Redakan Kecemasan dengan Self Hypnosis
Senin, 19 Oktober 2020 - 07:30 WIB
Untuk diketahui, otak manusia terdiri atas otak sadar dan di bawah sadar. Otak atau pikiran sadar hanya berkontribusi 20% terhadap perilaku manusia. Sisanya 80% dikuasai oleh pikiran nirsadar dan digunakan untuk hal yang negatif.
“Semuanya tersimpan di memori nirsadar isinya sampah,” kata dr Susi. Seperti fobia, traumatis, dan berbagai penyakit yang dipicu oleh aspek psikologis. (Baca juga: Cukupi Nutrisi si Kecil di Masa Pandemi)
Nah, di sinilah self hypnosis berperan. Pasien akan membuka alam bawah sadar mereka dan menggantinya dengan hal-hal yang positif. Di sini hanya gelombang alfa yang terlibat, dengan kondisi tubuh masih sadar tapi pikiran rileks. Rileksasi gelombang alfa dalam suasana hening bisa lewat auditori, visual, atau sambil dipijat misalnya.
Pasien kemudian diminta untuk fokus pada tujuan yang ingin dicapai dengan mengatakan afirmasi positif. Katakan berulang “saya ikhlas, saya tenang,”. Self hypnosis dimulai dengan memejamkan mata, mengambil napas dengan otot perut, membebaskan pikiran, perasaan jiwa, dengan tubuh yang rileks. Tidak ada batasan untuk melakukan self hypnosis.
Yang jelas semakin sering, maka semakin bagus. Pikiran tidak mudah cemas, stres, atau bahkan depresi. Sebaliknya, hati dan pikiran menjadi tenang. Alhasil kita bisa berkompromi dengan keadaan yang ada. Tapi ingat, cara ini tidaklah instan. Melainkan harus diulang-ulang hingga menjadi kebiasaan. “Lagi isolasi misalnya, boleh dicoba untuk diterapkan daripada tidak sama sekali,” ujarnya. (Lihat videonya: Napi WNA Kabur dari Lapas Tangerang Ditemukan Tewas di Bogor)
Dr Susi menekankan bahwa metode ini amat mudah dijalankan tapi tidak banyak orang yang tahu. Tidak ada hubungannya dengan klenik, melainkan sangat ilmiah. Terapi self hypnosis menangani faktor psikologis yang berpotensi menyebabkan, memperparah, dan menghambat penyembuhan penyakit. (Sri Noviarni)
“Semuanya tersimpan di memori nirsadar isinya sampah,” kata dr Susi. Seperti fobia, traumatis, dan berbagai penyakit yang dipicu oleh aspek psikologis. (Baca juga: Cukupi Nutrisi si Kecil di Masa Pandemi)
Nah, di sinilah self hypnosis berperan. Pasien akan membuka alam bawah sadar mereka dan menggantinya dengan hal-hal yang positif. Di sini hanya gelombang alfa yang terlibat, dengan kondisi tubuh masih sadar tapi pikiran rileks. Rileksasi gelombang alfa dalam suasana hening bisa lewat auditori, visual, atau sambil dipijat misalnya.
Pasien kemudian diminta untuk fokus pada tujuan yang ingin dicapai dengan mengatakan afirmasi positif. Katakan berulang “saya ikhlas, saya tenang,”. Self hypnosis dimulai dengan memejamkan mata, mengambil napas dengan otot perut, membebaskan pikiran, perasaan jiwa, dengan tubuh yang rileks. Tidak ada batasan untuk melakukan self hypnosis.
Yang jelas semakin sering, maka semakin bagus. Pikiran tidak mudah cemas, stres, atau bahkan depresi. Sebaliknya, hati dan pikiran menjadi tenang. Alhasil kita bisa berkompromi dengan keadaan yang ada. Tapi ingat, cara ini tidaklah instan. Melainkan harus diulang-ulang hingga menjadi kebiasaan. “Lagi isolasi misalnya, boleh dicoba untuk diterapkan daripada tidak sama sekali,” ujarnya. (Lihat videonya: Napi WNA Kabur dari Lapas Tangerang Ditemukan Tewas di Bogor)
Dr Susi menekankan bahwa metode ini amat mudah dijalankan tapi tidak banyak orang yang tahu. Tidak ada hubungannya dengan klenik, melainkan sangat ilmiah. Terapi self hypnosis menangani faktor psikologis yang berpotensi menyebabkan, memperparah, dan menghambat penyembuhan penyakit. (Sri Noviarni)
(ysw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda