Apabila Tidak Dikendalikan, Penularan Covid-19 Dikhawatirkan Meningkat Selama Lebaran
Kamis, 06 Mei 2021 - 23:37 WIB
JAKARTA - Pada akhir pekan April 2021, terpantau terjadi perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia . Berdasarkan data yang dihimpun, faktor utamanya kelalaian menegakkan protokol kesehatan di beberapa tempat umum sehingga menciptakan klaster penularan baru seperti di perkantoran, klaster salat tarawih, takziah, dan mudik ke kampung halaman.
Angka penularan yang menurun dari Februari hingga Maret 2021 dikhawatirkan berbalik meningkat apabila tidak kita kendalikan.
"Kita melihat kasus konfirmasi positif Covid-19 meningkat. Kita melihat juga sampai minggu keempat April 2021 kematian akibat Covid-19 juga meningkat, ada juga peningkatan kasus yang dirawat di rumah sakit," terang Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid, dalam Dialog Produktif bertema Waspada Peningkatan Klaster Baru, yang diselenggarakan KPCPEN dan ditayangkan FMB9ID_IKP, beberapa waktu lalu.
Kondisi tersebut perlu dikhawatirkan, apalagi pada akhir Ramadhan masyarakat Indonesia memiliki tradisi mudik setiap tahun. "Kita bisa melihat masyarakat masih ada yang mulai mudik terlebih dulu. Padahal kalau berkaca kejadian di India, melonggarnya protokol kesehatan, terutama pada perayaan keagamaan menyebabkan terjadinya ledakan kasus yang cukup besar," papar dr. Nadia.
Dia menegaskan jangan sampai kita menjadi sumber penularan atau korban penularan dari orang lain. "Sehingga menyambut Idul Fitri nanti kita harus perketat protokol kesehatan demi terhindar dari kesakitan dan kematian," imbuhnya.
Sementara itu, Indonesia juga masih perlu melakukan proses panjang dalam membentuk herd immunity bagi 181,5 juta penduduknya. Program vaksinasi pemerintah yang menyentuh angka 20,4 juta pada 3 Mei lalu masih belum saatnya untuk dirayakan atau memberikan rasa aman berlebihan kepada masyarakat sehingga mengabaikan protokol kesehatan.
"Euforia vaksinasi terus kita tekan, dan selalu kita informasikan kepada setiap orang yang divaksinasi bahwa kita masih dalam masa pandemi, sehingga vaksinasi saja tidak cukup memberikan perlindungan. Tentunya harus melaksanakan protokol kesehatan," kata dr. Nadia.
Anggota Satgas Penanganan Covid-19 Subbidang Mitigasi, dr. Fala Adinda juga mengingatkan bahwa pandemi ini masih terus berjalan. Terlebih lagi dengan adanya mutasi virus baru, jangan sampai kita mengikuti negara tetangga yang sudah memasuki gelombang ketiga, dan diikuti dengan kasus baru yang melonjak.
"Longgarnya protokol kesehatan yang terjadi di sekeliling kita sebenarnya menjadi semacam lampu merah. Walaupun sudah ada program vaksinasi jangan sampai protokol kesehatan ini menjadi longgar," ungkap dr. Fala.
Untuk itu semua elemen bangsa terus menerus mengingatkan sesamanya agar tidak jenuh dengan kondisi saat ini. "Kita harus kembali lagi kepada individu masing-masing. Maukah terus menjalankan protokol kesehatan, jangan terlena dengan penurunan curva atau kejenuhan karena pandemi sudah berjalan lebih dari satu tahun," papar dr. Fala.
Baca Juga
Angka penularan yang menurun dari Februari hingga Maret 2021 dikhawatirkan berbalik meningkat apabila tidak kita kendalikan.
"Kita melihat kasus konfirmasi positif Covid-19 meningkat. Kita melihat juga sampai minggu keempat April 2021 kematian akibat Covid-19 juga meningkat, ada juga peningkatan kasus yang dirawat di rumah sakit," terang Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid, dalam Dialog Produktif bertema Waspada Peningkatan Klaster Baru, yang diselenggarakan KPCPEN dan ditayangkan FMB9ID_IKP, beberapa waktu lalu.
Kondisi tersebut perlu dikhawatirkan, apalagi pada akhir Ramadhan masyarakat Indonesia memiliki tradisi mudik setiap tahun. "Kita bisa melihat masyarakat masih ada yang mulai mudik terlebih dulu. Padahal kalau berkaca kejadian di India, melonggarnya protokol kesehatan, terutama pada perayaan keagamaan menyebabkan terjadinya ledakan kasus yang cukup besar," papar dr. Nadia.
Dia menegaskan jangan sampai kita menjadi sumber penularan atau korban penularan dari orang lain. "Sehingga menyambut Idul Fitri nanti kita harus perketat protokol kesehatan demi terhindar dari kesakitan dan kematian," imbuhnya.
Sementara itu, Indonesia juga masih perlu melakukan proses panjang dalam membentuk herd immunity bagi 181,5 juta penduduknya. Program vaksinasi pemerintah yang menyentuh angka 20,4 juta pada 3 Mei lalu masih belum saatnya untuk dirayakan atau memberikan rasa aman berlebihan kepada masyarakat sehingga mengabaikan protokol kesehatan.
"Euforia vaksinasi terus kita tekan, dan selalu kita informasikan kepada setiap orang yang divaksinasi bahwa kita masih dalam masa pandemi, sehingga vaksinasi saja tidak cukup memberikan perlindungan. Tentunya harus melaksanakan protokol kesehatan," kata dr. Nadia.
Anggota Satgas Penanganan Covid-19 Subbidang Mitigasi, dr. Fala Adinda juga mengingatkan bahwa pandemi ini masih terus berjalan. Terlebih lagi dengan adanya mutasi virus baru, jangan sampai kita mengikuti negara tetangga yang sudah memasuki gelombang ketiga, dan diikuti dengan kasus baru yang melonjak.
"Longgarnya protokol kesehatan yang terjadi di sekeliling kita sebenarnya menjadi semacam lampu merah. Walaupun sudah ada program vaksinasi jangan sampai protokol kesehatan ini menjadi longgar," ungkap dr. Fala.
Untuk itu semua elemen bangsa terus menerus mengingatkan sesamanya agar tidak jenuh dengan kondisi saat ini. "Kita harus kembali lagi kepada individu masing-masing. Maukah terus menjalankan protokol kesehatan, jangan terlena dengan penurunan curva atau kejenuhan karena pandemi sudah berjalan lebih dari satu tahun," papar dr. Fala.
(nug)
tulis komentar anda