Laboratorium Covid-19 di Gaza Hancur karena Serangan Udara Israel
Kamis, 20 Mei 2021 - 02:15 WIB
JAKARTA - Laboratorium pemeriksaan Covid-19 di Gaza , Klinik Al-Rimal diserang lewat udara oleh Israel pada Senin (17/5). Akibatnya, laboratorium satu-satunya tersebut tidak lagi bisa beroperasi.
Tak hanya satu-satunya lab Covid-19 yang dihancurkan, menurut laporan The Straits Times, serangan Israel itu juga memberi dampak pada Kementerian Kesehatan Gaza dan kantor Bulan Sabit Merah Qatar kata para pejabat.
Parahnya lagi, akibat kejadian tersebut dilaporkan banyak petugas medis yang terluka. Tak hanya luka ringan, banyak dari korban yang kini sedang kritis.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf Qidra, mengatakan bahwa serangan Israel itu mengancam secara langsung upaya Kementerian Kesehatan dalam menghadapi pandemi Covid-19 di Gaza.
"Serangan itu menghentikan tes skrining Covid-19 karena satu-satunya lab yang kami punya kini hancur," kata Qidra dilansir dari The Straits Times, Rabu (19/5).
Sebelum serangan, pemerintah Gaza bisa menguji sampel Covid-19 rata-rata 1.600 sampel per hari. Laporan menjelaskan bahwa tingkat tes positif di Gaza termasuk yang tinggi di dunia dengan 28%. Selain itu, rumah sakit banyak dipenuhi pasien Covid-19 di Gaza.
Gaza sendiri hingga sekarang sudah mendapat 122.000 dosis vaksin Covid-19 . Menurut keterangan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) , hampir setengah dari dosis vaksin yang dimiliki pemerintah Gaza belum didistribusikan ke masyarakat.
"Sebanyak 103.000 warga Gaza dinyatakan positif Covid-19, 930 di antaranya meninggal dunia," terang WHO.
Tak hanya satu-satunya lab Covid-19 yang dihancurkan, menurut laporan The Straits Times, serangan Israel itu juga memberi dampak pada Kementerian Kesehatan Gaza dan kantor Bulan Sabit Merah Qatar kata para pejabat.
Parahnya lagi, akibat kejadian tersebut dilaporkan banyak petugas medis yang terluka. Tak hanya luka ringan, banyak dari korban yang kini sedang kritis.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf Qidra, mengatakan bahwa serangan Israel itu mengancam secara langsung upaya Kementerian Kesehatan dalam menghadapi pandemi Covid-19 di Gaza.
"Serangan itu menghentikan tes skrining Covid-19 karena satu-satunya lab yang kami punya kini hancur," kata Qidra dilansir dari The Straits Times, Rabu (19/5).
Sebelum serangan, pemerintah Gaza bisa menguji sampel Covid-19 rata-rata 1.600 sampel per hari. Laporan menjelaskan bahwa tingkat tes positif di Gaza termasuk yang tinggi di dunia dengan 28%. Selain itu, rumah sakit banyak dipenuhi pasien Covid-19 di Gaza.
Gaza sendiri hingga sekarang sudah mendapat 122.000 dosis vaksin Covid-19 . Menurut keterangan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) , hampir setengah dari dosis vaksin yang dimiliki pemerintah Gaza belum didistribusikan ke masyarakat.
"Sebanyak 103.000 warga Gaza dinyatakan positif Covid-19, 930 di antaranya meninggal dunia," terang WHO.
(dra)
Lihat Juga :
tulis komentar anda