Banyak Manfaat, Vaksinasi Miliki Peranan yang Sangat Penting
Jum'at, 16 April 2021 - 22:10 WIB
JAKARTA - Indonesia masih dihadapkan pada pandemi Covid-19 yang masih terjadi hingga saat ini. Berbagai langkah pencegahan pun telah dilakukan oleh pemerintah dengan terus menggalakkan kampanye 3M yaitu mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker.
Selain itu, pemerintah sudah melaksanakan pemberian vaksinasi bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan data cakupan vaksinasi Kementerian Kesehatan , hingga 11 April 2021 tercatat sebanyak 15,1 juta dosis vaksin Covid-19 telah disuntikan, baik untuk dosis pertama dan dosis kedua. Saat ini kapasitas penyuntikan dosis per hari mencapai 500 ribu kali dan Indonesia berada di posisi ke-8 dari 60 negara yang sedang melangsungkan vaksinasi Covid-19.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof. dr., Amin Soebandrio. Ph.D, Sp.MK, mengatakan bahwa vaksin ini merupakan hal yang penting karena memiliki banyak manfaat, yaitu melindungi orang yang divaksin, mengurangi mortalitas, mencegah kematian, hingga mencegah manusia menjadi sumber penyebaran virus .
"Vaksinasi pada akhirnya diharapkan dapat memotong penyebaran penyakit Covid-19, berbagai jenis vaksin yang diproduksi di seluruh dunia termasuk ditemukannya varian-varian virus baru baik di luar negeri maupun di Indonesia. Maka dari itu, penerapan protokol kesehatan akan sangat relevan bukan saja bagi mereka yang belum divaksinasi, tetapi juga bagi masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi," ujar Prof Amin dalam webinar kuliah umum Swiss German University, baru-baru ini.
Sementara itu, mengenai vaksin nusantara yang masih jadi pro-kontra di mana ada beberapa tokoh publik yang menjadi relawan hingga Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang menyatakan belum mengizinkan adanya uji klinis.
"Vaksin nusantara berbasis sel dendritik, diambil dari tubuhnya orang yang bersangkutan lalu diproses, di-load dengan antigen dan disuntikkan kembali dengan orang yang sama," terang Prof Amin.
Dia menjelaskan bahwa vaksin jenis ini tidak boleh sembarangan diberikan kepada orang lain karena jika diberikan kepada orang lain akan ada reaksi graft versus house disease dan vaksin ini sifatnya sangat individual.
"Begitu dimasukkan ke tubuh orang lain akan terjadi penolakan karena sifatnya individual, mungkin bisa bangkitkan respons imun tapi tidak untuk dipakai secara massal," ungkap Prof Amin.
Selain itu, pemerintah sudah melaksanakan pemberian vaksinasi bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan data cakupan vaksinasi Kementerian Kesehatan , hingga 11 April 2021 tercatat sebanyak 15,1 juta dosis vaksin Covid-19 telah disuntikan, baik untuk dosis pertama dan dosis kedua. Saat ini kapasitas penyuntikan dosis per hari mencapai 500 ribu kali dan Indonesia berada di posisi ke-8 dari 60 negara yang sedang melangsungkan vaksinasi Covid-19.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof. dr., Amin Soebandrio. Ph.D, Sp.MK, mengatakan bahwa vaksin ini merupakan hal yang penting karena memiliki banyak manfaat, yaitu melindungi orang yang divaksin, mengurangi mortalitas, mencegah kematian, hingga mencegah manusia menjadi sumber penyebaran virus .
"Vaksinasi pada akhirnya diharapkan dapat memotong penyebaran penyakit Covid-19, berbagai jenis vaksin yang diproduksi di seluruh dunia termasuk ditemukannya varian-varian virus baru baik di luar negeri maupun di Indonesia. Maka dari itu, penerapan protokol kesehatan akan sangat relevan bukan saja bagi mereka yang belum divaksinasi, tetapi juga bagi masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi," ujar Prof Amin dalam webinar kuliah umum Swiss German University, baru-baru ini.
Sementara itu, mengenai vaksin nusantara yang masih jadi pro-kontra di mana ada beberapa tokoh publik yang menjadi relawan hingga Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang menyatakan belum mengizinkan adanya uji klinis.
"Vaksin nusantara berbasis sel dendritik, diambil dari tubuhnya orang yang bersangkutan lalu diproses, di-load dengan antigen dan disuntikkan kembali dengan orang yang sama," terang Prof Amin.
Dia menjelaskan bahwa vaksin jenis ini tidak boleh sembarangan diberikan kepada orang lain karena jika diberikan kepada orang lain akan ada reaksi graft versus house disease dan vaksin ini sifatnya sangat individual.
Baca Juga
"Begitu dimasukkan ke tubuh orang lain akan terjadi penolakan karena sifatnya individual, mungkin bisa bangkitkan respons imun tapi tidak untuk dipakai secara massal," ungkap Prof Amin.
(nug)
Lihat Juga :
tulis komentar anda