Model Terapi Intensif Sukses Rehabilitasi 6.000 Anak Berkebutuhan Khusus dengan Tingkat Keberhasilan 70%

Rabu, 28 Agustus 2024 - 20:20 WIB
WINGS dimulai oleh seorang ibu bernama Judith Julia Justin dan putranya yang berkebutuhan khusus, Jake, pada 2017. Foto/Istimewa
JAKARTA - WINGS merupakan salah satu dari sedikit pusat terapi yang beroperasi di bawah kerangka Model Terapi Intensif (IMOT). Berlokasi di Singapura, WINGS telah menangani lebih dari 6.000 pasien hingga saat ini, dengan tingkat keberhasilan 70%.

Dari 6.000 pasien tersebut, 50% di antaranya adalah orang asing yang terbang ke Singapura dari seluruh Asia Tenggara, khususnya Indonesia, untuk berobat di pusat terapi unik ini.

Pusat terapi ini adalah salah satu dari sedikit pusat kesehatan di Asia dan dunia yang menyediakan terapi khas yang inovatif di bawah satu atap dengan menerapkan Model Terapi Intensif (IMOT) untuk menyediakan terapi seperti Suit Therapy (NeuroSuit and TheraSuit Method), Latihan Spider Cage, Universal Exercise Unit, Intervensi Gerakan Dinamis (DMI), Cuevas Medek Exercises (CME), Latihan Berjalan Intensif dengan LiteGat, Latihan Berjalan Robotik dengan Trexo Robotics, Task Specific Electrical Stimulation (TASES), dan masih banyak lagi.

“Anak saya harus menjalani kemoterapi karena leukemia. Perawatan tersebut berlangsung selama 9 bulan dan ini berdampak pada sebagian besar kemampuannya dan membuatnya kesulitan untuk berjalan. Merupakan berkah bagi kami untuk bisa mendapatkan bantuan dari WINGS," kata Riza Legowo, ibu dari Valerie yang berusia enam tahun dari Jakarta.



"WINGS benar-benar unik, tidak hanya dalam metodenya tetapi juga dalam cara mereka memperlakukan setiap anak secara holistik. Kami bersyukur karena Valerie kini sudah bisa berjalan, berlari, bersepeda, dan menaiki anak tangga. Setelah 5 tahun menjalani terapi intensif, kami kembali pindah ke Jakarta pada tahun 2022 agar Valerie dapat bersekolah. Kami terus melakukan perjalanan ke WINGS selama liburan sekolah,” lanjutnya.

WINGS dimulai oleh seorang ibu bernama Judith Julia Justin dan putranya yang berkebutuhan khusus, Jake, pada 2017. Jake didiagnosis menderita mutasi genetik yang sangat langka (NACC1), yang mempengaruhi kemampuannya untuk berjalan, berbicara, dan kesulitan untuk menjalani kehidupan mandiri. Ia juga terlahir dengan katarak bawaan di kedua matanya.

Saat Jake baru berusia empat bulan, dia mengalami sekitar 1.000 kejang per hari dan gagal mencapai tahap perkembangan awal. Saat itulah Julia diberi tahu bahwa anaknya mungkin tidak akan pernah bisa berjalan, berbicara, atau hidup secara mandiri.

Hal ini menginspirasi Julia dan Jake selama 10 tahun berkeliling dunia dalam mencari solusi. Perjalanan itu membuka dunia mereka kepada terapi-terapi terobosan yang tidak tersedia di Asia seperti Intensive Model of Therapy (Model Terapi Intensif/IMOT), Suit Therapy, Cuevas Medek Exercises (CME), Intervensi Gerakan Dinamis (DMI), dan lain-lain.

Mengetahui bahwa ada anak-anak seperti Jake di negara mereka yang berhak mendapatkan kesempatan untuk merasakan perawatan yang ada, maka Julia memutuskan untuk menjual harta benda demi mendirikan WINGS dan membawa berbagai terapi tersebut ke hadapan anak-anak lain di Asia Tenggara.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More