Indonesia-Jepang Perkuat Transformasi Digital untuk Atasi Stunting dan Pelayanan Kesehatan Ibu-Anak
Rabu, 30 Oktober 2024 - 13:43 WIB
"Dengan bantuan sektor swasta dan organisasi lokal, Hirakata mengembangkan platform digital yang mempercepat koordinasi dan efisiensi antara para donatur, pengelola Kodomo Shokudo, dan pihak terkait. Teknologi ini mempercepat proses distribusi makanan sehingga banyak anak yang dapat menikmati manfaatnya," jelas Tanaka.
Di sisi lain, Indonesia dan Jepang memiliki peluang besar untuk memperluas kemitraan dalam program kesehatan berbasis digital. Terutama dalam mengatasi masalah stunting yang masih tinggi di sejumlah wilayah Indonesia.
Dengan akses yang lebih luas terhadap makanan bergizi, Indonesia dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak secara signifikan melalui transfer pengetahuan, pelatihan, dan infrastruktur digital dari Jepang.
Program makan siang sekolah di Jepang, yang telah berlangsung sejak 1889, menjadi inspirasi bagi Indonesia dalam menerapkan kebijakan serupa dengan efektif, membantu memperkuat upaya peningkatan nutrisi anak-anak sejak usia dini.
Sementara itu, digitalisasi layanan kesehatan menjadi langkah strategis bagi Indonesia dalam mengatasi tantangan stunting. Melalui teknologi, pemerintah dapat memperoleh data terkait stunting secara lebih akurat dan mudah diakses, memungkinkan intervensi yang tepat sasaran.
Misalnya, aplikasi kesehatan dapat digunakan untuk memantau perkembangan anak dan kesehatan ibu secara real-time. Sementara platform digital membantu pemerintah daerah mendeteksi masalah kesehatan sejak dini untuk pengambilan langkah preventif secara proaktif.
Transformasi digital ini tidak hanya berfungsi sebagai solusi jangka pendek, tetapi juga sebagai strategi jangka panjang dalam mencapai target pembangunan berkelanjutan. Kerja sama dengan Jepang membuka peluang bagi Indonesia untuk mengadopsi teknologi terkini dan pengalaman praktis dalam menangani stunting serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara BNN Tri Widodo, menyatakan bahwa dengan teknologi digital, pemeriksaan kesehatan ibu dan anak dapat dilakukan lebih cepat dan akurat. Ia juga menyoroti bahwa program makan siang di Jepang, yang telah berjalan sejak 1889, menjadi inspirasi bagi Indonesia yang baru memulai program serupa pada 2024.
Baca Juga
Di sisi lain, Indonesia dan Jepang memiliki peluang besar untuk memperluas kemitraan dalam program kesehatan berbasis digital. Terutama dalam mengatasi masalah stunting yang masih tinggi di sejumlah wilayah Indonesia.
Dengan akses yang lebih luas terhadap makanan bergizi, Indonesia dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak secara signifikan melalui transfer pengetahuan, pelatihan, dan infrastruktur digital dari Jepang.
Program makan siang sekolah di Jepang, yang telah berlangsung sejak 1889, menjadi inspirasi bagi Indonesia dalam menerapkan kebijakan serupa dengan efektif, membantu memperkuat upaya peningkatan nutrisi anak-anak sejak usia dini.
Sementara itu, digitalisasi layanan kesehatan menjadi langkah strategis bagi Indonesia dalam mengatasi tantangan stunting. Melalui teknologi, pemerintah dapat memperoleh data terkait stunting secara lebih akurat dan mudah diakses, memungkinkan intervensi yang tepat sasaran.
Misalnya, aplikasi kesehatan dapat digunakan untuk memantau perkembangan anak dan kesehatan ibu secara real-time. Sementara platform digital membantu pemerintah daerah mendeteksi masalah kesehatan sejak dini untuk pengambilan langkah preventif secara proaktif.
Transformasi digital ini tidak hanya berfungsi sebagai solusi jangka pendek, tetapi juga sebagai strategi jangka panjang dalam mencapai target pembangunan berkelanjutan. Kerja sama dengan Jepang membuka peluang bagi Indonesia untuk mengadopsi teknologi terkini dan pengalaman praktis dalam menangani stunting serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara BNN Tri Widodo, menyatakan bahwa dengan teknologi digital, pemeriksaan kesehatan ibu dan anak dapat dilakukan lebih cepat dan akurat. Ia juga menyoroti bahwa program makan siang di Jepang, yang telah berjalan sejak 1889, menjadi inspirasi bagi Indonesia yang baru memulai program serupa pada 2024.
tulis komentar anda