Cegah Kasus Stunting, FKI Berikan 7 Rekomendasi Kajian Ilmiah
Rabu, 18 September 2024 - 19:54 WIB
Berikutnya adalah instansi lintas sektor memasukkan aspek layanan sanitasi dan air bersih. Kemudian tata kelola kolaboratif antara posyandu, puskesmas, dan PKK. Rekomendasi yang terakhir adalah edukasi pangans ehat dan gizi seimbang dioptimalkan.
Mantan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, menekankan pentingnya pendidikan dan pemahaman kesehatan untuk generasi muda, khususnya di daerah, terkait masalah seperti cacingan, stunting, dan anemia.
Dalam diskusi yang berlangsung, dia menyoroti bahwa anak-anak di daerah sering kali terpapar masalah kesehatan karena faktor kurangnya pemahaman akan pentingnya sanitasi dan gizi.
Menurut Prof. Nila, anak-anak di daerah perkotaan lebih mudah mengakses informasi dan edukasi mengenai sanitasi. Namun, bagi anak-anak di pedesaan dan daerah terpencil, pendidikan mengenai hal tersebut masih menjadi tantangan besar.
"Gen Z di kota-kota modern mungkin mudah menyerapnya, tapi kalau di daerah-daerah gimana?" ujar Prof. Nila, menekankan kesenjangan pendidikan antara perkotaan dan pedesaan.
Prof. Nila juga mengingatkan pentingnya pendidikan 12 tahun yang wajib bagi semua anak, terutama perempuan. Dia juga berharap pendidikan ini dapat membantu menunda pernikahan dini, yang sering kali menjadi salah satu faktor penyebab masalah kesehatan, seperti stunting. "Kalau pendidikan itu benar dijalankan sampai 12 tahun, anak-anak akan memiliki pengetahuan lebih sebelum mereka memikirkan pernikahan dini," tegasnya.
Lebih lanjut, Prof. Nila juga membahas masalah stunting, yang sering disalahartikan sebagai akibat dari kekurangan gizi. Namun, menurut penelitian, stunting tidak semata-mata disebabkan oleh kurangnya asupan makanan.
"Orang sering mengira stunting itu hanya soal pendek dan kerdil. Namun, sebenarnya stunting itu bisa juga karena salah didik dan salah asumsi," ujar Prof. Nila, menjelaskan kompleksitas masalah tersebut.
Lebih lanjut, istri Faried Anfasa Moeloek menteri kesehatan era Kabinet Reformasi Pembangunan ini berharap dengan adanya edukasi yang lebih intensif mengenai kesehatan, generasi muda dapat lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan sejak dini.
Edukasi kesehatan yang tepat diharapkan dapat menjadi solusi dalam menangani berbagai masalah seperti stunting, anemia, dan penyakit lain yang sering terjadi di daerah-daerah terpencil.
Mantan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, menekankan pentingnya pendidikan dan pemahaman kesehatan untuk generasi muda, khususnya di daerah, terkait masalah seperti cacingan, stunting, dan anemia.
Dalam diskusi yang berlangsung, dia menyoroti bahwa anak-anak di daerah sering kali terpapar masalah kesehatan karena faktor kurangnya pemahaman akan pentingnya sanitasi dan gizi.
Menurut Prof. Nila, anak-anak di daerah perkotaan lebih mudah mengakses informasi dan edukasi mengenai sanitasi. Namun, bagi anak-anak di pedesaan dan daerah terpencil, pendidikan mengenai hal tersebut masih menjadi tantangan besar.
"Gen Z di kota-kota modern mungkin mudah menyerapnya, tapi kalau di daerah-daerah gimana?" ujar Prof. Nila, menekankan kesenjangan pendidikan antara perkotaan dan pedesaan.
Prof. Nila juga mengingatkan pentingnya pendidikan 12 tahun yang wajib bagi semua anak, terutama perempuan. Dia juga berharap pendidikan ini dapat membantu menunda pernikahan dini, yang sering kali menjadi salah satu faktor penyebab masalah kesehatan, seperti stunting. "Kalau pendidikan itu benar dijalankan sampai 12 tahun, anak-anak akan memiliki pengetahuan lebih sebelum mereka memikirkan pernikahan dini," tegasnya.
Lebih lanjut, Prof. Nila juga membahas masalah stunting, yang sering disalahartikan sebagai akibat dari kekurangan gizi. Namun, menurut penelitian, stunting tidak semata-mata disebabkan oleh kurangnya asupan makanan.
"Orang sering mengira stunting itu hanya soal pendek dan kerdil. Namun, sebenarnya stunting itu bisa juga karena salah didik dan salah asumsi," ujar Prof. Nila, menjelaskan kompleksitas masalah tersebut.
Lebih lanjut, istri Faried Anfasa Moeloek menteri kesehatan era Kabinet Reformasi Pembangunan ini berharap dengan adanya edukasi yang lebih intensif mengenai kesehatan, generasi muda dapat lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan sejak dini.
Edukasi kesehatan yang tepat diharapkan dapat menjadi solusi dalam menangani berbagai masalah seperti stunting, anemia, dan penyakit lain yang sering terjadi di daerah-daerah terpencil.
Lihat Juga :
tulis komentar anda