Setelah Isolasi Mandiri 14 Hari, Penyitas COVID-19 Tak Berisiko Menularkan Virus Meski Test PCR Positif
Minggu, 10 Januari 2021 - 10:31 WIB
JAKARTA - Meski masih positif namun penderita Covid-19 yang sudah menjalani karantina selama 14 hari tidak lagi berpotensi menularkan virus. Hal ini diungkapkan oleh Spesialis Paru DR. Dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) dari RS Persahabatan. “Iya karena dilihat dulu nilai CTnya, kalau tinggi kalau sudah 14 hari dan tidak ada gejala, kalaupun terdeteksi oleh PCR itu adalah sisa virus, partikel, atau bangkai virus yang bisa terdeteksi oleh PCR,” kata dr. Erlina ketika dihubungi lewat ponselnya.
Nilai CT atau cycle threshold value dalam beberapa jurnal disebutkan bahwa nilai CT ini berbanding terbalik dengan kemampuan virus untuk menular ke orang lain. Artinya, semakin tinggi nilai CT, semakin rendah kemungkinan virus untuk menyebabkan infeksi. “Dengan demikian sebetulnya kalau sudah tidak ada gejala, sudah 14 hari, maka virus sudah tidak (berpotensi) menulari. Tentunya didukung dengan bukti PCR yang tinggi,” jelas dr. Erlina.
Walau sudah tidak lagi terinfeksi maupun berisiko menularkan virus kepada orang lain, namun dr. Erlina tetap menyarankan agar pasien tersebut tetap berpegang pada aturan protokol kesehatan. Jangan lalu menjadi abai dengan alasan sudah tidak berisiko lagi. Aturan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan secara berkala.
Apa yang dikatakan dr. Erlina sejalan dengan kasus Presiden AS Trump sewaktu dinyatakan positif Covid-19. Setelah 10 hari divonis positif, Trump kemudian melakukan pertemuan. Sementara Senator AS Mike Lee yang juga mengidap Covid-19, sempat berbicara tanpa menggunakan masker selama beberapa menit di Mahkamah Agung.
Kedua dokter yang merawat baik Trump dan Lee mengklaim bahwa kedua tokoh tersebut tidak lagi terinfeksi dan tidak berpotensi menularkan virus kepada orang lain, merujuk pada panduan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). CDC menyebutkan, kebanyakan orang yang sudah menjalani isolasi mandiri selama 10 hari sejak memiliki gejala, dinyatakan sudah bersih.
Dr. Amesh Adalja, dokter penyakit infeksi dari Johns Hopkins University Center, mengatakan ada dua cara untuk mengetahui apakah pasien Covid-19 sudah benar-benar aman untuk berkumpul dengan orang lain. Yang pertama adalah dengan mengevaluasi gejala.
“Cara termudah adalah menunggu 10 hari dari onset gejala pada kasus ringan hingga sedang (lebih dari 20 hari pada kasus berat) barulah bisa berhenti isolasi mandiri,” kata Adalja dikutip dari Healthline. Hal ini berbanding lurus dengan panduan CDC dimana pasien yang sudah tidak memiliki demam dalam waktu 24 jam tanpa menggunakan pereda demam, dan gejala lain seperti lelah maupun batuk sudah hilang, berdasarkan panduan CDC sudah bisa berkumpul dengan orang lain.
Nilai CT atau cycle threshold value dalam beberapa jurnal disebutkan bahwa nilai CT ini berbanding terbalik dengan kemampuan virus untuk menular ke orang lain. Artinya, semakin tinggi nilai CT, semakin rendah kemungkinan virus untuk menyebabkan infeksi. “Dengan demikian sebetulnya kalau sudah tidak ada gejala, sudah 14 hari, maka virus sudah tidak (berpotensi) menulari. Tentunya didukung dengan bukti PCR yang tinggi,” jelas dr. Erlina.
Walau sudah tidak lagi terinfeksi maupun berisiko menularkan virus kepada orang lain, namun dr. Erlina tetap menyarankan agar pasien tersebut tetap berpegang pada aturan protokol kesehatan. Jangan lalu menjadi abai dengan alasan sudah tidak berisiko lagi. Aturan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan secara berkala.
Apa yang dikatakan dr. Erlina sejalan dengan kasus Presiden AS Trump sewaktu dinyatakan positif Covid-19. Setelah 10 hari divonis positif, Trump kemudian melakukan pertemuan. Sementara Senator AS Mike Lee yang juga mengidap Covid-19, sempat berbicara tanpa menggunakan masker selama beberapa menit di Mahkamah Agung.
Kedua dokter yang merawat baik Trump dan Lee mengklaim bahwa kedua tokoh tersebut tidak lagi terinfeksi dan tidak berpotensi menularkan virus kepada orang lain, merujuk pada panduan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). CDC menyebutkan, kebanyakan orang yang sudah menjalani isolasi mandiri selama 10 hari sejak memiliki gejala, dinyatakan sudah bersih.
Dr. Amesh Adalja, dokter penyakit infeksi dari Johns Hopkins University Center, mengatakan ada dua cara untuk mengetahui apakah pasien Covid-19 sudah benar-benar aman untuk berkumpul dengan orang lain. Yang pertama adalah dengan mengevaluasi gejala.
“Cara termudah adalah menunggu 10 hari dari onset gejala pada kasus ringan hingga sedang (lebih dari 20 hari pada kasus berat) barulah bisa berhenti isolasi mandiri,” kata Adalja dikutip dari Healthline. Hal ini berbanding lurus dengan panduan CDC dimana pasien yang sudah tidak memiliki demam dalam waktu 24 jam tanpa menggunakan pereda demam, dan gejala lain seperti lelah maupun batuk sudah hilang, berdasarkan panduan CDC sudah bisa berkumpul dengan orang lain.
tulis komentar anda