ASI Eksklusif, Fondasi Awal Kesehatan Anak

Kamis, 27 Agustus 2020 - 15:06 WIB
ASI Eksklusif, Fondasi Awal Kesehatan Anak
Menurut para ahli, nutrisi terbaik buat bayi tentu berasal dari Air Susu Ibu atau ASI. Selama 1.000 hari pertama kehidupannya, nutrisi bayi tercukupi hanya lewat ASI. Namun sayangnya, menurut Laporan Global Breastfeeding Scorecard yang dikutip website unicef.org yang mengevaluasi data menyusui dari 194 negara menunjukkan, angka menyusui masih rendah. Persentase bayi di bawah enam bulan yang diberikan ASI eksklusif hanya 43%. Indonesia sendiri, persentase pemberian ASI eksklusif di bawah 6 bulan hanya 51%.

Menurut data UNICEF, hanya 23 negara yang pemberian ASI eksklusifnya di atas 60%. Padahal, Air Susu Ibu (ASI) fungsinya tidak dapat tergantikan oleh makanan dan minuman apapun. Pemberian ASI merupakan pemenuhan hak bagi setiap ibu dan anak.

Indonesia melalui Pekan Menyusui Sedunia 2020 yang diperingati tiap bulan Agustus, mendorong program pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan ASI lanjutan secara optimal hingga 2 tahun dilakukan. “1000 Hari Pertama Kehidupan adalah tiangan fondasi generasi muda republik ini. Jadikan pastikan hak ASI terpenuhi untuk mewujudkan Indonesia bebas stunting,” ujar KH Ma’ruf Amin, wakil presiden Republik Indonesia menyambut pekan menyusui sedunia tahun ini.

Pentingnya memberi ASI eksklusif ini terhadap tumbuh kembang anak dinyatakan secara tegas oleh Anastasia Satriyo M. PSI, psikolog anak & remaja di Therapeutic Play Trainee & Mental Health Advocate. “Anak yang mendapatkan ASI Eksklusif dan pola asuh yang tepat akan tumbuh dan berkembang secara optimal dan tidak mudah sakit,” jelas Anastasia Satriyo.



Ia menerangkan kesehatan fisik anak dan kemampuan fokus anak termasuk pengelolaan emosi anak berawal dari kesehatan pencernaannya. “Memberikan ASI ekslusif di 6 bulan awal kehidupan anak yang dilanjutkan sampai usia 2 tahun memberikan fondasi kesehatan pencernaan fisik dan fondasi rasa aman secara emosi antara anak dengan ibu, “Tegasnya.

Dukungan Ayah

Bicara ASI bukan melulu soal peran ibu dalam menyusui. Ayah juga harus turut andil dalam proses menyusui ini. “Baik ibu maupun Ayah harus sama-sama memahami informasi tentang proses menyusui dan ASI eksklusif. Jangan nunggu brojol lahiran baru belajar,” tambah Anastasia.

Anastasia menjelaskan menyusui berpengaruh secara hormonal bagi ibu. Maka tak jarang masa menyusui ini jadi masa yang berat bagi seorang ibu. “Apalagi bagi ibu yang belum pulih dari trauma melahirkan, perubahan mood yang bisa membuat baby blues, sementara sang Ibu harus segera menyusui anaknya secara rutin. Di sinilah peran ayah dibutuhkan, “Paparnya.

Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More