Waspadai Delirium, Gejala Utama Covid-19 pada Orang Tua
Rabu, 04 November 2020 - 14:03 WIB
JAKARTA - Gejala utama yang terkait dengan virus corona baru adalah suhu tinggi, batuk yang terus menerus, dan hilangnya atau perubahan pada indra penciuman atau perasa. Penelitian juga telah mengidentifikasi gejala utama lain di antara orang tua, yakni delirium.
Hasil terbaru dari COVID Symptom Study menunjukkan bahwa delirium adalah gejala utama COVID-19 pada orang tua. Sehubungan dengan temuan tersebut, Public Health England telah memperbarui panduan COVID-19 untuk orang tua yang mengalami delirium. (Baca juga: Zaskia Sungkar Alami Sesak Napas Dikehamilan 5 Bulan )
"Delirium adalah keadaan kebingungan akut yang dimulai secara tiba-tiba dan dapat terjadi selama penyakit apa pun," jelas Dr Claire Steves, konsultan geriatri dan peneliti utama pada studi delirium tersebut dilansir dari Express, Rabu (4/11).
Dr Steves mengatakan, pemicu pastinya mungkin tidak selalu jelas, tetapi delirium dapat dikaitkan dengan kadar oksigen yang rendah atau efek dari penyakit yang mendasari pada otak.
"Ini umumnya lebih sering terjadi pada orang tua yang membutuhkan bantuan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya karena masalah mobilitas, penglihatan yang buruk, masalah pendengaran atau masalah memori yang ada seperti demensia," kata Dr Steves.
Meskipun COVID-19 disebabkan oleh virus yang memengaruhi saluran udara, Dr Steves dan rekan dokternya segera menyadari bahwa virus itu juga berdampak pada otak.
"Pada awal pandemi, kami memperhatikan bahwa banyak pasien tua yang lemah dengan COVID-19 menderita delirium, tetapi hanya ada sedikit data yang mendukung pengalaman kami,” ujarnya.
"Jadi ketika kami merancang aplikasi COVID Symptom Study, kami memastikan bahwa aplikasi tersebut menanyakan pertanyaan tentang kebingungan, disorientasi dan kantuk, yang merupakan gejala inti dari delirium, sehingga kami dapat mengumpulkan beberapa informasi," sambungnya.
Untuk mengonfirmasi kaitan tersebut, Dr Steves dan kolaboratornya juga menilai pasien yang lebih tua dengan COVID-19 di rumah sakit St Thomas di London untuk mencari tanda-tanda delirium.
Penemuan ini terbukti konsisten di kedua set data, mengungkapkan bahwa delirium sangat terkait dengan tes COVID-19 positif. (Baca juga: Jennie BLACKPINK Jadi Idol dengan Paket Lengkap, Ini Faktanya! )
Mereka juga melihat bahwa sepertiga dari orang yang dites positif COVID-19 dan melaporkan tanda-tanda delirium melalui aplikasi tidak mengalami demam atau batuk, sementara satu dari lima pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit tidak memiliki gejala klasik lainnya.
Berdasarkan temuan tersebut, Dr steves menyerukan kepada para dokter dan perawat untuk memperhatikan kebingungan akut pada orang tua dan memastikan mereka dites sesegera mungkin untuk menekan penularan virus corona baru.
Hasil terbaru dari COVID Symptom Study menunjukkan bahwa delirium adalah gejala utama COVID-19 pada orang tua. Sehubungan dengan temuan tersebut, Public Health England telah memperbarui panduan COVID-19 untuk orang tua yang mengalami delirium. (Baca juga: Zaskia Sungkar Alami Sesak Napas Dikehamilan 5 Bulan )
"Delirium adalah keadaan kebingungan akut yang dimulai secara tiba-tiba dan dapat terjadi selama penyakit apa pun," jelas Dr Claire Steves, konsultan geriatri dan peneliti utama pada studi delirium tersebut dilansir dari Express, Rabu (4/11).
Dr Steves mengatakan, pemicu pastinya mungkin tidak selalu jelas, tetapi delirium dapat dikaitkan dengan kadar oksigen yang rendah atau efek dari penyakit yang mendasari pada otak.
"Ini umumnya lebih sering terjadi pada orang tua yang membutuhkan bantuan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya karena masalah mobilitas, penglihatan yang buruk, masalah pendengaran atau masalah memori yang ada seperti demensia," kata Dr Steves.
Meskipun COVID-19 disebabkan oleh virus yang memengaruhi saluran udara, Dr Steves dan rekan dokternya segera menyadari bahwa virus itu juga berdampak pada otak.
"Pada awal pandemi, kami memperhatikan bahwa banyak pasien tua yang lemah dengan COVID-19 menderita delirium, tetapi hanya ada sedikit data yang mendukung pengalaman kami,” ujarnya.
"Jadi ketika kami merancang aplikasi COVID Symptom Study, kami memastikan bahwa aplikasi tersebut menanyakan pertanyaan tentang kebingungan, disorientasi dan kantuk, yang merupakan gejala inti dari delirium, sehingga kami dapat mengumpulkan beberapa informasi," sambungnya.
Untuk mengonfirmasi kaitan tersebut, Dr Steves dan kolaboratornya juga menilai pasien yang lebih tua dengan COVID-19 di rumah sakit St Thomas di London untuk mencari tanda-tanda delirium.
Penemuan ini terbukti konsisten di kedua set data, mengungkapkan bahwa delirium sangat terkait dengan tes COVID-19 positif. (Baca juga: Jennie BLACKPINK Jadi Idol dengan Paket Lengkap, Ini Faktanya! )
Mereka juga melihat bahwa sepertiga dari orang yang dites positif COVID-19 dan melaporkan tanda-tanda delirium melalui aplikasi tidak mengalami demam atau batuk, sementara satu dari lima pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit tidak memiliki gejala klasik lainnya.
Berdasarkan temuan tersebut, Dr steves menyerukan kepada para dokter dan perawat untuk memperhatikan kebingungan akut pada orang tua dan memastikan mereka dites sesegera mungkin untuk menekan penularan virus corona baru.
(tdy)
Lihat Juga :
tulis komentar anda