Orang yang Tidur Ngorok Tidak Disarankan Nyetir, Berisiko Tinggi Alami Kecelakaan
Sabtu, 24 Februari 2024 - 08:30 WIB
JAKARTA - Sebuah studi mengungkap bahwa orang yang tidur ngorok tidak disarankan menyetir. Penelitian yang dilakukan oleh Institut Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Dewan Urusan Ketenagakerjaan Taiwan ini menemukan bahwa masalah mendengkur yang sering diabaikan bisa berakibat fatal di jalan raya.
Studi yang menargetkan pengemudi profesional berusia di atas 40 tahun menemukan bahwa mereka yang ngorok memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk terlibat dalam kecelakaan lalu lintas dibandingkan mereka yang tidak mendengkur.
Dilansir dari Taipe Times, Sabtu (24/2/2024) studi tersebut juga menemukan bahwa satu dari lima pengemudi berusia lanjut melaporkan mendengkur.
Menanggapi penelitian tersebut, para ahli tidur meminta mereka yang mendengkur dan mengantuk di siang hari untuk menemui dokter. Ini karena mereka berisiko lebih tinggi mengalami kecelakaan di jalan.
Hsu Jin-huei, seorang peneliti di lembaga tersebut mengatakan bahwa 306 pengemudi berusia di atas 40 tahun berpartisipasi dalam penelitian tersebut. “Faktor risiko yang diketahui seperti shift panjang dan riwayat pelanggaran lalu lintas juga muncul dalam penelitian kami,” kata Hsu Jin-huei.
Namun, pengaruh mendengkur terhadap kecelakaan lalu lintas tidak boleh dianggap remeh. Penelitian ini menunjukkan bahwa pendengkur yang mengemudikan kendaraan penumpang kecil memiliki kemungkinan 2,33 kali lebih besar untuk mengalami kecelakaan dibandingkan mereka yang tidak mendengkur.
Sedangkan pendengkur yang mengemudikan bus besar memiliki kemungkinan 2,18 kali lebih besar untuk mengalami kecelakaan. Kepala dokter pusat tidur Rumah Sakit Chang Gung Chen Ning-hung menjelaskan hasil penelitian serupa yang dilakukan di luar negeri telah menemukan hubungan yang lebih kuat antara mendengkur dan kecelakaan kendaraan.
Dalam sebuah penelitian pada 1999 yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine menunjukkan bahwa orang yang mendengkur enam kali lebih mungkin mengalami kecelakaan lalu lintas dibandingkan rata-rata pengemudi.
Studi yang menargetkan pengemudi profesional berusia di atas 40 tahun menemukan bahwa mereka yang ngorok memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk terlibat dalam kecelakaan lalu lintas dibandingkan mereka yang tidak mendengkur.
Dilansir dari Taipe Times, Sabtu (24/2/2024) studi tersebut juga menemukan bahwa satu dari lima pengemudi berusia lanjut melaporkan mendengkur.
Menanggapi penelitian tersebut, para ahli tidur meminta mereka yang mendengkur dan mengantuk di siang hari untuk menemui dokter. Ini karena mereka berisiko lebih tinggi mengalami kecelakaan di jalan.
Hsu Jin-huei, seorang peneliti di lembaga tersebut mengatakan bahwa 306 pengemudi berusia di atas 40 tahun berpartisipasi dalam penelitian tersebut. “Faktor risiko yang diketahui seperti shift panjang dan riwayat pelanggaran lalu lintas juga muncul dalam penelitian kami,” kata Hsu Jin-huei.
Namun, pengaruh mendengkur terhadap kecelakaan lalu lintas tidak boleh dianggap remeh. Penelitian ini menunjukkan bahwa pendengkur yang mengemudikan kendaraan penumpang kecil memiliki kemungkinan 2,33 kali lebih besar untuk mengalami kecelakaan dibandingkan mereka yang tidak mendengkur.
Sedangkan pendengkur yang mengemudikan bus besar memiliki kemungkinan 2,18 kali lebih besar untuk mengalami kecelakaan. Kepala dokter pusat tidur Rumah Sakit Chang Gung Chen Ning-hung menjelaskan hasil penelitian serupa yang dilakukan di luar negeri telah menemukan hubungan yang lebih kuat antara mendengkur dan kecelakaan kendaraan.
Dalam sebuah penelitian pada 1999 yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine menunjukkan bahwa orang yang mendengkur enam kali lebih mungkin mengalami kecelakaan lalu lintas dibandingkan rata-rata pengemudi.
tulis komentar anda