Pentingnya Latihan Pernapasan bagi Penyitas Covid-19
Senin, 21 September 2020 - 11:29 WIB
Nah, latihan pernapasan teratur dapat meningkatkan pengembangan paru dan menguatkan otot pernapasan yang membuat kapasitas paru untuk menyediakan oksigen lebih besar. Pernapasan diafragma bisa dilakukan sebagai permulaan. Untuk mendapatkan jumlah oksigen yang maksimal ketika menarik napas, tubuh akan menggunakan otot-otot pernapasan termasuk diafragma. (Baca juga: Koeman Sarankan Puig Segera Tinggalkan Barcelona)
Teknik bernapas ini disebut juga Pursed lip breathing (PLB). Yakni teknik pernapasan dengan cara mengeluarkan napas melalui bibir yang mengerut (kerucut) dan bernapas melalui hidung dengan mulut tertutup. Tenaga medis seperti dokter, perawat, ahli terapi fisik, ahli terapi okupasi, hingga ahli terapi pernapasan mengajarkan teknik ini kepada pasien mereka untuk meredakan sesak napas dan meningkatkan pernapasan dalam.
Baik pernapasan diafragma, PLB, dan teknik bernapas yoga terbukti dapat meningkatkan fungsi paru. Ketiganya juga sudah dibuktikan menunjukkan peningkatan kemampuan bernapas pasien fibrosis paru. Termasuk kemampuan untuk berjalan lebih jauh bagi pasien PPOK.
Para ahli dari Loma Linda University di California merekomendasikan penyintas Covid-19 memulai latihan pernapasan segera setelah tidak lagi tergantung pada terapi oksigen atau tidak mengalami sesak napas.
Sementara peneliti dari Kanada juga menganjurkan hal yang serupa. Latihan pernapasan ini disarankan 1-3 kali sehari selama 10 menit masing-masing. Dr. James Hoyt, spesialis paru dari UCHealth Pulmonology Clinic mengatakan, bernapas dalam memiliki beberapa faedah. (Lihat videonya: Bom Pesawat Sukhoi TNI AU Jatuh ke Permukiman Warga di Takalar)
Diantaranya membuat pertukaran oksigen dan karbondioksida lebih optimal, memperlambat detak jantung, hingga mengurangi stres. “Bernapas dalam cara yang baik untuk mengusir stres dan relaksasi,” pungkasnya. (Sri Noviarni)
Teknik bernapas ini disebut juga Pursed lip breathing (PLB). Yakni teknik pernapasan dengan cara mengeluarkan napas melalui bibir yang mengerut (kerucut) dan bernapas melalui hidung dengan mulut tertutup. Tenaga medis seperti dokter, perawat, ahli terapi fisik, ahli terapi okupasi, hingga ahli terapi pernapasan mengajarkan teknik ini kepada pasien mereka untuk meredakan sesak napas dan meningkatkan pernapasan dalam.
Baik pernapasan diafragma, PLB, dan teknik bernapas yoga terbukti dapat meningkatkan fungsi paru. Ketiganya juga sudah dibuktikan menunjukkan peningkatan kemampuan bernapas pasien fibrosis paru. Termasuk kemampuan untuk berjalan lebih jauh bagi pasien PPOK.
Para ahli dari Loma Linda University di California merekomendasikan penyintas Covid-19 memulai latihan pernapasan segera setelah tidak lagi tergantung pada terapi oksigen atau tidak mengalami sesak napas.
Sementara peneliti dari Kanada juga menganjurkan hal yang serupa. Latihan pernapasan ini disarankan 1-3 kali sehari selama 10 menit masing-masing. Dr. James Hoyt, spesialis paru dari UCHealth Pulmonology Clinic mengatakan, bernapas dalam memiliki beberapa faedah. (Lihat videonya: Bom Pesawat Sukhoi TNI AU Jatuh ke Permukiman Warga di Takalar)
Diantaranya membuat pertukaran oksigen dan karbondioksida lebih optimal, memperlambat detak jantung, hingga mengurangi stres. “Bernapas dalam cara yang baik untuk mengusir stres dan relaksasi,” pungkasnya. (Sri Noviarni)
(ysw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda