Jadi Warisan Dunia UNESCO, Sumbu Filosofi Yogyakarta Makin Istimewa
Jum'at, 29 Desember 2023 - 06:00 WIB
Retno menandaskan untuk kelanjutan Sumbu Filosofi tersebut, Retno membuka diri jika jika ada hal-hal yang diperlukan dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Demikian juga dengan hal-hal lain yang terkait dengan warisan budaya pihaknya juga siap untuk menindaklanjutinya.
"Karena sekali lagi, salah satu diplomasi yang kita jalankan adalah diplomasi budaya, soft power. Dan kita terus bersama dengan pemerintah-pemerintah daerah yang ingin memperjuangkan warisan budaya untuk diakui dunia,” ujar Menteri Retno.
Pada kesempatan tersebut, Sri Sultan menuturkan, pasca penetapan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan dunia, Pemda DIY telah menindaklanjutinya dengan beberapa langkah strategis. Diantaranya yaitu melaksanakan koordinasi, komunikasi, dan menjalin kerja sama antara Pemerintah Daerah DIY, Pemerintah Kota Yogyakarta, Pemerintah Kabupaten Bantul, dan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, untuk memastikan peran masing-masing, dalam pengelolaan Warisan Dunia, Sumbu Filosofi Yogyakarta.
“Selain itu, dari sisi regulasi, telah terbit Keputusan Gubernur DIY Nomor 360/KEP/2023, tentang Sekretariat Bersama Pengelolaan Warisan Dunia Sumbu Filosofi Yogyakarta. Keputusan Gubernur ini, digunakan sebagai fondasi untuk memastikan fungsi komunikasi, penyiapan kebijakan dan strategi pengelolaan, koordinasi-integrasi perencanaan, operasional, monitoring, dan evaluasi, serta mendukung fungsi pelaporan,” jelas Sri Sultan.
Diungkapkan Sri Sultan, kesemua fungsi itu menjadi urgensi, lantaran atribut Warisan Dunia Sumbu Filosofi Yogyakarta sangat dipengaruhi oleh beberapa hal. Seperti adanya tekanan pembangunan, tekanan lingkungan, kesiapsiagaan bencana, isu pariwisata berkelanjutan, dan eksistensi sosial-budaya masyarakat sekitar.
“Dengan penuh rasa syukur, saya mewakili Pemerintah Daerah dan warga Daerah Istimewa Yogyakarta, mengucapkan terima kasih disertai penghargaan yang tinggi kepada jajaran Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, atas berbagai dukungan yang telah diberikan, baik selama masa persiapan pengajuan dan proses sidang, sehingga Sumbu Filosofi telah diakui sebagai Warisan Dunia,” kata Sri Sultan.
Sri Sultan turut menyampaikan, tentunya dengan kelanjutan dukungan dari Pemerintah Republik Indonesia, khususnya Kementerian Luar Negeri, dapat memperkuat eksistensi dan gemilang kiprah Sumbu Filosofi, khususnya dalam perspektif global. “Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa, berkenan melimpahkan berkah serta rahmat-Nya, agar segala sesuatu yang diupayakan, dalam memperkuat eksistensi Sumbu Filosofi Yogyakarta, dapat memperkaya keragaman budaya dunia, dalam nilai-nilai universalitas, kohesi kultural, dan kemanusiaan,” tutur Sri Sultan.
Usai kegiatan penyerahan tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi memaknai sertifikat warisan dunia UNESCO Sumbu Filosofi ini sebagai pengingat akan janji kepada dunia internasional terkait upaya pengelolaannya. “Pengingat untuk kita semua bahwa kerjanya, perjuangannya sebenarnya dimulai dari sekarang ini. Argonya mulai berjalan terkait dengan apa yang harus kita kelola. Dan ini nanti akan menjadi bagian dari monitoring, evaluasi dari UNESCO secara rutin, sudah ada operasional guidelinenya,” papar Dian.
Dikatakan Dian, yang terpenting, berbagai upaya yang dilakukan terhadap pengelolaan Sumbu Filosofi, pertama harus mampu menguatkan nilai-nilai Outstanding Universal Value-nya. “Yang kedua ini yang paling penting, harus mampu mensejahterakan. Menerjemahkan mampu mensejahterakan itu kan ini yang sedang kita siapkan dengan teman-teman. Bukan kemudian dapat sertifikat, kita langsung bergerak untuk tahapan. Tapi kita sebenarnya sudah melakukannya jauh lama. Jadi apa yang sebenarnya masyarakat saksikan di dalam proses-proses pengelolaan kawasan Sumbu Filosofi sebenarnya itu adalah bagian dari sekarang dan ke depan. Cuma butuh proses,” urai Dian.
"Karena sekali lagi, salah satu diplomasi yang kita jalankan adalah diplomasi budaya, soft power. Dan kita terus bersama dengan pemerintah-pemerintah daerah yang ingin memperjuangkan warisan budaya untuk diakui dunia,” ujar Menteri Retno.
Baca Juga
Pada kesempatan tersebut, Sri Sultan menuturkan, pasca penetapan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan dunia, Pemda DIY telah menindaklanjutinya dengan beberapa langkah strategis. Diantaranya yaitu melaksanakan koordinasi, komunikasi, dan menjalin kerja sama antara Pemerintah Daerah DIY, Pemerintah Kota Yogyakarta, Pemerintah Kabupaten Bantul, dan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, untuk memastikan peran masing-masing, dalam pengelolaan Warisan Dunia, Sumbu Filosofi Yogyakarta.
“Selain itu, dari sisi regulasi, telah terbit Keputusan Gubernur DIY Nomor 360/KEP/2023, tentang Sekretariat Bersama Pengelolaan Warisan Dunia Sumbu Filosofi Yogyakarta. Keputusan Gubernur ini, digunakan sebagai fondasi untuk memastikan fungsi komunikasi, penyiapan kebijakan dan strategi pengelolaan, koordinasi-integrasi perencanaan, operasional, monitoring, dan evaluasi, serta mendukung fungsi pelaporan,” jelas Sri Sultan.
Diungkapkan Sri Sultan, kesemua fungsi itu menjadi urgensi, lantaran atribut Warisan Dunia Sumbu Filosofi Yogyakarta sangat dipengaruhi oleh beberapa hal. Seperti adanya tekanan pembangunan, tekanan lingkungan, kesiapsiagaan bencana, isu pariwisata berkelanjutan, dan eksistensi sosial-budaya masyarakat sekitar.
“Dengan penuh rasa syukur, saya mewakili Pemerintah Daerah dan warga Daerah Istimewa Yogyakarta, mengucapkan terima kasih disertai penghargaan yang tinggi kepada jajaran Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, atas berbagai dukungan yang telah diberikan, baik selama masa persiapan pengajuan dan proses sidang, sehingga Sumbu Filosofi telah diakui sebagai Warisan Dunia,” kata Sri Sultan.
Sri Sultan turut menyampaikan, tentunya dengan kelanjutan dukungan dari Pemerintah Republik Indonesia, khususnya Kementerian Luar Negeri, dapat memperkuat eksistensi dan gemilang kiprah Sumbu Filosofi, khususnya dalam perspektif global. “Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa, berkenan melimpahkan berkah serta rahmat-Nya, agar segala sesuatu yang diupayakan, dalam memperkuat eksistensi Sumbu Filosofi Yogyakarta, dapat memperkaya keragaman budaya dunia, dalam nilai-nilai universalitas, kohesi kultural, dan kemanusiaan,” tutur Sri Sultan.
Usai kegiatan penyerahan tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi memaknai sertifikat warisan dunia UNESCO Sumbu Filosofi ini sebagai pengingat akan janji kepada dunia internasional terkait upaya pengelolaannya. “Pengingat untuk kita semua bahwa kerjanya, perjuangannya sebenarnya dimulai dari sekarang ini. Argonya mulai berjalan terkait dengan apa yang harus kita kelola. Dan ini nanti akan menjadi bagian dari monitoring, evaluasi dari UNESCO secara rutin, sudah ada operasional guidelinenya,” papar Dian.
Dikatakan Dian, yang terpenting, berbagai upaya yang dilakukan terhadap pengelolaan Sumbu Filosofi, pertama harus mampu menguatkan nilai-nilai Outstanding Universal Value-nya. “Yang kedua ini yang paling penting, harus mampu mensejahterakan. Menerjemahkan mampu mensejahterakan itu kan ini yang sedang kita siapkan dengan teman-teman. Bukan kemudian dapat sertifikat, kita langsung bergerak untuk tahapan. Tapi kita sebenarnya sudah melakukannya jauh lama. Jadi apa yang sebenarnya masyarakat saksikan di dalam proses-proses pengelolaan kawasan Sumbu Filosofi sebenarnya itu adalah bagian dari sekarang dan ke depan. Cuma butuh proses,” urai Dian.
Lihat Juga :
tulis komentar anda