5 Tanda Terlalu Banyak Mengonsumsi Gula, Berapa Takaran Idealnya?

Minggu, 22 September 2024 - 19:00 WIB

2. Jerawat

Ketika kita makan gula, tidak hanya kadar insulin yang meningkat, juga hormon dalam darah yang disebut faktor pertumbuhan mirip insulin 1 atau disingkat IGF-1.

Ahlemann mengatakan bersama dengan insulin, IGF-1 ini merangsang kelenjar sebasea dan keratinisasi berlebihan di area kelenjar sebasea, yang menyebabkan kelenjar tersebut tersumbat dan menyebabkan jerawat dan peradangan.

3. Keinginan makan dan mood

“Peningkatan kadar glukosa dalam darah yang tinggi menyebabkan pelepasan insulin —tetapi sering kali begitu kuat sehingga gula darah tidak turun ke tingkat normal, tetapi di bawah ‘garis dasar’, sehingga Anda mengalami hipoglikemia relatif, dan ini menyebabkan keinginan makan. Pada beberapa orang, hal ini juga menyebabkan perubahan suasana hati dan mudah marah,” kata Ahlemann.

4. Sistem kekebalan tubuh lemah

Biasanya gula diserap oleh tubuh melalui usus halus. Namun, jika jumlah gula sederhana seperti glukosa dan fruktosa yang kita konsumsi melebihi kapasitas usus halus, gula sederhana ini berakhir di usus besar.

“Pemberian makanan selektif menyebabkan perkembangbiakan bakteri ini. Masalahnya adalah, sayangnya, mereka membawa endotoksin pada permukaan bakteri mereka. Ini disebut lipopolisakarida. Endotoksin ini kemudian dapat meninggalkan usus, memasuki aliran darah dan menyebabkan peradangan diam-diam, yang mempercepat penuaan tubuh, dan melemahkan sistem kekebalan tubuh,” tuturnya.



5. Penuaan dini

Secara ilmiah telah terbukti bahwa asupan gula yang tinggi menyebabkan terbentuknya apa yang disebut AGE atau Advanced Glycation End Products. Ahlemann membandingkan efeknya dengan karamelisasi.

“Pada kolagen kita, serat-seratnya seharusnya berjalan secara paralel; ketika jaringan mengalami sakarifikasi, terdapat ikatan silang pada jaringan ikat kolagen, yang membuatnya kaku, rapuh, lebih mudah mengalami degenerasi dan—yang terpenting—tubuh juga kurang mampu memperbaiki dirinya sendiri. Ini berarti bahwa kualitas kolagen kita memburuk,” ucap dia.
(tdy)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More