Hari Kartini, Anne Avantie dan Yayasan Pendidikan Astra Gelorakan Semangat Bangun Negeri
Rabu, 21 April 2021 - 19:46 WIB
JAKARTA - Bertepatan dengan Hari Kartini, Yayasan Pendidikan Astra-Michael D. Ruslim (YPA-MDR) menyelenggarakan webinar bertajuk “Inspirasi Kartini Membangun Negeri”. Kegiatan ini diharapkan mampu membangun motivasi generasi bangsa untuk berperan aktif membangun negeri sekaligus menginspirasi setiap insan Indonesia.
Webinar tersebut menghadirkan Perancang Busana dan Pelaku Industri Kreatif Anne Avantie sebagai pembicara. Anne didapuk untuk memberikan contoh positif, khususnya dalam hal mengembangkan kreativitas di dunia rancang busana.
“Menjadi suatu kehormatan bagi YPA-MDR dengan hadirnya Bunda Anne Avanti sebagai tokoh perempuan Indonesia yang tidak asing lagi di dunia fashion. Mau berbagi kepada kita semua atas peran beliau sebagai Kartini masa kini untuk turut serta membangun negeri," kata Ketua Pengurus YPA-MDR Herawati Prasetyo melalui siaran pers, Rabu (21/4).
Menurut Herawati, Anne Avanti yang dikenal di dalam maupun luar negeri melalui masterpiece karya busananya, diharapkan dapat memberikan wawasan dan contoh kepada peserta webinar. Juga menginspirasi kaum perempuan masa kini, khususnya generasi muda, agar melakukan apa yang diwariskan oleh Kartini melalui perjuangannya.
Sementara itu, di ranah pendidikan, YPA-MDR yang didirikan oleh PT. Astra International Tbk telah berkontribusi meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia di wilayah prasejahtera sejak 2006. Kontribusi tersebut dilakukan dengan program-program pembinaan yang adaptif, inovatif, dan impactful, berbasis pada empat pilar pola pembinaan yaitu akademik, seni budaya, karakter, dan kecakapan hidup.
Khusus untuk pilar kecakapan hidup, ini adalah program yang diselenggarakan dengan basis kearifan lokal. Seni atau budaya batik yang ada di wilayah binaan, yaitu Gedangsari di Gunungkidul dan Pandak di Bantul sejak 2007, telah diterapkan sebagai kegiatan untuk menanamkan cinta seni batik melalui kegiatan ekstra kurikuler di sekolah. Seni batik bahkan saat ini telah ditetapkan oleh pemerintah setempat untuk dijadikan mata pelajaran muatan lokal.
Mengembangkan batik yang dibuat para siswa menjadi penting dan strategis dalam upaya pelestarian budaya ataupun kearifan lokal dalam hal menyiapkan regenerasi pembatik di daerah Gunungkidul dan Bantul khususnya, dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada umumnya.
"Dalam hal ini, YPA-MDR sedang merintis dan menyiapkan program ikonik yang kami sebut “Komunitas Pembatik Cilik” untuk menjadi cikal bakal terbentuknya “Kampung Pembatik Cilik”," kata Herawati.
Untuk lebih memberikan nilai tambah pada karya batik buatan para pembatik cilik tersebut, YPA-MDR bersama Smart Indana Parama pimpinan Prof. DR. Intiyas Utami, juga telah mengadakan program “Creative Marketing Challenge”. Yaitu kegiatan di kampus yang melibatkan tiga universitas dengan total peserta 120 orang. Para mahasiswa yang terlibat diberikan kegiatan yang menantang untuk berkreasi dan berinovasi menciptakan karya busana berbahan batik hasil karya para siswa binaan.
Webinar tersebut menghadirkan Perancang Busana dan Pelaku Industri Kreatif Anne Avantie sebagai pembicara. Anne didapuk untuk memberikan contoh positif, khususnya dalam hal mengembangkan kreativitas di dunia rancang busana.
“Menjadi suatu kehormatan bagi YPA-MDR dengan hadirnya Bunda Anne Avanti sebagai tokoh perempuan Indonesia yang tidak asing lagi di dunia fashion. Mau berbagi kepada kita semua atas peran beliau sebagai Kartini masa kini untuk turut serta membangun negeri," kata Ketua Pengurus YPA-MDR Herawati Prasetyo melalui siaran pers, Rabu (21/4).
Menurut Herawati, Anne Avanti yang dikenal di dalam maupun luar negeri melalui masterpiece karya busananya, diharapkan dapat memberikan wawasan dan contoh kepada peserta webinar. Juga menginspirasi kaum perempuan masa kini, khususnya generasi muda, agar melakukan apa yang diwariskan oleh Kartini melalui perjuangannya.
Sementara itu, di ranah pendidikan, YPA-MDR yang didirikan oleh PT. Astra International Tbk telah berkontribusi meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia di wilayah prasejahtera sejak 2006. Kontribusi tersebut dilakukan dengan program-program pembinaan yang adaptif, inovatif, dan impactful, berbasis pada empat pilar pola pembinaan yaitu akademik, seni budaya, karakter, dan kecakapan hidup.
Khusus untuk pilar kecakapan hidup, ini adalah program yang diselenggarakan dengan basis kearifan lokal. Seni atau budaya batik yang ada di wilayah binaan, yaitu Gedangsari di Gunungkidul dan Pandak di Bantul sejak 2007, telah diterapkan sebagai kegiatan untuk menanamkan cinta seni batik melalui kegiatan ekstra kurikuler di sekolah. Seni batik bahkan saat ini telah ditetapkan oleh pemerintah setempat untuk dijadikan mata pelajaran muatan lokal.
Mengembangkan batik yang dibuat para siswa menjadi penting dan strategis dalam upaya pelestarian budaya ataupun kearifan lokal dalam hal menyiapkan regenerasi pembatik di daerah Gunungkidul dan Bantul khususnya, dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada umumnya.
"Dalam hal ini, YPA-MDR sedang merintis dan menyiapkan program ikonik yang kami sebut “Komunitas Pembatik Cilik” untuk menjadi cikal bakal terbentuknya “Kampung Pembatik Cilik”," kata Herawati.
Untuk lebih memberikan nilai tambah pada karya batik buatan para pembatik cilik tersebut, YPA-MDR bersama Smart Indana Parama pimpinan Prof. DR. Intiyas Utami, juga telah mengadakan program “Creative Marketing Challenge”. Yaitu kegiatan di kampus yang melibatkan tiga universitas dengan total peserta 120 orang. Para mahasiswa yang terlibat diberikan kegiatan yang menantang untuk berkreasi dan berinovasi menciptakan karya busana berbahan batik hasil karya para siswa binaan.
(tsa)
Lihat Juga :
tulis komentar anda