Merokok Picu Kanker Usus Besar

Jum'at, 29 Januari 2021 - 09:01 WIB
Kanker usus besar di Indonesia menempati urutan nomor tiga. 70 persen faktor penyebabnya dipengaruhi lingkungan, termasuk kebiasaan makan dan merokok. Foto/Istimewa.
JAKARTA - Kanker kolorektal (KKR) atau kanker usus besar di Indonesia menempati urutan nomor tiga. Faktor penyebab KKR yaitu sekitar 70% kasus KKR dipengaruhi oleh faktor lingkungan termasuk kebiasaan makan, aktivitas fisik, merokok dan konsumsi alkohol.

Kanker kolorektal adalah keganasan yang berasal dari jaringan usus besar, terdiri dari kolon (bagian terpanjang dari usus besar) dan/atau rektum (bagian kecil terakhir dari usus besar sebelum anus).





Sekira 25% dari kasus KKR memiliki kecenderungan genetik, dan 5% dari pasien KKR memiliki faktor keturunan yang terkait dengannya perkembangannya. Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak di dunia dan penyebab kematian kedua terbanyak (terlepas dari gender) di Amerika Serikat.

Data WHO memperkirakan ada 1.849.518 kasus baru KKR dan 880.792 kematian terkait KKR pada tahun 2018. Secara global, kanker kolorektal merupakan jenis kanker ketiga paling banyak pada laki-laki, dan jenis kanker kedua paling banyak pada wanita.

Lebih dari 86% pasien yang didiagnosis dengan kanker kolorektal berusia kurang dari 50 tahun dan tanpa gejala. Secara keseluruhan risiko untuk mendapatkan kanker kolorektal adalah 1 dari 20 orang (5%).

Risiko penyakit cenderung lebih sedikit pada wanita dibandingkan pada pria. Kanker kolorektal dapat dibagi menjadi tiga klasifikasi pengobatan yaitu pengobatan pada kondisi lokal (awal), lokal lanjut (menengah) dan metastasis (lanjut).

“Kondisi lokal dan lokal lanjut ini didekati melalui tindakan operasi dilanjutkan dengan kemoterapi tambahan atau pada kanker rectum juga seringkali ditambahkan juga radioterapi atau penyinaran,” papar Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM, M.Epid, FINASIM, FACP, Konsultan Hematologi Onkologi Medik FKUI-RSCM pada Virtual Media Briefing.



Sedangkan pada kondisi metastasis, didekati melalui tindakan kemoterapi sebagai pengobatan utama. Operasi hanya dilakukan pada kondisi penyebaran kanker di satu lokasi dan tidak banyak, berukuran kecil serta bisa dioperasi atau hanya untuk membuat kantong penampung feses di sekitar perut dengan mengeluarkan kolon atau usus besar ke perut untuk mendiversi atau mengalihkan aliran kotoran ke kantong (kolostomi).
(tdy)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More