Hari Perempuan Internasional, Kemen PPPA dan Kalbe Kolaborasi Tumbuhkan Semangat di Masa Pandemi
Senin, 08 Maret 2021 - 22:35 WIB
JAKARTA - Dalam peringatan Hari Perempuan Internasional, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ( Kemen PPPA ) bersama PT Kalbe Farma, Tbk. melalui brand Fatigon meresmikan kolaborasi dalam mendukung program “Perempuan Kebanggaan Indonesia, Perempuan Wirausaha”.
Kolaborasi tersebut juga didukung oleh UN Women, UNDP, Women's World Banking, dan dilakukan di 11 provinsi sebagai upaya pemberdayaan perempuan terutama di tengah kondisi ekonomi yang melemah akibat pandemi COVID-19. Ke-11 provinsi yang menjadi target sasaran merupakan provinsi mitra ekonomi Kemen PPPA, mencakup Jawa Tengah, NTB, DKI Jakarta, Sumatera Utara, Kep. Bangka Belitung, Aceh, Lampung, Sulawesi Utara, Kalimantan Tengah, Gorontalo, dan Papua Barat.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengatakan, pandemi COVID-19 telah memperberat ketimpangan yang dirasakan oleh perempuan. Tidak hanya mengakibatkan krisis kesehatan, pandemi juga mengguncang sektor ekonomi.
“Jika tidak ditangani dengan baik, krisis ekonomi dapat membawa dampak jangka panjang pada kehidupan perempuan. Oleh karena itu, peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan menjadi peluang bersama untuk dapat keluar dari situasi krisis yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19,” jelas Bintang dalam Konferensi Pers Virtual, Senin (8/3).
Menurutnya, bagi para perempuan, pemberdayaan ekonomi tidak hanya berfungsi sebagai sarana untuk memperoleh pendapatan semata, tetapi juga alat untuk memerdekakan diri dari jerat kekerasan serta diskriminasi yang mengikat mereka.
“Pemerintah turut memberikan perhatian khusus terhadap keberlangsungan UMKM di masa pandemi ini seperti program subsidi bunga, dukungan pembiayaan, dan juga penjaminan akan kembali dilanjutkan di tahun 2021,” jelasnya.
Presiden Komisaris PT Kalbe Farma, Tbk Bernadette Ruth Irawati Setiady memaparkan, saat ini pembatasan aktivitas masyarakat yang dilakukan untuk menekan penyebaran COVID-19 berpengaruh pada aktivitas bisnis yang kemudian berimbas pada perekonomian.
“Termasuk memengaruhi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), khususnya yang dikelola atau dimiliki oleh perempuan,” ucap Ira.
Ia menyebutkan bahwa program kewirausahaan yang akan dilakukan berupa pelatihan potensi pengembangan herbal/kerajinan batik, pengembangan basic skill untuk industri rumahan, pendampingan industri rumahan, dan pameran industri rumahan.
“Pelatihan ini akan menjangkau UMKM kelompok perempuan secara luas yang sejalan dengan prioritas Kemen PPPA periode kerja 2020-2024,” pungkas Ira.
Kolaborasi tersebut juga didukung oleh UN Women, UNDP, Women's World Banking, dan dilakukan di 11 provinsi sebagai upaya pemberdayaan perempuan terutama di tengah kondisi ekonomi yang melemah akibat pandemi COVID-19. Ke-11 provinsi yang menjadi target sasaran merupakan provinsi mitra ekonomi Kemen PPPA, mencakup Jawa Tengah, NTB, DKI Jakarta, Sumatera Utara, Kep. Bangka Belitung, Aceh, Lampung, Sulawesi Utara, Kalimantan Tengah, Gorontalo, dan Papua Barat.
Baca Juga
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengatakan, pandemi COVID-19 telah memperberat ketimpangan yang dirasakan oleh perempuan. Tidak hanya mengakibatkan krisis kesehatan, pandemi juga mengguncang sektor ekonomi.
“Jika tidak ditangani dengan baik, krisis ekonomi dapat membawa dampak jangka panjang pada kehidupan perempuan. Oleh karena itu, peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan menjadi peluang bersama untuk dapat keluar dari situasi krisis yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19,” jelas Bintang dalam Konferensi Pers Virtual, Senin (8/3).
Menurutnya, bagi para perempuan, pemberdayaan ekonomi tidak hanya berfungsi sebagai sarana untuk memperoleh pendapatan semata, tetapi juga alat untuk memerdekakan diri dari jerat kekerasan serta diskriminasi yang mengikat mereka.
“Pemerintah turut memberikan perhatian khusus terhadap keberlangsungan UMKM di masa pandemi ini seperti program subsidi bunga, dukungan pembiayaan, dan juga penjaminan akan kembali dilanjutkan di tahun 2021,” jelasnya.
Presiden Komisaris PT Kalbe Farma, Tbk Bernadette Ruth Irawati Setiady memaparkan, saat ini pembatasan aktivitas masyarakat yang dilakukan untuk menekan penyebaran COVID-19 berpengaruh pada aktivitas bisnis yang kemudian berimbas pada perekonomian.
“Termasuk memengaruhi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), khususnya yang dikelola atau dimiliki oleh perempuan,” ucap Ira.
Ia menyebutkan bahwa program kewirausahaan yang akan dilakukan berupa pelatihan potensi pengembangan herbal/kerajinan batik, pengembangan basic skill untuk industri rumahan, pendampingan industri rumahan, dan pameran industri rumahan.
“Pelatihan ini akan menjangkau UMKM kelompok perempuan secara luas yang sejalan dengan prioritas Kemen PPPA periode kerja 2020-2024,” pungkas Ira.
(tsa)
tulis komentar anda