Virus Baru atau Lama Covid-19, Vaksin Tetap Berpengaruh pada Imunitas
Sabtu, 06 Februari 2021 - 01:28 WIB
Vaksinasi di Indonesia akan mencapai dampak optimal pada saat cakupannya 70% dari jumlah populasi di Indonesia. Menurut pemerintah, hal itu membutuhkan waktu kira-kira 15 bulan. Sebelum hal itu terjadi, masyarakat belum bisa mendapatkan manfaat langsung dari vaksinasi.
Penting untuk dipahami bahwa vaksin tidak akan menggantikan protokol kesehatan. Vaksinasi akan berjalan bersama-sama dengan protokol kesehatan. Meskipun nanti sudah divaksinasi, tetap menjalankan protokol kesehatan.
“Dan protokol kesehatan itu hanya bisa sukses kalau seluruh anggota masyarakat sadar dan berpartisipasi aktif,” ujar Dr. Hariadi.
Pandemi COVID-19 yang telah berlangsung selama hampir setahun di Indonesia telah mengakibatkan masyarakat jenuh, capek, dan bosan tinggal di rumah, sehingga banyak yang saat ini merasa terkekang dan tidak lagi mematuhi peraturan protokol kesehatan.
“Masyarakat merasa bahwa mereka harus tinggal di rumah karena dipaksa, sehingga banyak yang merasa terkekang dan akhirnya tidak lagi mematuhi protokol kesehatan,” kata Dr. Hariadi.
Pola pikir seperti itu mesti diubah. Memilih tinggal di rumah bukan karena dipaksa dan bukan hanya untuk kebaikan diri kita. Harus disadari bahwa ketika keluar rumah, kita tidak membahayakan teman yang di kantor, atau teman yang makan dan kumpul bersama kita.
“Tapi justru kita membahayakan nyawa orang yang selama ini paling dekat dengan kita dan paling rawan terpapar COVID-19, misalnya orang tua dan anak kita, ketika kita pulang ke rumah. Oleh sebab itu, tinggal di rumah seharusnya bukan lagi menjadi suatu keterpaksaan tetapi kewajiban,” pungkas Dr. Hariadi.
Penting untuk dipahami bahwa vaksin tidak akan menggantikan protokol kesehatan. Vaksinasi akan berjalan bersama-sama dengan protokol kesehatan. Meskipun nanti sudah divaksinasi, tetap menjalankan protokol kesehatan.
“Dan protokol kesehatan itu hanya bisa sukses kalau seluruh anggota masyarakat sadar dan berpartisipasi aktif,” ujar Dr. Hariadi.
Pandemi COVID-19 yang telah berlangsung selama hampir setahun di Indonesia telah mengakibatkan masyarakat jenuh, capek, dan bosan tinggal di rumah, sehingga banyak yang saat ini merasa terkekang dan tidak lagi mematuhi peraturan protokol kesehatan.
“Masyarakat merasa bahwa mereka harus tinggal di rumah karena dipaksa, sehingga banyak yang merasa terkekang dan akhirnya tidak lagi mematuhi protokol kesehatan,” kata Dr. Hariadi.
Pola pikir seperti itu mesti diubah. Memilih tinggal di rumah bukan karena dipaksa dan bukan hanya untuk kebaikan diri kita. Harus disadari bahwa ketika keluar rumah, kita tidak membahayakan teman yang di kantor, atau teman yang makan dan kumpul bersama kita.
“Tapi justru kita membahayakan nyawa orang yang selama ini paling dekat dengan kita dan paling rawan terpapar COVID-19, misalnya orang tua dan anak kita, ketika kita pulang ke rumah. Oleh sebab itu, tinggal di rumah seharusnya bukan lagi menjadi suatu keterpaksaan tetapi kewajiban,” pungkas Dr. Hariadi.
(tdy)
tulis komentar anda