Kemenag RI Perkenalkan Metode BRUS untuk Tekan Angka Pernikahan Anak yang Makin Tinggi

Selasa, 09 Januari 2024 - 17:40 WIB
Kemenag memperkenalkan BRUS untuk menekan angka pernikahan anak bersama sejumlah public figure di Jakarta, belum lama ini. Foto/Istimewa
JAKARTA - Tingkat pernikahan anak di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Kemenag berupaya menekannya dengan menerapkan metode BRUS.

Metode tersebut diperkenalkan oleh Kemenang pada perayaan Hari Amal Bhakti ke-78 Kementerian Agama, Minggu (7/1/2024), di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta. Dalam acara tersebut Kemenang menggelar acara bertajuk Bimbingan Remaja Usia Sekolah Plus (BRUS+) yang diinisiasi oleh Ditjen Bimas Islam.

Acara bertema "Siapkan Masa Depanmu, Rencanakan Nikahmu" semakin menarik dengan menghadirkan sejumlah public figure seperti Arafah Arianti, Zaskia Adya Mecca, Husein Hadar yang lebih dikenal dengan sapaan Habib Ja'far, dan Instruktur BRUS Kemenag Paman Dodo.







Dalam acara yang sama, Kepala Subdirektorat Bina Keluarga Sakinah Kemenag Agus Suryo Suripto membenarkan Indonesia merupakan salah satu negara dengan angka pernikahan anak yang tinggi. Menurutnya, Kemenag melakukan upaya yang serius untuk menekan angka pernikahan anak di Indonesia.

Konsep BRUS, menurut dia, merupakan upaya edukasi untuk remaja usia sekolah agar mampu menyiapkan masa depan sebaik-baiknya. Lewat program itu remaja dibekali dengan upaya-upaya penguatan karakter dan kesadaran pengelolaan kepribadian yang baik. Nantinya generasi muda bisa memiliki kemampuan mengelola diri dan lingkungan agar tidak terjebak pada lingkungan sosial dan pergaulan bebas.

Agus Suryo Suripto juga meminta peserta BRUS+, yang terdiri dari siswa-siswi SMA se-Jabodetabek, untuk melakukan persiapan yang matang sebelum menikah. Menurutnya, dua aspek penting yang perlu dipersiapkan sebelum menikah adalah kesadaran dalam mengelola diri dan penguatan keagamaan.

"Pertama, persiapkan masa depan dengan membangun kesadaran dalam pengelolaan diri, setiap remaja mempunyai potensi diri harus bisa dikembangkan. Generasi muda punya masa depan yang harus diperjuangkan. Kedua, perkuat pendidikan agama, karena agama merupakan benteng dari pergaulan dan lingkungan sosial yang tidak baik," terangnya.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More