Studi: Tempat Kerja Jadi Lebih Buruk bagi wanita Menopause
Minggu, 06 Desember 2020 - 06:15 WIB
JAKARTA - Gejala menopause dapat mengganggu pekerjaan wanita. Peneliti Jepang mengamati hampir 600 wanita yang bekerja dengan usia 45 hingga 65 tahun. Dari jumlah tersebut, 61% adalah pascamenopause.
Wanita dengan jumlah gejala menopause yang lebih tinggi memiliki kinerja kerja yang lebih buruk, menurut penulis penelitian yang diterbitkan secara online baru-baru ini di Menopause, jurnal dari North American Menopause Society (NAMS). (Baca juga: Masuk Usia 40-an, Baiknya Anda Kenali 6 Gejala Menopause Ini )
Tetapi memiliki pekerjaan dengan tingkat stres yang lebih rendah dan mempertahankan gaya hidup sehat membantu mengurangi gejala menopause wanita. Para peneliti juga menemukan wanita dengan banyak gejala menopause lebih cenderung tidak aktif, dan memiliki kondisi kesehatan kronis dan stres terkait pekerjaan.
Dilansir dari Web Md, berdasarkan Keiko Hashimoto dari Tohoku University, di Miyagi, dan rekannya mengungkapkan temuan ini memberikan wawasan tentang bagaimana membantu menjaga produktivitas wanita pascamenopause di tempat kerja.
Misalnya, pemberi kerja dapat meningkatkan kondisi kerja bagi perempuan yang mengalami hot flash dengan menurunkan suhu ruangan dan menyesuaikan aturan berpakaian untuk mengizinkan pakaian lengan pendek yang lebih ringan.
Ide lain adalah bagi pemberi kerja untuk menawarkan kelas manajemen stres yang akan menguntungkan semua karyawan, termasuk wanita yang berjuang dengan perubahan suasana hati karena tingkat estrogen yang berfluktuasi.
Penulis penelitian mencatat bahwa perempuan seringkali enggan untuk mendiskusikan gejala menopause dengan supervisor mereka, sehingga pemberi kerja kemungkinan kecil akan melakukan perubahan di tempat kerja tersebut.
"Studi ini menyoroti hubungan antara beban gejala menopause dan kinerja kerja yang lebih rendah. Khususnya, wanita dalam studi ini yang memiliki lebih banyak gejala terkait menopause juga cenderung menjadi perawat dan memiliki penyakit kronis," kata Dr. Stephanie Faubion, direktur medis NAMS. (Baca juga: Hotman Paris Sebut HP Gisel Hilang 3 Tahun Lalu, Netizen Singgung Video Syur )
"Meskipun modifikasi tempat kerja adalah salah satu cara potensial untuk mengatasi masalah ini, pengobatan yang tepat untuk gejala terkait menopause dan konseling mengenai stres pada pengasuh dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan serta meningkatkan kinerja kerja," ujar Faubion dalam rilis berita masyarakat.
Studi ini bukan satu-satunya yang menilai bagaimana gejala menopause memengaruhi kinerja pekerjaan, tetapi ini adalah yang pertama secara khusus menguji jumlah gejala menopause dan pengaruhnya terhadap produktivitas.
Wanita dengan jumlah gejala menopause yang lebih tinggi memiliki kinerja kerja yang lebih buruk, menurut penulis penelitian yang diterbitkan secara online baru-baru ini di Menopause, jurnal dari North American Menopause Society (NAMS). (Baca juga: Masuk Usia 40-an, Baiknya Anda Kenali 6 Gejala Menopause Ini )
Tetapi memiliki pekerjaan dengan tingkat stres yang lebih rendah dan mempertahankan gaya hidup sehat membantu mengurangi gejala menopause wanita. Para peneliti juga menemukan wanita dengan banyak gejala menopause lebih cenderung tidak aktif, dan memiliki kondisi kesehatan kronis dan stres terkait pekerjaan.
Dilansir dari Web Md, berdasarkan Keiko Hashimoto dari Tohoku University, di Miyagi, dan rekannya mengungkapkan temuan ini memberikan wawasan tentang bagaimana membantu menjaga produktivitas wanita pascamenopause di tempat kerja.
Misalnya, pemberi kerja dapat meningkatkan kondisi kerja bagi perempuan yang mengalami hot flash dengan menurunkan suhu ruangan dan menyesuaikan aturan berpakaian untuk mengizinkan pakaian lengan pendek yang lebih ringan.
Ide lain adalah bagi pemberi kerja untuk menawarkan kelas manajemen stres yang akan menguntungkan semua karyawan, termasuk wanita yang berjuang dengan perubahan suasana hati karena tingkat estrogen yang berfluktuasi.
Penulis penelitian mencatat bahwa perempuan seringkali enggan untuk mendiskusikan gejala menopause dengan supervisor mereka, sehingga pemberi kerja kemungkinan kecil akan melakukan perubahan di tempat kerja tersebut.
"Studi ini menyoroti hubungan antara beban gejala menopause dan kinerja kerja yang lebih rendah. Khususnya, wanita dalam studi ini yang memiliki lebih banyak gejala terkait menopause juga cenderung menjadi perawat dan memiliki penyakit kronis," kata Dr. Stephanie Faubion, direktur medis NAMS. (Baca juga: Hotman Paris Sebut HP Gisel Hilang 3 Tahun Lalu, Netizen Singgung Video Syur )
"Meskipun modifikasi tempat kerja adalah salah satu cara potensial untuk mengatasi masalah ini, pengobatan yang tepat untuk gejala terkait menopause dan konseling mengenai stres pada pengasuh dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan serta meningkatkan kinerja kerja," ujar Faubion dalam rilis berita masyarakat.
Studi ini bukan satu-satunya yang menilai bagaimana gejala menopause memengaruhi kinerja pekerjaan, tetapi ini adalah yang pertama secara khusus menguji jumlah gejala menopause dan pengaruhnya terhadap produktivitas.
(tdy)
Lihat Juga :
tulis komentar anda