Indonesia Siap Terapkan Telerobotic Surgery, Inovasi Bedah yang Hilangkan Hambatan Geografis

Rabu, 19 Juni 2024 - 18:18 WIB
“Kami memiliki harapan besar, khususnya bagi Indonesia, agar ke depannya mampu menjalankan bedah telerobotik secara mandiri. Hal ini tentu sangat berguna bagi peningkatan kualitas hidup pasien khususnya di Indonesia," kata Prof. Ponco.

Bedah telerobotik sendiri merupakan salah satu use case inovatif pemanfaatan internet 5G, yang memungkinkan dokter bedah untuk melakukan tindakan operasi terhadap pasien secara jarak jauh dan real-time, termasuk untuk kasus-kasus urologi. Pengembangan telerobotic surgery di Indonesia bekerja sama dengan Iran untuk menjalankan pilot project di tiga rumah sakit, yaitu RSUP Dr. Hasan Sadikin (Bandung), RSUP Dr. Sardjito (Yogyakarta), dan RSUP Haji Adam Malik (Medan).

“Dalam aplikasi di bidang urologi, bedah robotik telah digunakan untuk melakukan operasi prostatektomi radikal dalam penanganan kanker prostat. Selain itu, bedah robotik dapat digunakan untuk laparoskopi nefrektomi radikal dengan menggunakan teknologi sistem Da Vinci yang ada di Indonesia," terang Prof. dr. Chaidir A. Mochtar, SpU(K), Ph.D, selaku Ketua Kolegium Urologi Indonesia dan dokter spesialis urologi.

"Saat ini kami juga memiliki harapan besar di masa depan untuk bisa mengimplementasikan bedah robotik di berbagai rumah sakit, dengan menggunakan sistem-sistem lainnya seperti Edge Medical Robotic dan SHURUI Single-port Endoscopic Surgical System dari negara Cina, Hinotori Surgical Robotic System dari Jepang, ataupun Mantra dari India,” lanjutnya.

Teknologi bedah robotik kini berkembang menjadi telerobotik, yang artinya bisa dilakukan jarak jauh. Dokter berada di tempat yang berbeda dengan pasien, dan robotlah yang menjadi perpanjangan tangan dokter tersebut.

Telerobotic surgery adalah proses yang kompleks. Ada beberapa persyaratan utama terkait perangkat keras, fungsionalitas, dan teknis streaming/internet. Sistem ini mampu menerima dan mengubah data bedah secara real-time, memungkinkan ahli bedah untuk mengoperasi sambil duduk di konsol pada jarak jauh, dan melihat bidang bedahnya pada gambar 3D di layar.

Menurut Prof. Chaidir, jika teknik ini bisa dijalankan segera di Indonesia, tentu bakal memberikan keuntungan bagi pasien dan juga dokter.

“Beberapa di antaranya adalah mampu menjangkau wilayah-wilayah terpelosok dan kualitas pelayanan RS pun jadi merata, mengeliminasi perjalanan jarak jauh apalagi bagi pasien yang sudah terminal, penggunaan teknologi robotik mampu meningkatkan akurasi bedah dan meminimalisasi rasa sakit, serta mengurangi infeksi atau penularan virus yang bisa terjadi jika pasien berpindah-pindah ke rumah sakit lain. Ditambah lagi, teknik ini memungkinkan adanya kolaborasi antardokter bedah sehingga hasil lebih maksimal,” tuturnya.
(tsa)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More