Mitigasi Perubahan Iklim dengan Maksimalkan Potensi Air
Jum'at, 26 Maret 2021 - 01:12 WIB
Perubahan iklim sudah dikenal secara luas sebagai bencana besar jika tidak ditangani secara serius. Data World Bank (2018) on Climate Change and Health menunjukkan bahwa perubahan iklim bisa menyebabkan 100 juta orang berada dalam kemiskinan ekstrim pada 2030. Selain itu bencana-bencana alam terkait cuaca semakin meningkat sebesar 46% di periode 2007-2016 dan menyebabkan 60.000 kematian per tahun terutama di negara-negara berkembang.
Kepala Pusat Perubahan Iklim ITB, Prof. Ir. Djoko Santoso Abi Suroso PhD, mengatakan, pada laporan IPCC 2014 juga disebutkan bahwa perubahan iklim salah satunya dapat mengakibatkan intensifikasi atau peningkatan kejadian bencana hidrometeorologi seperti banjir, kekeringan, gerakan tanah (tanah longsor), angin puting beliung, abrasi, kenaikan muka air laut, dan wabah penyakit. Di Indonesia, data BNPB menunjukkan dari total 2.925 bencana yang terjadi 2020, sekitar 87% merupakan bencana hidrometeorologi yang semakin memperparah kesulitan hidup yang dirasakan masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
Menurut Djoko Santoso, upaya mitigasi perubahan iklim dari sektor energi yang harus dilakukan Indonesia terutama adalah melalui transisi sumber energi dari bahan bakar fosil dan batu bara menjadi sumber energi yang rendah emisi yang dikenal sebagai energi baru dan terbarukan (EBT). Selain itu juga melalui energi efisiensi dan juga energi bersih (gas bumi).
Kepala Pusat Perubahan Iklim ITB, Prof. Ir. Djoko Santoso Abi Suroso PhD, mengatakan, pada laporan IPCC 2014 juga disebutkan bahwa perubahan iklim salah satunya dapat mengakibatkan intensifikasi atau peningkatan kejadian bencana hidrometeorologi seperti banjir, kekeringan, gerakan tanah (tanah longsor), angin puting beliung, abrasi, kenaikan muka air laut, dan wabah penyakit. Di Indonesia, data BNPB menunjukkan dari total 2.925 bencana yang terjadi 2020, sekitar 87% merupakan bencana hidrometeorologi yang semakin memperparah kesulitan hidup yang dirasakan masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
Menurut Djoko Santoso, upaya mitigasi perubahan iklim dari sektor energi yang harus dilakukan Indonesia terutama adalah melalui transisi sumber energi dari bahan bakar fosil dan batu bara menjadi sumber energi yang rendah emisi yang dikenal sebagai energi baru dan terbarukan (EBT). Selain itu juga melalui energi efisiensi dan juga energi bersih (gas bumi).
(nug)
tulis komentar anda