat buah drosophila melanogaster,” tutur Prof Aryati.
Uniknya, nyamuk ini menghasilkan siklus yang berbeda saat proses perkawinan. Nyamuk wolbachia jantan yang kawin dengan betina tidak akan menghasilkan telur yang menetas.
“Nyamuknya jadi mandul ya, tidak bisa menghasilkan keturunan,” papar Prof Aryati.
Nyamuk wolbachia betina yang kawin dengan jantan akan menghasilkan telur dengan gen wolbachia.
“Sama halnya kalau nyamuk wolbachia jantan dan betina yang kawin, mereka akan menghasilkan telur yang menetas dan berwolbachia,” jelasnya.
Setelah melalui penelitian panjang, terbukti bahwa keberadaan nyamuk wolbachia mampu menurunkan kasus demam berdarah sebesar 77,1 persen. Selain itu jumlah perawatan di rumah sakit akibat demam berdarah mengalami penurunan sebanyak 86 persen.
Keberadaan nyamuk yang tengah menjadi perdebatan itu ternyata memiliki beragam manfaat. Meski nyamuk tersebut mengandung bakteri, namun tidak bisa menginfeksi manusia.
Wolbachia adalah bakteri alami. Bakteri ini merupakan bakteri gram negatif yang secara alami ada pada serangga seperti kupu-kupu, lalat, dan lebah. Wolbachia merupakan salah satu teknologi biologis untuk pengendalian nyamuk demam berdarah.
“Tapi yang paling terkenal kandungan wolbachia ada di lalat buah drosophila melanogaster,” tutur Prof Aryati.
Uniknya, nyamuk ini menghasilkan siklus yang berbeda saat proses perkawinan. Nyamuk wolbachia jantan yang kawin dengan betina tidak akan menghasilkan telur yang menetas.
“Nyamuknya jadi mandul ya, tidak bisa menghasilkan keturunan,” papar Prof Aryati.
Nyamuk wolbachia betina yang kawin dengan jantan akan menghasilkan telur dengan gen wolbachia.
“Sama halnya kalau nyamuk wolbachia jantan dan betina yang kawin, mereka akan menghasilkan telur yang menetas dan berwolbachia,” jelasnya.
Setelah melalui penelitian panjang, terbukti bahwa keberadaan nyamuk wolbachia mampu menurunkan kasus demam berdarah sebesar 77,1 persen. Selain itu jumlah perawatan di rumah sakit akibat demam berdarah mengalami penurunan sebanyak 86 persen.
Keberadaan nyamuk yang tengah menjadi perdebatan itu ternyata memiliki beragam manfaat. Meski nyamuk tersebut mengandung bakteri, namun tidak bisa menginfeksi manusia.
tulis komentar anda