Fashion Show Modest Virtual ala Raya Stream Fest
Kamis, 21 Mei 2020 - 15:20 WIB
Inspirasi dari keramik Iznik yang merupakan mahakarya seni perpaduan antara motif tradisional Ottoman, Arabesque, dan motif keramik Ming asal China, menjadi alasan dominasi warna biru dalam koleksi tersebut.
“Koleksi ini memadukan susunan motif yang memberi kesan modern. Nuansa biru diwujudkan dalam rancangan busana wanita serbapanjang seperti kaftan, outerwear, jaket panjang, tunik, celana bell-bottom, legging, dan scarf,” sebut Ghea.
Demi melengkapi kebutuhan fashion keluarga, koleksi "Tales of Tiles" juga dirancang khusus untuk anak-anak melalui label Ghea Kids, dan untuk laki-laki dalam seri kemeja. Potongan sederhana dan penggunaan bahan chiffon, jersey, dan katun yang nyaman menjadikan koleksi ini tepat dipilih untuk merayakan Lebaran bersama keluarga.
“Saya tetap menghadirkan koleksi kaftan putih yang sudah menjadi ciri khas saya. Koleksi ini dirancang dengan potongan yang elegan dan dihiasi aplikasi bordir serta print emas berornamen motif songket Palembang, gending Sumatera, dan baroque Jawa,” papar Ghea.
Bukan hanya Ghea, label Kami juga memamerkan koleksinya di "Raya Stream Fest 2020". Kami menampilkan koleksi bertajuk "Jana". Koleksi ini terinspirasi dari Pojagi, teknik quilting tradisional Korea berusia 2.000 tahun yang menggabungkan beberapa jenis kain seperti sutra dan rami, yang kemudian dijahit menjadi satu kain utuh.
“Sejarah Korea menyebutkan, semua kalangan masyarakat memanfaatkan kain tersebut untuk membungkus hadiah istimewa yang menandakan bahwa pemberi dan penerima sama-sama menghargai hubungan mereka,” ujar Nadya Karina, Co-Founder Kami. ( )
Nadya menuturkan, koleksi "Jana" menonjolkan warna-warna earth tone yang menjadi ciri khasnya yakni hijau tua, cokelat, kuning mustar, serta nuansa terracotta. Koleksi ini tersedia dalam model pakaian sarimbit yang cocok menjadi pakaian Lebaran keluarga. Pilihan modelnya ada sembilan look, mulai tunik, kimono wrap & long outerwear, dan dress untuk wanita, baju koko untuk pria dan anak, serta dress untuk anak.
“Kami menggunakan teknik pleats yang diaplikasikan pada bagian tertentu seperti lengan dan hem tunik, sehingga memberikan kesan playful sekaligus elegan,” ujar Nadya.
Elemen bunga serta tulisan kuno menghiasi motif pada koleksi pakaian perempuan dan anak. Kedua elemen tersebut mengingatkan kembali pada seni dan budaya Korea, asal inspirasi Pojagi. Sementara untuk koleksi baju koko laki-laki dan anak, hadir dalam nuansa warna yang sama namun tanpa elemen bunga.
Lihat Juga: Ekspor Masih Tertinggal Jauh, Sandiaga Uno Belum Yakin Indonesia Bisa Jadi Pusat Fesyen Modest Dunia
“Koleksi ini memadukan susunan motif yang memberi kesan modern. Nuansa biru diwujudkan dalam rancangan busana wanita serbapanjang seperti kaftan, outerwear, jaket panjang, tunik, celana bell-bottom, legging, dan scarf,” sebut Ghea.
Demi melengkapi kebutuhan fashion keluarga, koleksi "Tales of Tiles" juga dirancang khusus untuk anak-anak melalui label Ghea Kids, dan untuk laki-laki dalam seri kemeja. Potongan sederhana dan penggunaan bahan chiffon, jersey, dan katun yang nyaman menjadikan koleksi ini tepat dipilih untuk merayakan Lebaran bersama keluarga.
“Saya tetap menghadirkan koleksi kaftan putih yang sudah menjadi ciri khas saya. Koleksi ini dirancang dengan potongan yang elegan dan dihiasi aplikasi bordir serta print emas berornamen motif songket Palembang, gending Sumatera, dan baroque Jawa,” papar Ghea.
Bukan hanya Ghea, label Kami juga memamerkan koleksinya di "Raya Stream Fest 2020". Kami menampilkan koleksi bertajuk "Jana". Koleksi ini terinspirasi dari Pojagi, teknik quilting tradisional Korea berusia 2.000 tahun yang menggabungkan beberapa jenis kain seperti sutra dan rami, yang kemudian dijahit menjadi satu kain utuh.
“Sejarah Korea menyebutkan, semua kalangan masyarakat memanfaatkan kain tersebut untuk membungkus hadiah istimewa yang menandakan bahwa pemberi dan penerima sama-sama menghargai hubungan mereka,” ujar Nadya Karina, Co-Founder Kami. ( )
Nadya menuturkan, koleksi "Jana" menonjolkan warna-warna earth tone yang menjadi ciri khasnya yakni hijau tua, cokelat, kuning mustar, serta nuansa terracotta. Koleksi ini tersedia dalam model pakaian sarimbit yang cocok menjadi pakaian Lebaran keluarga. Pilihan modelnya ada sembilan look, mulai tunik, kimono wrap & long outerwear, dan dress untuk wanita, baju koko untuk pria dan anak, serta dress untuk anak.
“Kami menggunakan teknik pleats yang diaplikasikan pada bagian tertentu seperti lengan dan hem tunik, sehingga memberikan kesan playful sekaligus elegan,” ujar Nadya.
Elemen bunga serta tulisan kuno menghiasi motif pada koleksi pakaian perempuan dan anak. Kedua elemen tersebut mengingatkan kembali pada seni dan budaya Korea, asal inspirasi Pojagi. Sementara untuk koleksi baju koko laki-laki dan anak, hadir dalam nuansa warna yang sama namun tanpa elemen bunga.
Lihat Juga: Ekspor Masih Tertinggal Jauh, Sandiaga Uno Belum Yakin Indonesia Bisa Jadi Pusat Fesyen Modest Dunia
(tsa)
tulis komentar anda